Selasa, 06 Februari 2024 – Peringatan Wajib St. Paulus Miki, Imam, dkk, Martir

Rm. Rafael Sudibyo SCJ dari Komunitas SCJ Paroki St.Theresia Jambi – Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA ⁣

Para kudus bergembira di surga sambil mengikuti jejak Kristus Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria selamanya⁣

PENGANTAR⁣

“Kalian akan dianiaya demi nama Ku Kalian akan diseret ke muka pengadilan dan para penguasa. Tetapi jangan takut Aku akan  membisiki kalian, apa yang harus kalian katakan. ” Di mana saja iman diwartakan di situ pula terlaksana sabda itu. Jepang merupakan salah satu negara di mana iman bukan secara kuantitatif, tetapi secara kualitatif berkembang. Paulus Miki, salah seorang Yesuit pertama Jepang, telah membangun sebuah kelompok yang penuh semangat di Nagasaki bersama para misionaris dari Spanyol. Kelompok itu dihancurkan sama sekali. Dengan memuji nama Tuhan mereka membela iman sampai akhir hayatnya. ⁣

DOA PEMBUKA ⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa kami sumber iman kepercayaan dan kekuatan para kudus. Santo Paulus Miki dan teman-temannya, Kaupanggil melalui salib kepada kehidupan Demi Yesus Kristus, Putra Mu  Dengarkanlah doa permohonan kami, agar iman yang kami akui dan kami hayati, juga kami pegang teguh sampai mati. Demi Yesus Kristua, Putera-Mu…. ⁣

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja 8:22-23.27-30

“Engkau telah bersabda, “Nama-Ku akan tinggal di sana.” Dengarkanlah permohonan umat-Mu Israel.”

Pada hari pentahbisan rumah Allah, Raja Salomo berdiri di depan mezbah Tuhan di hadapan segenap jemaah Israel. Ia menadahkan tangannya ke langit, lalu berkata, “Ya Tuhan, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit di atas, dan di bumi di bawah. Engkau memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang dengan segenap hatinya hidup di hadapan-Mu. Benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sedangkan langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau, apalagi rumah yang kudirikan ini! Karena itu berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya Tuhan Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba panjatkan di hadapan-Mu pada hari ini! Kiranya siang malam mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, terhadap tempat yang tentangnya Kaukatakan: ‘Nama-Ku akan tinggal di sana’. Dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini. Dan dengarkanlah permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel, yang mereka panjatkan di tempat ini; dengarkanlah dari tempat kediaman-Mu di surga; dan apabila Engkau mendengarnya maka Engkau akan mengampuni.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 84:3.4.5.10.11

Ref. Betapa menyenangkan kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!

  1. Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.

  2. Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung laying-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!

  3. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Lihatlah kami, ya Allah, perisai kami, pandanglah wajah orang yang Kauurapi.

  4. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Mzm 119:36a.29b) Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 7:1-13

“Kamu akan mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia.”

Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya – tidak makan tanpa membasuh tangan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat-istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat-istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?” Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat-istiadat manusia.” Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’ Dan: ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati’. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: ‘Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah’, maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya. Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat-istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Rafael Sudibyo SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah hati Yesus melalui Hati Maria.

Para pendengar Resi Dehonian yang terkasih, selamat berjumpa kembali dengan saya, Rm. Rafael Sudibyo, SCJ, dari komunitas Paroki St. Teresia Jambi, dalam resi – renungan singkat dehonian, edisi hari Selasa, dalam Peringatan Wajib St. Paulus Miki dkk, 6 Februari 2024. Marilah kita mendengarkan sabda Tuhan; Pembacaan dari Injil Suci, menurut Markus (Mrk 7:1-13)

Para pendengar RESI Dehonian yang terkasih, 3 hari yang lalu, ketika sedang duduk ngobrol bersama-sama para romo yang lain, kebetulan di Paroki St. Teresia Jambi sedang pembekalan DPP dan Prodiakon. Dalam duduk bersama setelah makan siang, saya menawari romo yang usianya lebih tinggi dari saya “Romo, apakah njenengan purun saya ambilkan buah?” lalu ada romo yang lain mengatakan “kalau untuk yang lebih tua, tidak boleh mengatakan purun, tapi kerso.”

