AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – 1 Sam 2:35
Tuhan bersabda, “seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku. Ia setia pada-Ku dan bertindak Menurut maksud dan keinginan-Ku.”
PENGANTAR:
Mempelajari hukum dan segala yang berkaitan dengan itu selalu menjadi perhatian Alfonsus. Ia seorang ahli hukum yang cakap di pengadilan Napoli. Perhatian akan hukum tak pernah dilepaskannya, ketika ia menjadi imam. Di dalam Gereja yang akibat Yansenisme menjadi kaku dan statis, dibawanya dinamika dan cinta kasih Injil. Ia mendirikan pula Kongregasi Redemptoris. Kelak ia menjadi uskup dekat Napoli.
DOA PEMBUKA:
Marilah berdoa: Allah Bapa, penyelamat umat manusia, Engkau selalu membangkitkan tokoh-tokoh agung untuk menyegarkan semangat Gereja-Mu. Semoga kami mengikuti jejak Santo Alfonsus Maria dan giat mengusahakan keselamatan sesama, supaya kami pantas memperoleh ganjaran di surga. Demi Yesus Kristus, …
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Keluaran 33:7-11;34:5b-9.28
“Tuhan bersabda kepada Musa dengan berhadapan muka.”
Waktu Israel ada di padang gurun Musa mengambil sebuah kemah dan membentangkannya jauh di luar perkemahan. Kemah itu diberi nama Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari Tuhan, pergi ke Kemah Pertemuan itu di luar perkemahan. Apabila Musa pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah itu. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, maka turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah lalu berbicaralah Tuhan dengan Musa di sana. Setelah seluruh bangsa melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya. Dan Tuhan berbicara dengan Musa dengan berhadapan muka seperti orang yang berbicara dengan temannya. Kemudian kembalilah Musa ke perkemahan. Tetapi Yosua bin Nun, hambanya, orang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu. Pada suatu hari, pagi-pagi benar, Musa naik ke Gunung Sinai. Ia menyerukan nama Tuhan. Tuhan lewat di depan Musa sambil berseru, “Tuhan adalah Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya; rahmat dan kesetiaan-Nya berlimpah-limpah. Ia meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, Ia mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa. Tetapi orang yang bersalah tidak sekali-kali Ia bebaskan dari hukuman. Dan kesalahan bapa akan dibalaskan-Nya kepada anak-anak dan cucunya, sampai keturunan yang ketiga dan keempat.” Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah, serta berkata, “Jikalau aku mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami. Sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang berkeras kepala, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami. Ambillah kami menjadi milik-Mu.” Musa berada di sana bersama-sama Tuhan empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tanpa makan roti dan tanpa minum air. Dan seluruh perjanjian, yakni kesepuluh sabda, dituliskannya pada loh batu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 103:6-7.8-9.10-11.12-13
Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang
-
Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
-
Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
-
Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan, atas orang-orang yang takut akan Dia!
-
Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya
S : Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 13:36-43
“Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.”
Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, “Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Yesus menjawab, “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Valentinus Teja Anthara SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Maria. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria
Pendengar Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya Romo Valentinus Teja Anthara scj dari Komunitas SCJ, Seminari Menengah St. Paulus – Palembang, – Indonesia, dalam Resi – renungan singkat – dehonian edisi hari Selasa – tanggal satu –– Agustus tahun dua ribu dua puluh tiga – hari biasa pekan ke enam belas, bersamaan peringatan wajib St. Alfonsus de Liguori.
Sahabat Resi yang terkasih. Rasanya para murid tidak puas, bahkan belum mengerti jelas akan makna perumpaan yang telah Yesus ajarkan kepada murid-muridnya. Maka setelah sampai dirumah mereka meminta Yesus menjelaskan arti dari perumpaan itu secara tersendiri. Dapat kita bayangkan dan rasakan kesabaran Yesus yang luar biasa. Para murid itu kadang masih lamban dalam mengerti ajaran Gurunya. Mereka ini masih sering bertanya lagi tentang ajaran-ajaran yang telah disampaikanNya. Namun Tuhan Yesus tetap bersabar dan menjelaskan ulang.
