ANTIFON PEMBUKA – Maz. 17:6,8
Aku berseru kepada-Mu sebab Engkau mendengarkan daku, ya Allah. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah kata-kataku. Jagalah aku bagaikan biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.
PENGANTAR
Allah sendiri yang menaburkan benih iman itu maka sebagai pengikut Kristus, kita harus berani mempertanggung jawabkan iman kita di saat berhadapan dengan berbagai permasalahan. Kita tidak boleh putus asa karena Allah akan berkarya dalam hidup kita melalui Roh Kudus sebagaimana iman yang diwartakan Paulus kepada umat di Tesalonika. Dalam menghadapi berbagai situasi dan ujian hidup, kita juga diajak untuk menyelami hati orang dan menjadikan kehendak Allah sebagai pedoman iman
DOA PEMBUKA
Marilah kita berdoa. (hening sejenak) Allah yang kekal dan kuasa, ciptakanlah dalam diri kami hati yang tulus dan setia agar kami mampu melayani Engkau, ya Allah Yang Mahaagung dengan penuh bakti dan kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. U Amin
BACAAN PERTAMA: Yesaya 45:1.4-6
“Aku memegang tangan kanan Koresh supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya.”
Beginilah firman Tuhan, “Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang untuk menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja; untuk membuka pintu-pintu di depannya, supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup: Demi hamba-Ku Yakub, dan demi Israel pilihan-Ku, maka Aku memanggil engkau dengan namamu, dan menggelari engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku. Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, supaya dari terbitnya matahari sampai terbenamnya orang tahu bahwa tidak ada yang lain di luar Aku; Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain.”
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 96:1.3.4.5.7-8.9-10
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, Pujilah Tuhan, hai umat Allah.
-
Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
-
Sebab mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.
-
Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.
-
Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.
BACAAN KEDUA: I Tesalonika 1:1-5b
“Kami selalu ingat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu, dan ketekunan harapanmu.”
Salam dari Paulus, Silwanus, dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang ada dalam Allah Bapa dan dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu. Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu dan ketekunan harapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. Saudara-saudara yang dikasihi Allah, kami tahu bahwa Allah telah memilih kamu. Sebab Injil yang kami beritakan disamapaikan kepada kamu bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dengan kekuatan dalam Roh Kudus dan kepastian yang kokoh.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya.
S : (Flp 2:15-16) Hendaklah kamu bersinar di dunia seperti bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.
BACAAN INJIL: Matius 22:15-21
“Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!” Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka, “Gambar dan tulisan kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. JAM Fridho Mulya SCJ
Vivat cor Jesus, Per cor Marie. Hidup Hati Yesus, dalam hati Bunda Maria.
Para pendengar Resi yang dicintai Tuhan, jumpa dengan saya, Romo Y.A.M Fridho Mulya SCJ dari Komunitas Dehon Metro Lampung, Indonesia dalam Resi (Renungan Singkat), hari ini Minggu, 18 Oktober 2020. Hati Yesus membuka hati kita.
Pendengar Resi, Pemahaman orang Farisi terhadap Yesus itu bagus sekali dan dipakai memuji Yesus, “sebagai seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan tidak takut kepada siapapun juga, sebab tidak mencari muka”.
Tujuan pujian kepada Yesus, supaya Yesus berada di pihak Farisi, mau berkawan dengan mereka, lalu Yesus mau menjawab pertanyaan mereka, “Bolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak.” Pertanyaan dimaksudkan untuk menjatuhkan, bukan pertanyaan murni yang memerlukan jawabab dari Yesus. Jawaban yang mereka inginkan dari Yesus sebenarnya mereka sudah punya. Jika jawaban Yesus sama dengen yang mereka inginkan, mereka punya dasar menjerat dan menjatuhkan Yesus. Dan kalau Yesus mau memenuhi keinginan mereka, mereka akan bersorak sorai, merasa menang dan mengatakan, “O.. ternyata Yesus berpihak pada penjajah, toh.”