Para pendengar RESI Dehonian yang terkasih, dalam bahasa jawa ada tiga tingkatan; ngoko – krama – krama inggil. Kalau kita tidak mau mengatakan bahwa nilai kesopanan dan tatakrama itu Hilang, maka lebih halus kita mengatakan bahwa nilai kesopanan dan tatakrama itu mulai luntur. Padahal inilah ciri budaya ketimuran, yaitu orang bisa berlaku sopan dan mampu menempatkan diri dalam pergaulannya. Misalnya saja, bagaimana saya harus bersikap dan berbicara dengan orang yang ada dihadapan saya. Dengan berbahasa yang baik, kita dapat menghargai orang lain.

Sekarang ini, kita bisa menjumpai di berbagai media sosial bahkan dalam kehidupan sehari-hari kita, bahwa ada orang yang berkata-kata kasar, ada orang yang merendahkan orang lain, dan hal ini merupakan budaya dan adat istiadat yang kurang baik.

Dalam Injil yang baru kita dengarkan, Yesus ditatapkan pada persoalan adat istiadat nenek moyang. Dalam tradisi Yahudi, orang yang setelah bepergian dari luar rumah, hendaknya membasuh tangan sebelum makan, mencuci tangan, kendi dan perkakas tembaga. Yesus mengkritik orang-orang farisi dan ahli taurat karena mereka lebih mementingkan tradisi daripada Tuhan. Mereka menomorsatukan tradisi dan menomorsekiankan Tuhan. Tuhan Yesus tidak setuju dengan sikap itu. Sikap yang menomorsekiankan Tuhan. Karenanya, Tuhan mengecam dan menegur mereka. Yesus menghendaki agar bukan adat istiadatnya yang diutamakan tetapi perintah Allah yang harus diperioritaskan.

Maka Yesus mengambil contoh yang relevan dalam hidup kita, satu dari 10 perintah Allah, “Hormatilah ayah dan ibumu.” Peringatan Yesus tentang pengabaian kewajiban anak kepada orang tua juga relevan untuk kita. Terkadang, dalam keterikatan dengan norma-norma keagamaan, kita lupa akan tanggungjawab kita terhadap keluarga. Semua perbuatan kita seharusnya menjadi persembahan yang tulus kepada Tuhan, bukan alasan untuk menghidari tanggungjawab terhadap orang tua.

Para pendengar RESI Dehonian yang terkasih, kita meyakini bahwa dengan beriman kepada Allah, diwujudkan dengan mengasihi dan menghargai sesama. Jangan sampai kita mencintai dan berbakti kepada Allah namun kita malah membenci, menghina, menindas dan merendahkan sesama kita.

Mari kita menjadi manusia yang utuh, manusia yang matang dalam hal rohani dan jasmani. Seimbang dalam hidup doa dan peduli pada sesama. Bukan sebaliknya, banyak berdoa malah menarik diri dan tidak kenal dengan banyak orang.

Semoga, Hati Kudus Yesus merajai hati kita semua. Amin.

Para Pendengar Resi Dehonian dimanapun anda berada, semoga Tuhan selalu memberkati Langkah laku, aktivitas, dan persaudaraan diantara kita, + Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN⁣

Allah Bapa kami yang mahakudus, terimalah kiranya roti anggur yang kami hunjukkan pada peringatan Santo Paulus Miki dan teman temannya. Semoga kami berani memberi kesaksian tentang nama-Mu, dan taj gentar sedikit pun, karena Engkau selalu mendampingi kam. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami⁣

ANTIFON KOMUNI — Yoh. 15:13⁣

Tiada cinta kasih yang lebih besar daripada cinta kasih orang yang menyerahkan nyawa demi sahabatnya⁣

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Marilah berdoa: Allah Bapa maha pengasih dan Maha Penyayang, kekayaan salib telah Kautunjukkan dalam diri para martir. Semoga kami dikuatkan oleh perayaan ini, sehingga berpegang teguh pada Kristus dan bekerja giat di tengah umat-Mu bagi keselamatan siapapum Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami….

