Senin, 09 Oktober 2023 – Hari Biasa Pekan XXVII

Rm. Antonius Edi Prasetyo SCJ dari Komunitas SCJ Cipinang Cempedak Jakarta – Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Lukas 10:27

Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hati dan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatan dan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

PENGANTAR:

Kita merasa dekat dengan Nabi Yunus. Ketika diutus ke Ninive, ia berusaha menghindar dan melarikan diri. Dalam perumpamaan tentang belas kasih orang Samaria, seorang imam dan seorang lewi menghindari orang yang menjadi korban para penyamun. Yunus kembali pada tugasnya, tetapi si imam dan lewi tidak. Orang asing malahan yang melakukan kehendak Tuhan. Ia peduli kepada yang lemah dan membantu sekuat kuasanya.

DOA PEMBUKA:

Marilah bedoa: Allah Bapa kami yang maharahim, belas kasih Kaujadikan pertanda kehadiran-Mu di tengah-tengah kami. Kami mohon, hadirlah pula di antara orang-orang yang saling memaafkan dan saling melayani dengan hati yang tulus iklas. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Nubuat Yunus 1:1-2; 2:1-2.11

“Yunus siap melarikan diri dari hadapan Tuhan.”

Datanglah sabda Tuhan kepada Yunus bin Amitai demikian, “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan berserulah terhadap mereka, sebab kejahatannya telah sampai kepada-Ku.” Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Ia pergi ke Yafo, dan di sana mendapat sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Tetapi Tuhan menurunkan angin ribut ke laut; lalu terjadilah badai besar sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. Awak kapal menjadi takut; masing-masing berteriak kepada allahnya, dan mereka membuang segala muatan ke dalam laut untuk meringankan kapal. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah, dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak. Datanglah nahkoda mendapatkannya sambil berkata, “Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allahmu itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.” Lalu berkatalah mereka satu sama lain, “Marilah kita buang undi, supaya kita tahu, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini.” Mereka lalu membuang undi, dan Yunuslah yang kena. Maka berkatalah mereka kepadanya, “Beritahu kami, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang? Manakah negerimu dan dari bangsa manakah engkau?” Sahut Yunus kepada mereka, “Aku ini seorang Ibrani. Aku takwa pada Tuhan, Allah yang menguasai langit, yang telah menjadikan laut dan daratan.” Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya, “Apa yang telah kauperbuat?” Sebab orang-orang itu tahu, bahwa ia telah melarikan diri, jauh dari hadapan Tuhan. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka. Bertanyalah mereka, “Akan kami apakan dikau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi? Sebab laut semakin bergelora.” Sahut Yunus kepada mereka, “Angkatlah aku dan campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kalian lagi. Sebab aku tahu, karena akulah badai besar ini menyerang kalian.” Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka. Lalu berserulah mereka kepada Tuhan, katanya, “Ya Tuhan, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini, dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, Tuhan, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki.” Kemudian mereka mengangkat Yunus dan mencampakkannya ke dalam laut. Maka laut berhenti mengamuk. Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada Tuhan, lalu mempersembahkan kurban sembelihan kepada Tuhan serta mengikrarkan nazar. Maka atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus. Dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. Lalu bersabdalah Tuhan kepada ikan itu, dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

KIDUNG TANGGAPAN: Yunus 2:2,3,4,5,8

Ref. Engkau mengangkat nyawaku dari dalam liang kubur.

  1. Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku. Dari tengah-tengah alam maut aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.

  2. Engkau telah melemparkan daku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.

  3. Aku berkata, “Telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?”

  4. Ketika jiwaku letih lesu dalam diriku, teringatlah aku kepada Tuhan, maka sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Yoh 13:34) Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 10:25-37

“Siapakah sesamaku?”

Pada suatu ketika, seorang ahli Kitab berdiri hendak mencobai Yesus, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Benar jawabmu itu. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata lagi, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasih. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali’. Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya.” Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, dan lakukan demikian.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Antonius Edi Prasetyo SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Pendengar Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya, Romo Antonius Edi Prasetyo SCJ dari Komunitas Biara SCJ Cipinang Cempedak  Jakarta Timur, dalam Resi – Renungan Singkat Dehonian Edisi Senin , 9  Oktober 2023. 

Saudara/I, Para Sahabat Hati Kudus Yesus yang terkasih, “SIAPA SESAMAKU?”. Kalau pertanyaan itu diajukan kepada anda, apa yang akan anda jawab?

