Minggu, 21 Juli 2024 – Hari Minggu Biasa XVI

Rm. Agustinus Riyanto SCJ dari Komunirtas SCJ Palembang Indonesia

 
 
 
 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA: 

Allah adalah Penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela aku akan mempersembahkan kurban dan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, karena baiklah nama-Mu.

PENGANTAR:

Dalam kenyataannya, kawanan sangat tergantung pada gembalanya. Dengan demikian, kawanan itu akan dibawa ke padang yang hijau. Namun, ada kalanya pula kawanan memilih untuk terpisah dari gembalanya. Di sinilah letak tantangan seorang gembala dalam menjalankan peran dan fungsinya. Setia pada perutusannya dan sekaligus mempertanggungjawabkan perutusannya dengan penuh belaskasihan.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menggembalakan kami, kawanan-Mu. Semoga kami hidup sebagai kawanan yang selalu beratu dan tekun mendengarkan Sabda Putera-Mu serta melaksanakannya dalam hidup kami sehari-hari. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Yeremia 23:1-6

“Aku akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku, dan Aku akan mengangkat gembala-gembala atas mereka.”

Beginilah firman Tuhan, “Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak!” Sebab itu beginilah firman Tuhan, Allah Israel, terhadap para gembala yang menggembalakan bangsaku, “Kamu telah membiarkan kambing domba-Ku terserak dan tercerai-berai; kamu tidak menjaganya. Maka ketahuilah, Aku akan membalas kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat, demikianlah firman Tuhan. Aku sendiri akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku dari segala negeri ke mana Aku mencerai-beraikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembali ke padang mereka; mereka akan berkembang biak dan bertambah banyak. Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekor pun, demikianlah firman Tuhan. Sungguh, waktunya akan datang, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas Adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah nama yang diberikan orang kepadanya: Tuhan — keadilan Kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 23:1-3a.3b-4.5.6

Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.

  1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: ‘ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. ‘Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.

  2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.

  3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.

  4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus 2:13-18

“Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak.”

Saudara-saudara, di dalam Kristus Yesus kamu yang dahulu ‘jauh’ sekarang sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus. Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak, dan yang telah merobohkan tembok pemisah, yaitu permusuhan. Sebab dengan wafat-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya. Dengan demikian Ia mengadakan damai sejahtera. Dalam satu tubuh Ia memperdamaikan keduanya dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan permusuhan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan kepada mereka yang ‘dekat’. Sebab oleh Dia kita, kedua pihak, beroleh jalan masuk kepada Bapa dalam satu Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, allleluya, alleluya
S : (Yoh 10:27) Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 6:30-34

“Mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.”

Sekali peristiwa Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan perutusannya, mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak!” Sebab memang begitu banyaknya orang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak, banyak orang melihat, dan mereka mengetahui tujuannya. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah mendahului Yesus dan murid-murid-Nya. Ketika mendarat, dan melihat jumlah orang yang begitu banyak, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Riyanto SCJ

Vivat Cor Jesus, Per Cor Mariae; Hidup Hati Jesus melalui Hati Bunda Maria.

 Minggu Biasa Ke XVI, Bacaan: Yer 23:1-6, Ef 2:13-18, Mrk 6:30-34. Rm. Agustinus Riyanto, SCJ

Saudara-saudariku pencinta Resi yang mengasihi dan dikasihi Tuhan, sering orang mendengar kata Ora et labora atau Berdoa dan Bekerja sebagai dua sisi kehidupan yang menjadi prinsip hidup. Dua hal itu diperjuangkan dalam hidup kita menjadi ritme kehidupan secara seimbang. Ada bahaya dalam kehidupan ini kalau kita hanya mengutamakan yang satu dan mengabaikan lainnya. Bahaya pertama adalah bahaya karena kegiatan yang terus-menerus. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat bekerja tanpa mengambil waktu untuk beristirahat. Juga, tidak ada seorang pun yang dapat menjalani hidupnya sebagai seorang Kristiani apabila dia tidak menyediakan waktu untuk berada bersama Allah.

Bahaya pula kalau seseorang itu menarik diri terlalu lama dalam kerohanian melalui berbagai kegiatan doa, ibadah, devosi, tanpa disertai tindakan dan kehadiran nyata dalam kehidupan sehari-hari berhadapan dengan sesama dan lingkungan hidupnya. Karena iman dan olah rohani hanya akan bernilai ketika menghasilkan  banyak buah dalam tindak kebaikan bagi banyak orang. Ora et labora yang dimulai oleh para rahib Benediktin memang bukanlah sekadar motto kosong. Kita tidak pernah boleh mencari persekutuan dengan Allah agar dapat menghindarkan diri dari persekutuan dengan sesama manusia, melainkan untuk menyiapkan diri kita agar lebih baik dalam bersekutu dengan sesama manusia. Namun cukupkah hanya dengan keseimbangan Doa dan Karya bagi hidup kita? Masih dibutuhkan satu hal yang sangat penting untuk mendasari keduanya, yaitu Belas Kasih.