DOWNLOAD AUDIO RESI:

Santo Paulus Miki

Martir of Japan, Martir of Nagasaki

 Para Martir di Nagasaki Jepang

Santo Paulus Miki terlahir dalam keluarga bangsawan militer Jepang yang sudah menjadi Kristen. Ayahnya adalah  pemimpin militer Miki Handayu. Paulus Miki  merasakan panggilan untuk hidup religius dari masa mudanya. Karena itu ia masuk Jesuit pada tahun 1580, dan dididik menjadi katekis di kolese Jesuit di Azuchi dan Takatsuki. Paulus Miki kemudian menjadi seorang penginjil dan pengkotbah yang luar biasa.

Pada tahun 1597 seorang penguasa Jepang yang amat berpengaruh, Hideyoshi, mendengar hasutan seorang pedagang Spanyol. Pedagang itu membisikkan bahwa para misionaris adalah pengkhianat bangsa Jepang. Ia menambahkan bahwa para pengkhianat itu akan mengakibatkan Jepang dikuasai oleh Spanyol dan Portugis. Hasutan itu tidak benar dan tidak masuk akal. Tetapi, Hideyoshi menanggapinya dengan berlebihan, sehingga Ia menangkap duapuluh enam orang yang dianggapnya  sebagai para pengkhianat. Mereka yang ditangkap terdiri dari enam orang biarawan Fransiskan dari Spanyol, Meksiko dan India; tiga orang katekis Yesuit Jepang, termasuk St. Paulus Miki; dan tujuh belas Katolik awam Jepang, termasuk anak-anak.

Pada tanggal 5 Februari 1597 Keduapuluh enam orang itu kemudian dibawa ke tempat pelaksanaan hukuman mati di luar kota Nagasaki. Dengan diikat, mereka disuruh berjalan dengan berbaris sehingga mereka menjadi tontonan dan menjadi pelajaran bagi masyarakat yang menyaksikannya. Sepanjang perjalanan, para saksi-saksi Kristus ini terus melagukan Te Deum. 

Mereka diikatkan pada salib masing-masing dengan rantai dan tali dan belenggu besi dipasang disekeliling leher mereka. Masing-masing salib kemudian dikerek dan kaki salib ditancapkan ke sebuah lubang yang telah digali. Tombak ditikamkan kepada masing-masing korban. Mereka wafat pada saat yang hampir bersamaan. Dari atas salib Santo Paulus Miki terus berkotbah dengan gagah berani untuk memberi semangat bagi umat kristiani untuk tetap setia pada iman mereka. Ia baru diam setelah sebuah tombak menembus dadanya. Pakaian-pakaian mereka yang ternoda oleh darah disimpan sebagai reliqui yang berharga oleh komunitas Kristiani Jepang.

St. Paulus Miki dan kawan-kawannya para Martir Nagasaki dinyatakan kudus pada tahun 1862 oleh Paus PIUS IX.

Arti Nama

Berasal dari bahasa Latin yang berarti “Kecil” atau “Rendah hati”

Variasi Nama

Paulinus (Ancient Roman), Pal, Pali, Pavli (Albanian), Boulos, Bulus (Arabic), Boghos, Poghos (Armenian), Paul (Biblical), Paulos (Biblical Greek), Paol (Breton), Pavel (Bulgarian), Pau (Catalan), Paulu (Corsican), Pavao, Pavle, Pavo (Croatian), Pavel (Czech), Paul, Poul, Palle (Danish), Paul, Pauwel (Dutch), Paul, Paulie (English), Paŭlo, Paĉjo (Esperanto), Paavali, Pauli, Paavo (Finnish), Paul (French), Paulo (Galician), Pavle (Georgian), Paul (German), Pavlos (Greek), Pál (Hungarian), Páll (Icelandic), Pól (Irish), Paolino, Paolo (Italian), Pāvils (Latvian), Paulius (Lithuanian), Pavle (Macedonian), Paora (Maori), Pål, Paul (Norwegian), Pau (Occitan), Paweł (Polish), Paulino, Paulo, Paulinho (Portuguese), Paul (Romanian), Pavel, Pasha (Russian), Pàl, Pòl (Scottish), Pavle (Serbian), Pavol (Slovak), Pavel (Slovene), Pablo, Paulino (Spanish), Pål, Paul (Swedish), Pavlo (Ukrainian)

Bentuk Feminim : Paula, Paulina

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/februari/paulus-miki.html

1 Comment

  • Yufita Barito Februari 6, 2024 at 12:20 pm

    Amin.
    Makasih untuk renungannya Romo 😊

    Reply

Leave a Comment