Dalam Injil ini Matius, Yesus menjelaskan kepada rasul dan kita apa arti dan perumpaan ilalang dipadang. Dan juga apa yang akan terjadi pada akhir jaman, pada pengadilan terakhir terhadap gandum dan ilalang itu. Orang yang menabur benih yang baik di ladang adalah Kristus sendiri. Ia yang mewartakan pertobatan dan Kerajaan Allah di dunia, sehingga setiap orang dapat mendengarkan-Nya. Namun, ketika semua orang tertidur, musuh atau iblis menaburkan benih lalang atau anak-anak si jahat.
Sahabat yang terkasih. Pada hari akhirnya, orang-orang baik (gandum) akan dipisahkan dari orang-orang yang tidak baik (lalang). Orang-orang yang baik akan berbahagia bersama Allah. Mereka itu akan bercahaya seperti matahari. Sedangkan orang-orang jahat akan disatukan dan dicampakkan dalam api neraka, di sana akan ada ratapan dan kertakan gigi. Dan inilah inti dari pengajaran itu; “Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka”. Lalu Yesus menyerukan perintahNya; “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar”.
Dengan gambaran itu, Matius mengajak kita semua, yang masih hidup di dunia ini, untuk membuka hati pada benih yang ditanam oleh Tuhan. Kita diajak untuk bertobat dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita diajak untuk membuka telinga hati kita untuk menerima firman Tuhan dan hidup sesuai dengan firman itu.
Dan melalui perumpamaan ini, Tuhan juga mengajak dan mengajarkan kepada kita suatu ‘sikap’ dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Sikap itu ialah bersabar dan tekun berjuang. Kita ibarat gandum yang ditaburkan Tuhan di ladang-Nya. Binih itu selalu yang paling utama, the best, berasal dari Kristus, tetapi bila kita lalai dan tidak merawatnya akan ditaburi ilalang oleh si jahat. Kita diminta berfokus pada pertumbuhan kebaikan di dunia ini agar bisa menghasilkan buah melimpah saat musim menuai tiba. Kita yang betelinga ini terus tekun mendengarnya dan menjalankan firman Tuhan.
Sahabat yang terkasih. Kita harus selalu sadar bahwa realitas saat ini tidak mudah untuk dimengerti. Kita mendapat kesulitan untuk membedakan mana orang yang baik dan orang jahat. Itulah sebabnya sampai Kristus datang, para penyesat dan pembuat kejahatan dibiarkan hidup bersama orang-orang benar. Kita harus kuat, tabah dan bertahan membiarkan ilalang itu tumbuh bersama dengan gandum sampai tiba menuai.
Maka kita harus bersiap-siaga dan jaga-jaga mendengarkan firman. Dan kita sebagai benih gandum yang baik dan terus tumbuh dengan kesetiaan dan iman untuk membangun pribadi yang dikuduskan karena Baptis dan Ekaristi. Sebagai umat yang telah disucikan, kita selalu bersyukuri atas karunia Gereja Katolik yang telah diberikan oleh Kristus untuk menjaga kita semua. Dan semoga Hati Kudus Yesus menjadi teladan dan sumber kesucian kita. Amin.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa, sumber segala cinta kasih, kobarkanlah kiranya hati kami dengan api cinta kasih Roh Kudus. Engkau sudah melimpahkannya kepada Santo Alfonsus, sehingga ia merayakan Ekaristi ini dengan setia dan menyerahkan diri sebagai kurban suci kepada-Mu. Demi Yesus Kristus, …
ANTIFON KOMUNI – Yoh 10:10
Aku datang supaya mereka memiliki hidup, bahkan hidup berlimpah-limpah.
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa yang patut dipuji, Engkau sudah memberi kami Santo Alfonsus Maria sebagai pembagi dan bentara misteri penyelamatan-Mu. Semoga umat-Mu sering menerima santapan suci, dan tak henti-hentinya memuji Engkau. Demi Yesus Kristus, ….
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Resi-Selasa 01 Agustus 2023 oleh Rm. V. Teja Anthara SCJ dari Komunitas SCJ Seminari St. Paulus Palembang IndonesiaUnduh
Santo Alfonsus Maria de Liguori
(Pendiri Kongregasi Redemptoris – Uskup dan Pujangga Gereja)
Alfonsus dilahirkan dalam lingkungan keluarga bangsawan di Naples Italia pada tahun 1696. Ia adalah seorang anak ajaib yang memiliki kecerdasan yang sangat luar biasa. Ia meraih gelar doktor ilmu hukum dari Universitas Naples pada usia 16 tahun. Pada usia 21 tahun Alfonsus sudah memiliki praktek hukum sendiri dan menjadi salah satu pengacara terkemuka di Naples. Meskipun begitu ia tidak pernah menghadiri pengadilan tanpa menghadiri Misa dipagi hari.
