Selasa, 21 Januari 2025 – Peringatan Wajib St. Agnes, Perawan dan Martir (Hari Keempat Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristen)

Rm. Agustinus Riyanto SCJ dari Komunirtas SCJ Palembang Indonesia

 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA⁣:

Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan piala bernyala.⁣

PENGANTAR⁣:

Cobaan dan derita sering mempercepat kedewasaan seseorang Penganiayaanpun kerapkali bukan menghancurkan, tetapi malahan memurnikan iman. Di Roma penganiayaan sering kejam sekali, tanpa pandang umur. Agnes baru berumur 12 tahun ketika ditahan dan disamakan saja dengan orang dewasa. Tetapi seperti seorang dewasa ia dengan tabah mengalami perganiayaan dan membela iman sampai mati⁣

DOA KOLEKTAN:

Marilah berdoa:  Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, yang lemah dalam pandangan orang, Kaupilih untuk mempermalukan yang kuasa. Hari ini kami kenangkan kesaksian Santa Agnes, yang menyerahkan nyawa demi imannya. Buatlah kami teguh dalam iman dan tetap setia sampai akhir. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan… ⁣

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani 6:10-20

“Pengharapan adalah sauh yang kuat dan aman.”

Saudara-saudara, Allah bukan tidak adil. Maka tidak mungkin Ia lupa akan pekerjaan dan kasih yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya lewat pelayananmu terhadap orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang lestari, sampai apa yang kamu harapkan akhirnya benar-benar kamu miliki. Kami ingin kalian jangan menjadi lamban, tetapi tetap bersemangat mengikuti jejak mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah. Ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi daripada-Nya. Dalam sumpah itu Ia berjanji, “Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak.” Abraham menanti dengan sabar, dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. Kalau orang bersumpah, ia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan baginya sumpah itu menjadi suatu pengukuhan yang mengakhiri segala kesangsian. Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang behak menerima janji, dan supaya mereka benar-benar percaya akan putusan-Nya Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah. Kedua kenyataan ini, janji dan sumpah, tidak berubah-ubah, dan tentang ini Allah tidak mungkin berdusta! Jadi maksud Allah mengikat janji dengan sumpah ialah: Supaya kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat bahwa kita akan menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, sauh yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, yakni ketika Ia, menurut tata imamat Melkisedek, menjadi Imam Agung untuk selama-lamanya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 111:1-2.4-5.9.10c

Ref. Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.

  1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.

  2. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang. Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya.

  3. Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah nama-Nya! Dia akan disanjung sepanjang masa.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya

S : Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 2:23-28

“Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.”

Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian – yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam – dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat.”

Demikianlag Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Riyanto SCJ

Vivat cor Jesu per cor Maria. Hiduplah Hati Yesus, melalui hati Maria.

KESELAMATAN ATAU RITUAL??

Para pencinta Resi yang terkasih, apa yang dilakukan Yesus dan murid-murid-Nya dianggap melanggar hukum Sabat dalam pandangan orang-orang Yahudi.  Bagi orang Yahudi, tidak ada hari yang lebih penting daripada hari Sabat. Secara ritual, Sabat menjadi hari istimewa dan mendapat perhatian yang khusus karena merupakan salah satu dari sepuluh perintah Allah. Namun mereka lebih menitik beratkan aturan dan ritual, bukannya pada relasi berdasarkan kasih kepada Allah dan sesama manusia. Sikap ini disebut sebagai legalisme, yaitu kepatuhan yang ketat, harafiah, dan berlebihan terhadap aturan dan persyaratan agama yang sering tidak diucapkan tetapi sangat nyata, dan kegemaran memaksakan aturan tersebut kepada orang lain untuk menaatinya. Dalam banyak kesempatan Yesus mengkritik keras mereka yang hanya menekankan aturan dan ritual. Semestinya justru aturan Sabat adalah hari untuk mengasihi Allah dan sesama. Sabat berarti istirahat atau kelegaan dan Yesus sendiri adalah adalah sumber kelegaan itu bahkan Yesus menegaskan kalau Diri-Nya adalah Tuhan atas hari sabat.