Para pendengar Resi dimanapun berada, dari kelicikan orang Farisi awalnya, orang Farisi mau menjerat Yesus, tetapi yang terjadi sebaliknya. Justru orang Farisi yang terjerat oleh Yesus dengan pertannyaan mereka. Yesus langsung menghantam mereka, Yesus tahu apa yang ada dalam pikiran dan kejahatan hati mereka. “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik.” Yesus menyebut orang Farisi sebagai orang minafik, yakni orang yang hidup dalam kepalsuan, hidup bersandiwara, yang antara apa yang dipikirkan – ajarkan tidak selaras dengan yang dilakukan.
Jeratan Yesus terus berlanjut, mereka diminta menunjukkanlah “mata uang untuk pajak.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Yesus bertanya, “Gambar dan tulisan siapakah ini?”. Jawab mereka, “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Jeratan Yesus sungguh mengena, orang Farisi kena batunya dan tidak bisa berkutik. Mereka bungkam seribu bahasa. Yesus menyadarkan mereka untuk tahu kewajiban. Kewajiban taat kepada pemerintah yang sah. Dan kewajiban sembah dan bakti kepada Allah.
Para Pendengar Resi yang dikasihi Tuhan. Kita bisa petik pembelajaran dari Injil hari minggu ini:
-
Hidup itu tidak boleh main dengan coba-coba. Tidak suam-suam kuku. Baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Hidup harus ada kesungguhan, ada keseriusan. Hidup harus diperjuangkan, berjuang dangan inspirasi cinta dan kesiapsediaan dan pengorbanan.
-
Merenungkan sabda Yesus tadi, kita teringat akan wejangan Mgr. Soegijopranoto yang mengatakan, “Jadilah 100 % warga negara Indonesia; jadilah 100 % warga Gereja/Katolik.”
-
Sebagai orang yang lahir di Indonesia, kita diterima dan langsung diakui sebagai warga negara Indonesia. Tidak ada tawar menawar. Mendapat akta kelahiran, yang bila sudah waktunya kita mendapat Kartu Tanda Penduduk. Mendapat banyak fasilitas dari bumi Indonesia. Kita hidup, menghirup udara, makan dan minum dari bumi Indonesia bahkan juga bakalan meninggal di Indonesia. Wajarlah bahwa kita bisa memberikan sesuatu bagi negara tempat tumpah darah ini, sesuai kebisaan dan kemampuan kita. Bukan sebaliknya merusak atau merongrong, umpama seperti minggu lalu, ikut demo untuk menggagalkan RUU Cipta Kerja, yang sebenarnya tidak tahu apa-apa, tidak mendapat apa-apa, hanya diperalat oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Bukan mengatakan, “What my country can do for me, but what I can do for my country.” (John F Kenedy). Jadi, “Jadilah 100 % warga negara Indonesia;
-
Jadilah 100 % warga Gereja/Katolik.” Pembabtisan yang kita terima itu serius. Lewat pembabtisan kita dipersatukan dengan Kristus dalam iman, dan kita diundang untuk semakin bersatu dengan Kristus dengan menerima rahmat keselamatan melalui sakramen yang Tuhan Yesus sediakan, yang keluar dari Hati Kudusnya. Beato Carlo Acutis yang dibeatifikasi pada Sabtu, 10 Oktober 2020. Beato sangat muda ini (15) mempunyai iman yang amat sangat sungguh mendalam. Ia menghidupi sakramen-sakramen dengan kesungguhan. Terutama Sakramen Ekaristi. Ia mengumpulkan sekitar 136 mukjizat Ekaristi dan mempublikasikan ke seluruh dunia. (miracoli.eucaristici.org). Ia sungguh menghayati Ekaristi setiap hari, ia mengatakan, “Semakin sering menerima Ekaristi, kita akan semakin seperti Yesus”. Dalam ekaristi kita mengalami kebahagiaan surgawi.
No Comments