Dalam kehidupannya, manusia sering kali membangun sekat-sekat untuk membedakan dirinya dengan yang lain. ia membangun kategori-kategori tertentu yang membuatnya tidak ingin disamakan dengan yang lain. maka, biasanya seseorang mempunyai indikator-indikator penilaiannya sendiri yang digunakan untuk menyeleksi siapa yang bisa dekat dengan dirinya dan siapa yang tidak perlu dekat. Tentu saja tidak salah, karena setiap orang ingin membangun kenyamanan dalam hidup dan ingin tumbuh dalam lingkungan pertemanan yang sehat atau kalau bahasa populernya menghindari lingkungan yang toxic demi kesehatan mental dan hidupnya. Begitulah kira-kira.

Tetapi dalam konteks kemanusiaan kita, hari ini dalam Injil, Yesus mengingatkan kembali identitas kita sebagai manusia dengan melihat siapa kita dan siapa orang lain di mata kita? apakah sesama itu terbatas pada kelompok tertentu yang kita sukai saja, yang menurut kita cocok untuk hidup kita, atau yang bisa menjadi support sistem kita.

Yesus, yang ditunjukkan melalui perumpamaan Sang Samaritan, mengajarkan kita bahwa “sesama” atau “tetangga” tidak terbatas pada kelompok atau latar belakang tertentu. Sesama adalah setiap orang yang memerlukan pertolongan kita, tanpa memandang suku, agama, budaya, atau latar belakang. Dengan demikian, makna “siapakah sesamaku?” adalah panggilan untuk mengasihi dan melayani semua orang tanpa prasangka, sebagaimana yang dinyatakan dalam perumpamaan tersebut.

Maka, Jangan lagi bertanya ‘siapakah sesamaku,’ tetapi bertanyalah ‘bagaimana aku dapat menjadi sesama yang baik bagi orang lain? Sesamamu adalah setiap orang yang memerlukan cinta dan pertolonganmu, tanpa memandang latar belakang atau status sosial mereka. Identitas sesama tidak ditentukan oleh apa yang mereka yakini, tetapi oleh apa yang mereka butuhkan. Sesamamu adalah mereka yang menanggung beban berat dalam hidup, dan kamu memiliki kekuatan untuk membantu mereka membawanya. Tidak ada batasan pada siapa sesamamu. Kasihilah semua orang, dan kamu akan mengalami keajaiban cinta yang tak terhingga Sesamamu adalah cermin dari kasihmu; semakin banyak kasih yang kamu berikan, semakin banyak sesamamu. Bisa jadi Dalam mata sesamamu, kamu mungkin adalah cahaya yang membantu mereka melewati kegelapan.”Mengasihi sesamamu adalah cara terbaik untuk merasakan kekayaan kasih Tuhan dalam hidupmu. Tetanggamu bukan hanya orang yang tinggal di sekitarmu, tetapi juga semua yang Tuhan letakkan di jalanmu. Kasihilah sesamamu dengan tulus, karena dalam pelayanan kepada mereka, kamu akan menemukan tujuan hidupmu yang sejati. Ketika kamu membantu sesamamu, kamu membantu dirimu sendiri untuk tumbuh sebagai manusia yang lebih baik.  

Saya memberkati saudara dengan berkat Allah yang melimpah, dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin. Semoga Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati kita semua. Amin. Tuhan memberkati. Berkah Dalem.

DOA PERSAIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa kami yang maharahim, jadikanlah kiranya roti anggur ini lambang perjanjian-Mu, sebab di situlah Engkau memperlihatkan kerahiman-Mu. Demi Kristus, ….

ANTIFON KOMUNI – Lukas 10:33-34

Lewatlah seorang Samaria di situ. Ketika melihat orang itu iba hatinya. Ia mendekat dan membebat lukanya dan menuangkan minyak dan anggur.

DOA SESUDAH KOMUNI

Marilah berdoa: Allah Bapa maharahim, Engkau telah mengutus Dia yang dekat sekali dengan siapa saja yang menderita dan tertindas ialah Yesus, Saudara kami. Perkenankanlah kami mengikuti jejak-Nya agar dapat membangun dunia ini menjadi tempat tinggal kami bersama yang menenteramkan hati. Demi Kristus, Tuhan ….

D0WNLOAD AUDIO RESI: 

2 Comments

  • Herlin Oktober 9, 2023 at 5:44 am

    Amin

    Reply
  • Firmus dega Oktober 9, 2023 at 8:25 am

    Makasih Romo

    Reply

Leave a Comment