Sahabat Resi di mana pun berada, untuk apa seseorang mempraktikkan ajaran agama dengan segala aturannya? Jawabannya adalah untuk mewujudkan kehendak Allah dalam hidupnya. Hal itu bukan untuk meninggikan diri atau pun merendahkan orang lain, melainkan untuk memuliakan Allah dalam diri sesama. Bagaimana dengan kita semua yang mengaku diri orang beragama dan berimankan kepada Yesus? Tak jarang kita jumpai umat yang dengan mudahnya menghakimi, menyalahkan bahkan menyingkirkan umat lain atas nama aturan paroki atau lingkungan. Inikah ibadah kita kepada Tuhan? Inikah kasih kepada sesama? Apakah hal ini mendatangkan kelegaan, damai dan sukacita atau justru menimpakan beban bagi mereka?

Oleh karena itu saudara saudariku terkasih, marilah kita hidup sebagai anak-anak Allah dengan kebebasan sejati di dalam Kristus. Kristus memberikan kebebasan sejati kepada kita umatNya (Yoh 8:30-36), sehingga kita mengalami sukacita dan kedamaian dalam seluruh penghayatan iman dan pelaksanaan kehendakNya. Sukacita dan kedamaian itu yang semestinya kita bagikan kepada semua orang dan bukan penghakiman serta beban bagi orang lain. Tuhan memberkati kita semua dengan berkat kebebasan sejati sebagai anak anak Allah. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN⁣: 

Allah Bapa kami yang maha mulia, pandanglah roti anggur yang kami sajikan. Semoga derita jaya Putra-Mu yang dihadirkan dalam tanda ini, memperteguh iman kami berkat kesaksian Santa Agnes, martir-Mu Demi Kristus, Tuhan dan pengantara lami⁣

ANTIFON KOMUNI — Lih. Rom 8:38-39

Kematian maupun kehidupan dan makhluk manapun takkan mampu memisahkan kita dari cinta kasih Kristus.⁣

DOA SESUDAH KOMUNI: ⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa kami yang mahamulia, Engkau telah memuliakan Santa Agnes di hadapan orang suci-Mu. la Kaumahkotai karena jaya sebagai perawan den martir. Semoga berkat kekuatan sakramen yang kami terima hari ini kami dapat mengatasi segala kejahatan dan memperoleh kemuliaan surgawi Demi Kristus,…

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santa Agnes dari Roma

St.Ines del Campo

St.Agnes hidup pada masa Gereja Perdana, yaitu masa ketika orang-orang Kristen mengalami penindasan serta penganiayaan yang kejam dalam pemerintahan bangsa Romawi. Ia wafat sebagai martir sekitar tahun 304 – 305 dalam pemerintahan Kaisar Diocletian. Usia Agnes pada waktu itu baru 13 tahun. Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang ada mengenai St. Agnes, ia amat populer. Hal ini terutama karena St. Ambrosius serta para kudus Gereja lainnya banyak menulis tentangnya.

Agnes seorang gadis remaja yang cantik jelita dan berasal dari keluarga kaya. Banyak pemuda bangsawan Romawi terpikat padanya; mereka saling bersaing agar dapat memperisteri Agnes. Tetapi Agnes menolak mereka semua dengan halus dan mengatakan bahwa ia telah mengikatkan diri pada seorang Kekasih yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Procop, putera Gubernur Romawi, termasuk salah seorang di antara para pemuda yang amat marah dan merasa terhina oleh penolakan Agnes. Mereka melaporkan Agnes kepada Gubernur dengan tuduhan pengikut Kristus.

Pada mulanya Gubernur bersikap ramah serta lembut kepadanya. Ia menjanjikan harta serta kedudukan jika saja Agnes mau menyangkal imannya dan menikah dengan Procop. Agnes menolak, berkali-kali diulanginya pernyataannya bahwa ia tidak dapat memiliki mempelai lain selain dari Yesus Kristus. Karena pernyataannya itu, Agnes diseret ke depan mezbah berhala dan diperintahkan untuk menyembahnya. Bukannya menyembah berhala, Agnes malahan mengulurkan tangannya dan membuat Tanda Salib, tanda kemenangan Kristus. Gubernur kemudian memperlihatkan kepadanya api penyiksaan, kait besi, serta  segala macam alat penyiksa lainnya, tetapi gadis muda itu tetap tabah dan tidak gentar sedikit pun.

Karena Agnes tetap keras kepala, Gubernur mengancam akan mengirim Agnes ke rumah pelacuran. Tetapi Agnes menjawab, “Yesus Kristus amat pencemburu, Ia tidak akan membiarkan kemurnian para mempelainya dicemarkan seperti itu. Ia akan melindungi dan menyelamatkan mereka.”

