Kamis, 23 November 2023 – Hari Biasa Pekan XXXIII

Rm. Anselmus Inharjanto SCJ dari Komunitas SCJ Seminari Menengah St. Paulus Palembang Indonesia

 
 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 50:15

Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, niscaya Aku akan menyelamatkan dikau dan engkau akan memuliakan Daku.

PENGANTAR:

Gereja sering menjadi sasaran kritik: ‘Hidup Gereja mestinya harus lebih sesuai dengan Injil’. Kita sering tergoda pula untuk ikut-ikutan, karena keprihatinan kita. Nyatanya kita malahan melecehkan diri sebagaimana dilakukan Kristus. Sebab tidak selalu kita tahu apa yang membawakan kedamaian bagi Gereja. Maka kita harus bertahan dan tidak berputus asa dalam kesulitan-kesulitan yang timbul.

DOA PEMBUKA

Marilah bedoa: Allah Bapa kami di surga, perkenankanlah kami menemukan apa yang dapat mendatangkan kedamaian. Semoga kami semua patuh setia akan sabda Putra-Mu yang menjadi cahaya di dalam perjalanan kami, sebab Dialah Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Pertama Makabe 2:15-29

“Kami akan menaati hukum nenek moyang kami.”

Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes orang-orang Yahudi dipaksa meninggalkan ketetapan hukum Taurat. Sekali peristiwa para pegawai raja datang ke Kota Modein untuk menuntut orang-orang Yahudi mempersembahkan kurban kepada berhala. Banyak orang Israel datang kepada mereka. Matatias dan anak-anak berkumpul juga. Pegawai raja itu angkat bicara dan berkata kepada Matatias, “Saudara adalah seorang pemimpin, orang terhormat dan pembesar di kota ini,dan lagi didukung oleh anak-anak serta kaum kerabat. Baiklah Saudara sekarang juga maju ke depan sebagai orang pertama untuk memenuhi ketetapan raja. Hal ini telah dilakukan semua bangsa, bahkan juga orang-orang Yehuda dan mereka yang masih tinggal di Yerusalem. Kalau demikian niscaya Saudara serta anak-anak Saudara termasuk dalam kalangan sahabat-sahabat raja dan akan dihormati dengan perak, emas dan banyak hadiah!” Tetapi Matatias menjawab dengan suara lantang, “Kalaupun segala bangsa di lingkungan wilayah raja mematuhi perintah Seri Baginda dan masing-masing murtad dari agama nenek moyangnya serta menyesuaikan diri dengan perintah Seri Baginda, namun aku serta anak-anak dan kaum kerabatku hendak tetap hidup menurut perjanjian nenek moyang kami. Semoga Tuhan mencegah kami meninggalkan hukum Taurat serta peraturan-peraturan Tuhan. Titah raja itu tidak dapat kami taati. Kami tidak dapat menyimpang sedikit pun dari agama kami.” Belum lagi Matatias selesai berbicara, seorang Yahudi tampil ke depan umum untuk mempersembahkan kurban di atas mezbah berhala di kota Modein menurut penetapan raja. Melihat itu Matatias naik darah dan gentarlah hatinya karena geram yang tepat. Disergapnya orang Yahudi itu dan digoroknya di dekat mezbah. Petugas raja yang memaksakan kurban itupun dibunuhnya pada saat itu juga. Kemudian mezbah itu dirobohkannya. Tindakannya untuk membela hukum Tuhan itu serupa dengan yang dahulu pernah dilakukan oleh Pinehas terhadap Zimri bin Salmon. Lalu berteriaklah Matatias dengan suara lantang di Kota Modein, “Siapa saja yang rindu memegang hukum Taurat dan berpaut pada perjanjian hendaknya mengikuti aku!” Kemudian Matatias serta anak-anaknya melarikan diri ke pegunungan. Segala harta miliknya di kota ditinggalkannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 50:1-2.5-6.14-15

Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

  1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.