Belas kasihan adalah emosi dan perasaan manusia yang muncul dari kedalaman hati. Perasaan tersebut lebih kuat daripada empati karena memunculkan dorongan untuk bertindak bagi orang lain dengan mengabaikan kepentingan diri sendiri. Belas kasih muncul dari rasa cinta mendalam yang mewujud melalui tindakan nyata. Yesus juga berkarya dan berdoa, namun keduanya didasarkan pada kasih IlahiNya.

Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan. Ia bertindak bukan hanya berdasarkan pertimbangan hukum belaka, tetapi karena KasihNya kepada manusia. Belas kasih dalam diri-Nya, menjadi dasar bagi Yesus untuk mengambil tindakan nyata bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan-Nya. Belas kasihan membuat Yesus mengesampingkan ego- Nya. Kebutuhan-Nya untuk menyendiri dan beristirahat dikesampingkan, demi menjawab kebutuhan orang banyak. Tidak ada artinya kedekatan kita pada Tuhan dalam berbagai olah rohani kalau tidak dilandasi kasih kita kepada Allah. Tidak ada nilainya keaktifan kita melayani sesama tanpa adanya kasih kita kepada sesama.

Saudara saudariku terkasih, Sikap Yesus ini menjadi pelajaran sekaligus contoh bagi kita untuk menempatkan belas kasih sebagai pondasi hidup kita, termasuk dalam kegiatan rohani dan karya pelayanan. Semoga dengan demikian, kita sebagai murid-muridNya dapat memancarkan karya keselamatan Allah melalui seluruh aspek kehidupan dan kehadiran kita. Tuhan memberkati. Amin.

DOA UMAT:

I : Begitu besarlah belas kasih Allah kepada kita, umat-Nya. Marilah kita memanjatkan doa kepada Allah Bapa kita yang amat menyayangi kita dan takkan pernah meninggalkan kita.

L : Bagi kesatuan Gereja: Ya Bapa, satukanlah umat yang mengimani Kristus, Pu tra-Mu, untuk selalu mengutamakan belas kasih dan per saudaraan sejati di atas kepentingan-kepentingan kelompok dan perbedaan yang ada di antara kami.

U : Pimpinlah kami untuk selalu menghayati Injil-Mu dalam hidup kami sebagai satu kawanan yang dipersatukan oleh Sang Gembala Agung, Tuhan kami, Yesus Kristus.

L : Bagi kerukunan umat beragama: Ya Bapa, semoga kerukunan di antara umat beragama dalam masyarakat kami semakin nyata berkat penggembalaan-Mu.

Y : Semoga kami tetap bertekun mengembangkan persaudaraan sejati terhadap setiap orang di dunia ini.

L : Bagi anak-anak terlantar: Ya Bapa, semoga anak-anak yang terlantar menemukan tem pat tinggal dan cinta kasih sejati.

U : Bimbinglah kami untuk memiliki bela rasa dan cinta kasih sejati bagi mereka yang miskin, menderita dan juga terlantar.

L : Bagi kita bersama: Ya Bapa, semoga kami selalu bersikap rendah hati dan mau belajar dari orang lain demi perkembangan hidup kami. U Bimbinglah kami agar selalu tulus dan bersemangat dalam mem bangun kerja sama dengan orang lain demi kesejahteraan ber sama.

I : Allah Bapa Yang Maha Esa, Engkau menghendaki kami hidup rukun dan bersatu. Oleh karena itulah Engkau meng utus Putra-Mu. Perkenankanlah Kerajaan damai dan cinta kasih-Nya berkembang sekarang dan di waktu mendatang. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U : Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Ya Allah, kami mohon semoga Engkau berkenan menerima persembahan roti dan anggur ini serta menjadikannya sebagai santapan bagi jiwa kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

ANTIFON KOMUNI  – Mzm. 111:4-5

Perbuatan Tuhan yang agung pantas dikenang, Tuhan itu pengasih dan penyayang. Orang yang takut akan Dia diberi-Nya makanan.

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Ya Allah, kami bersyukur karena Putra-Mu telah menjadi tuan rumah sekaligus hidangan atas perjamuan kudus yang boleh kami ikuti ini. Semoga Ia pun senantiasa tinggal bersama kami dan menjadi gembala kami sehingga kami selalu merasa aman dan tentram di dunia ini sampai kami Kauperkenankan mengalami ketentraman abadi di surga. Sebab, Dialah Tuhan dan penyelamat kami, kini dan sepanjang masa.
Amin

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

No Comments

Leave a Comment