Katanya lagi, “Kalian dapat menodai pedang kalian dengan darahku, tetapi kalian tidak akan pernah dapat menodai kesucian tubuhku yang telah kupersembahkan kepada Kristus.”

Gubernur amat marah mendengar perkataannya itu. Ia memerintahkan agar Agnes, saat itu juga, dikirim ke rumah pelacuran dengan perintah bahwa semua orang berhak menganiayanya sesuka hati mereka.

Orang banyak datang untuk menyaksikan peristiwa itu. Tetapi, ketika melihat pancaran sinar wajah Agnes yang kudus dan agung serta sikapnya yang tenang, penuh kepercayaan kepada Kristus yang melindunginya, orang banyak itu takut dan tidak berani mendekat. Seorang pemuda tampil dan berusaha mengganggu Agnes. Pada saat itu juga, dengan kilat yang dari surga, pemuda itu tiba-tiba menjadi buta dan jatuh ke tanah dengan tubuh gemetar. Teman-temannya dengan ketakutan membopongnya serta membawanya kepada Agnes yang kemudian menyanyikan lagu puji-pujian kepada Kritus, sehingga pemuda itu dapat melihat serta sehat kembali.

Gubernur amat murka dan menjatuhkan hukuman mati pada Agnes. Algojo mendapat perintah rahasia untuk dengan segala cara membujuk Agnes, tetapi Agnes menjawab bahwa ia tidak akan pernah menyakiti hati Mempelai Surgawi-nya. Orang banyak menangis menyaksikan seorang dara yang lembut dan jelita dengan belenggu dan rantai yang terlalu besar bagi ukuran tubuhnya yang kecil, digiring ke tempat hukuman mati. Ia terlalu muda untuk memahami arti kematian, namun demikian ia siap menghadapinya tanpa gentar sedikit pun. Sesungguhnya, Agnes diliputi sukacita yang besar karena ia akan segera diperkenankan menyongsong mempelainya. Sama sekali tidak dihiraukannya ratap tangis mereka yang memohonnya untuk menyelamatkan nyawanya.

“Aku tidak akan mengkhianati Mempelai-ku dengan menuruti keinginan kalian,” katanya, “Ia telah memilihku dan aku adalah milik-Nya.”  Kemudian Agnes berdoa, membungkukkan badannya untuk menyembah Tuhan, dan segera menerima hujaman pedang yang menghantarkan jiwanya yang suci kepada kekasihnya. Agnes telah mempertahankan kemurniannya dan memperoleh mahkota martir di surga.

Jenazah Agnes disemayamkan di pemakamam keluarga di Via Nomentana dekat kota Roma. Kurang lebih lima puluh tahun kemudian, yaitu pada tahun 354, Kaisar Konstantin Agung mendirikan sebuah gereja besar di tempat itu. Tubuh Agnes disemayamkan di bawah altar Gereja. Pada abad ketujuh, gereja itu kemudian dipugar, diperbesar serta diperindah dan sekarang dikenal sebagai Basilika St. Agnes.

Selama berabad-abad, setiap tahun sekali, yaitu pada pesta St. Agnes (21 Januari), dua anak domba tak bercela dipersembahkan dan diberkati di Basilika St Agnes. Kemudian kedua anak domba itu dipelihara oleh para biarawati Benediktin dari Santa Cecilia di Trastevere hingga hari Kamis Putih, yaitu pada saat mereka digunting bulunya. Dari bulu mereka dibuatlah 12 pallium yaitu semacam stola istimewa yang dikirimkan kepada Bapa Suci. Bapa Suci memberikan pallium tersebut kepada para Uskup Agung yang mengenakannya sebagai lambang anak domba yang digendong oleh Gembala Yang Baik.