Suatu kesalahan yang dibuatnya di pengadilan membuat hidup Alfonsus berubah. Ia merasakan gejolak panggilan religius dalam hatinya untuk meninggalkan dunia dan melayani Yesus. Alfonsus menjadi yakin dengan apa yang telah lama ada dalam pikirannya: ia ingin menjadi seorang imam. Ayahnya berusaha membujuk Alfonsus agar ia mengurungkan niatnya itu. Tetapi, tekad Alfonsus sudah bulat. Ia kemudian belajar teologi dan ditahbiskan menjadi imam pada usia 29 tahun.
Kehidupan Alfonsus dipenuhi dengan berbagai macam kegiatan. Ia berkhotbah dan menulis banyak buku. Ia membentuk suatu kongregasi rohani yang disebut “Kongregasi Pater-Pater Redemptoris” (CSsR; Redemptoris artinya Sang Penebus). Alfonsus memberikan pengarahan rohani yang bijaksana dan membawa damai bagi umatnya melalui Sakramen Rekonsiliasi. Ia juga menulis lagu puji-pujian, bermain organ dan melukis. St. Alfonsus menulis enampuluh buah buku. Ini sungguh luar biasa mengingat tugas dan tanggung jawabnya yang lain amatlah banyak. Ia juga sering menderita sakit. Ia sering sakit kepala, tetapi segera ia akan menempelkan sesuatu yang dingin ke dahinya dan terus tetap bekerja.
Meskipun pada dasarnya ia mempunyai kecenderungan untuk bersikap terburu-buru, Alfonsus berusaha untuk menguasai diri. Ia amat rendah hati, hingga ketika pada tahun 1798 Paus Pius VI ingin mengangkatnya menjadi seorang Uskup, dengan lembut ia mengatakan “tidak”. Ketika para utusan paus telah datang secara pribadi untuk menyampaikan keputusan paus kepadanya, mereka menyapa Alfonsus dengan “Tuan yang Termasyhur”. Alfonsus menjawab, “Tolong, jangan memanggilku seperti itu lagi. Sebutan itu akan membuatku mati.” Paus memberikan pengertian kepada Alfonsus bahwa ia sungguh menghendaki Alfonsus menjadi seorang Uskup.
Alfonsus mengutus banyak pengkhotbah ke seluruh wilayah keuskupannya. Umat perlu diingatkan kembali akan cinta kasih Tuhan dan akan pentingnya iman mereka. Alfonsus berpesan kepada para imam untuk menyampaikan khotbah yang sederhana. “Saya tidak pernah menyampaikan khotbah yang tidak dapat dimengerti bahkan oleh nenek tua yang paling lugu yang ada di gereja,” katanya.
Dengan semakin bertambahnya usia, Alfonsus menderita berbagai penyakit. Ia menderita radang sendi yang menyiksanya dan menjadikannya lumpuh. Ia kehilangan pendengarannya serta nyaris buta. Ia juga harus mengalami berbagai kekecewaan dan pencobaan. Namun, Alfonsus memiliki devosi yang amat mendalam kepada Santa Perawan Maria, seperti yang dapat kita ketahui melalui bukunya yang terkenal yang berjudul ‘Kemuliaan Maria’. Segala penderitaan dan pencobaan itu berakhir dengan damai dan sukacita serta kematian yang kudus.
Alfonsus wafat pada tahun 1787 pada usia sembilanpuluh satu tahun. Paus Gregorius XVI menyatakannya kudus pada tahun 1839. Paus Pius IX memberinya gelar Doktor Gereja pada tahun 1871.
Arti Nama
Alfonsus = nama Latin dari nama Jermanik: Alfons.
Alfons = “Bangsawan” atau “Siap” (Old Germanic)
Variasi Nama
Adalfuns, Alfons, Hadufuns, Hildefons (Ancient Germanic), Alfons, Fons, Funs, Funske (Dutch), Alphonso, Alphonzo (English), Alphonse (French), Afonso (Galician), Alfons (German), Alfonso, Alonzo (Italian), Alfons (Polish), Afonso (Portuguese), Alfonz (Slovene), Alfonso, Ildefonso, Alonso (Spanish)
Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/agustus/alfonsus-maria-de-liguori.html
St.Alphonsus Liguori.
Doakanlah kami