  2. “Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!” Maka langit memberitakan keadilan-Nya; Allah sendirilah Hakim!

  3. Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi. Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, maka Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Daku.”

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya
S : (Mzm 95:8ab) Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 19:41-44

“Andaikan engkau tahu apa yang perlu untuk damai sejahteramu!”

Pada waktu itu ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangisinya, katanya, “Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, musuhmu mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Dan mereka akan membinasakan dikau beserta semua pendudukmu. Tembokmu akan dirobohkan dan tiada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Sebab engkau tidak mengetahui saat Allah melawati engkau.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Anselmus Inharjanto SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sobat Resi terkasih, memasuki akhir tahun liturgi Gereja ini, kita diundang merenungkan panggilan hidup kita sebagai pengikut Kristus. Injil hari ini mengungkap tahap terakhir misi Yesus di dunia, ketika Ia memasuki kota Yerusalem tempat Ia mengalami sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Yerusalem mengandung unsur kata ‘salem’ yang berarti ‘damai’, atau dalam bahasa Ibrani ‘shalom’. Kalau Yesus adalah sumber damai sejahtera bagi kita, maka perjalanan ke kota Yerusalem menyimbolkan perjalanan kita menuju Sang Damai itu.

Menurut tafsir perikopa ini, apa yang diungkap Yesus merupakan ramalan terhadap kota Yerusalem yang akan dihancurkan. Menurut catatan sejarah, Yerusalem pada tahun 70 Masehi, memang diserang dan dihancurkan oleh Kekaisaran Romawi. Bait Allah yang megah dan dibanggakan juga diruntuhkan dan harta benda di dalamnya dirampas. Selain pada masa ini, Yerusalem juga pernah diluluhlantakkan pada sekitar tahun 587 sebelum Masehi, menurut kisah Perjanjian Lama.

Dari sisi bangsa Yahudi, kehancuran Bait Allah jelas merupakan pukulan berat. Hingga sekarang Bait Allah yang dulu pernah ada dan megah, tidak pernah dapat dibangun kembali. Bangunan yang tersisa dari Bait Allah pada masa Herodes adalah Tembok Ratapan tempat orang Yahudi berdoa dan meratap.

Yang bisa kita petik dari peristiwa ini adalah perjalanan kita menuju Yerusalem, kedamaian abadi, Yesus sang Raja Damai itu harus menjadi fokus hidup kita. Kehancuran sebuah bangunan sangatlah niscaya. Jadi kita tidak dapat mengadalkan sebuah bangunan yang terdiri dari batu bata, semen, kayu dan pelbagai bahan bangunan lain. Setiap kita yang dibaptis pun adalah bait Roh Kudus dan harus dijaga. Kedekatan relasi kita dengan Kristus Sang Damai dan sesama kita adalah yang terpenting, bukan sebuah tempat. Biarlah Hati Kudus Yesus semakin merajai hati kita.

DOA PERSEMBAHAN

Allah Bapa kami di surga, sucikanlah anggur roti ini menjadi lambang belas kasih-Mu yang Kaugunakan untuk memelihara kami. Demi Kristus, ….

ANTIFON KOMUNI – Mazmur 50:14-15

Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Allah yang mahatinggi. Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, maka Aku akan meluputkan dikau, dan engkau memuliakan Daku.

DOA SESUDAH KOMUNI

Marilah berdoa: Allah Bapa kami sumber kebebasan, Engkau telah mengunjungi kami untuk melimpahkan penebusan dan keselamatan, agar kami dapat bebas dari penindasan dan kebencian. Perkenankanlah kami menyambut Engkau dengan hati gembira penuh rasa syukur. Demi Kristus, ….

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

3 Comments

  • Herlin November 23, 2023 at 5:38 am

    Amin

    Reply
  • Firmus dega November 23, 2023 at 9:04 am

    Makasih Romo

    Reply
  • Yufita Barito November 23, 2023 at 12:35 pm

    Terimakasih Romo untuk renungannya

    Reply

Leave a Comment