Arti Nama

Berasal dari bahasa Yunani αγνος (hagnos) yang berarti : Suci. Nama Agnes juga sering diasosiasikan dengan kata Latin : Agnus  (anak domba)

Variasi Nama

Annis, Inez, Annice (English), Agneta, Agnetha (Swedish), Agnetha (Norwegian), Agnete, Agnetha, Agnethe (Danish), Ines (Slovene), Hagne (Ancient Greek), Oanez (Breton), Agnès (Catalan), Agneza, Ines, Janja, Nensi (Croatian), Aune, Iines (Finnish), Agnès, Inès (French), Ágnes, Ági (Hungarian), Aignéis, Nainsí (Irish), Agnese, Ines (Italian), Agnese, Agnija (Latvian), Agné (Lithuanian), Agnija (Macedonian), Agnieszka, Jagienka, Jagna, Jagusia (Polish), Inês (Portuguese), Agnessa (Russian), Senga (Scottish), Agnija (Serbian), Inés (Spanish)

Bentuk pendek : Aggie, Nancy (English), Nes, Neske (Dutch), Neža (Slovene)

Bentuk Maskulin :  Agnetus (Latin)

 

Sumber:https://katakombe.org/para-kudus/januari/agnes-dari-roma.html 

Minggu Doa untuk Persatuan Kristen 2025

Materi untuk Setiap Hari dalam Minggu Doa

Teks-teks yang disediakan untuk doa pribadi atau komunal selama delapan hari mencakup dua bacaan kitab suci dan sebuah mazmur. Bacaan Alkitab untuk setiap hari menyoroti secara bergantian pernyataan-pernyataan kunci dalam Syahadat Nicea.

  • Hari 1: Kebapaan dan keibuan Allah yang memerintah alam semesta.

  • Hari 2: Penciptaan sebagai karya Allah.

  • Hari 3: Inkarnasi Putra Allah.

  • Hari 4: Misteri Paskah: Sengsara, Kematian, dan Kebangkitan Yesus.

  • Hari 5: Roh Kudus, nafas Allah.

  • Hari 6: Gereja: Komunitas para percaya.

  • Hari 7: Baptisan dalam kematian dan kebangkitan Tuhan.

  • Hari 8: Menantikan Kerajaan Allah.

 

Hari 4: Misteri Paskah: Sengsara, Wafat, dan Kebangkitan Yesus

Bacaan Kitab Suci:

  • Filipi 2:8-9

  • Keluaran 3:1-6

  • Yesaya 9:6-7

Komentar:

Dalam Kredo, kita berbicara tentang kemanusiaan Kristus yang merendahkan diri-Nya hingga mati di kayu salib. Meskipun sulit, terutama di budaya modern yang berfokus pada kesehatan, kematian adalah bagian dari tradisi dan percakapan Kristen. Sebagai manusia, kita seringkali membuat kesalahan, menghadapi keterbatasan tubuh, dan merasakan penderitaan. Namun, karya penebusan Kristus di salib menghancurkan kuasa maut dan memberikan janji kehidupan kekal bersama Allah.

Irenaeus dari Lyon menulis, “Allah Bapa sangat berbelas kasih: Ia mengutus Firman-Nya yang kreatif, yang dalam kedatangan-Nya membebaskan kita, mendatangi tempat dan momen di mana kita kehilangan hidup, mematahkan rantai belenggu kita.” Allah tidak menjauh dari kita, melainkan hadir di tengah-tengah kehidupan manusia yang penuh dosa dan penderitaan.

Refleksi:

  • Bagaimana keyakinan bahwa Yesus telah menghancurkan kuasa maut membantu Anda menghadapi kenyataan kematian?

  • Bagaimana Anda dapat menguatkan orang lain untuk menghadapi ketakutan mereka akan kematian?

  • Dalam cara apa Anda dapat berjalan bersama mereka yang mengalami duka dengan iman, pengharapan, dan empati?

Doa:

Yesus yang bangkit,
bantu aku memahami kabar baik bahwa Engkau telah menghapus sengat maut
dan memberikan harapan yang mulia.
Ambil rasa takut dan kekhawatiranku, dan izinkan aku sepenuhnya merangkul kebenaran ini.
Hidup sebagai saksi bagi sesama,
berbicara dalam iman, harapan, dan kasih. Amin.

Go and Do:

  • Personal: Renungkan dan berdoa tentang bagaimana Anda dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dengan iman.

  • Lokal: Selenggarakan diskusi di gereja Anda tentang kematian dan duka, melibatkan organisasi lokal yang relevan.

  • Global: Cari tahu cara mendukung gerakan perawatan paliatif dan hospis di negara lain.

1 Comment

  • Firmus dega Januari 21, 2025 at 7:22 am

    Makasih Romo

    Reply

Leave a Comment