
Rm. Andreas Nugroho SCJ dari Komunitas SCJ Rumah Damai Dehon Palembang – Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Mzm 119:137,124
Engkau adil, ya Tuhan, dan hukum-hukum-Mu benar. Perlakukanlah hamba-Mu sesuai dengan kasih setia-Mu.
PENGANTAR:
Hidup bertekun dalam doa dan terbuka pada rahmat Allah akan membantu kita menjadi pribadi yang dewasa, bijak, dan penuh kasih pada sesama. Bacaan hari ini mengajar kita tentang kebijaksanaan hidup. Dengan kebijaksanaan kita akan dapat membedakan mana yang baku, mana yang perlu. Hidup itu memang membutuhkan materi, namun toh juga harus diimbangi dengan pilihan imani. Semoga pertemuan kita dengan Kristus mendekatkan kita satu sama lain.
SERUAN TOBAT:
I : Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Sabda Allah, yang mewahukan kepada kami rencana penyelamatan manusia oleh Allah. Tuhan, kasihanilah kami.
U : Tuhan, kasihanilah kami.
I : Engkau mengutus Roh Kudus, Roh kebijaksanaan untuk menerangi jalan hidup kami. Kristus, kasihanilah kami.
U : Kristus, kasihanilah kami.
I : Engkau memanggil kami untuk mengikuti-Mu sebagai murid dengan meninggalkan segalanya serta memanggul salib. Tuhan, kasihanilah kami.
U : Tuhan, kasihanilah kami.
DOA KOLEKTAN:
Marilah berdoa: Ya Allah Bapa sumber kebijaksanaan, utuslah Roh Kebijaksanaan-Mu kepada kami, agar kami dapat memahami kehendak-Mu serta melaksanakannya dalam hidup kami sehari-hari. Ajarilah kami untuk berani menyangkal diri dan melepaskan segala sesuatu agar kami dapat menjadi murid-murid-Mu yang sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa Amin.
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan 9:13-18
“Siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan?”
Manusia manakah dapat mengenal rencana Allah, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan? Pikiran segala makhluk yang fana adalah hina, dan pertimbangan kami ini tidak tetap. Sebab jiwa dibebani oleh badan yang fana, dan kemah dari tanah memberatkan budi yang banyak berpikir. Sukar kami menerka apa yang ada di bumi, dan dengan susah payah kami menemukan apa yang ada di tangan, tapi siapa gerangan telah menyelami apa yang ada di surga? Siapa gerangan dapat mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus? Demikianlah diluruskan lorong orang yang ada di bumi, dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu; maka oleh kebijaksanaan mereka diselamatkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 90:3-4.5-6.12-13.14.17
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!
BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Filemon 9b-10.12-17
“Terimalah dia, bukan sebagai hamba, melainkan sebagai saudara terkasih.”
Saudaraku yang terkasih, aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, dan kini dipenjarakan karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anak yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus. Dia, buah hatiku ini, kusuruh kembali kepadamu. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan demi Injil. Tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu kaulakukan bukan karena terpaksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari itu, yaitu sebagai saudara terkasih. Bagiku ia sudah saudara, apalagi bagimu, baik secara manusiawi maupun di dalam Tuhan. Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya
S : (Mzm 119:135) Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 14:25-33
“Barangsiapa tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Pada suatu ketika orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka, “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Andreas Nugroho SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Sahabat Pendengar Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya Romo Andreas Nugroho SCJ dari komunitas SCJ-Rumah Damai Dehon Palembang-Indonesia, dalam Resi – Renungan Singkat – Dehonian edisi Minggu, 07 September 2025 Hari Minggu Biasa XXIII. Sabda Tuhan yang akan kita dengar dan renungkan hari ini dari: Injil Suci menurut Lukas 14:25-33
“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Luk 14:26
Dalam kutipan sabda hari ini, Tuhan Yesus menyampaikan salah satu syarat agar bisa menjadi murid-Nya:
Membenci orang-orang terdekat (ayah-ibu,istri-suami, anak, saudara-saudari)…bagaimana mungkin..? dan bagaimana bisa Tuhan perintahkan ‘membenci”..
Bukankah Yesus meminta kita untuk saling mengasihi, seperti DIA telah mengasihi kita.
Yang dimaksud dengan ‘Membenci’ artinya tidak mencintai orangtua, keluarga lebih daripada mencintai Tuhan. Mengasihi Tuhan dan mengamalkan perintah-Nya menjadi yang utama dan harus dilakukan lebih daripada mengasihi keluarga.
Kata ‘membenci’ akan lebih mudah dipahami dengan melihat perikope lain dalam Injil Matius: Mat 10:37:
37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Yesus tidak mengatakan bahwa kita mengasihi Tuhan seperti mengasihi sesama. Karena kalau mengasihi Allah seperti mengasihi sesama manusia berarti kasih kita ada batasnya dan selalu bersyarat. Sebab, kita tahu bahwa cinta kita kepada sesama sering sifatnya terbatas dan bersyarat.
Akan tetapi, Tuhan Yesus memerintahkan kepada para muridNya untuk “saling mengasihi seperti Tuhan Yesus telah mengasihi mereka.” (lih. Yoh. 15:12)
Jika orang mengasihi Tuhan pasti ia akan mengasihi sesamanya.
Amin.