RENA AUDIO:
Apa kabar? Hebat-hebat-hebat… adik-adik yang terkasih selamat bersua lagi dengan romo wahyu tri haryadi scj. Romo sekarang ini tinggal di Jambi. Nah pada kesempatan rena atau renungan anak dehonian minggu biasa ke-12 ini romo akan mengajak adik-adik mendengarkan kisah Tuhan menaklukkan badai dan gelombang.
Are you ready? Sebelum kita mendengarkannya romo ajak adik-adik selama mendengarkan kisah ini duduk dengan tenang. Tetapi sebelumnya mari kita berdoa dulu agar rena kali ini menyentuh hati adik-adik…
+ Tuhan Yesus hari ini kami ingin mendengarkan kisah bagaimana Engkau mahakuasa dan hebat. Engkau menaklukkan gelombang badai hanya dengan berkata, “Diam tenanglah!” Kami mohon berikan kami telinga yang dapat mendengarkan rena dengan sungguh-sungguh. Kemuliaan kepada bapa dan putrea dan roh kudus. Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang masa amin. +
Hari itu Tuhan Yesus bersama para murid baru saja melakukan pelayanan untuk menolong sesama yang sakit dan berdosa. Karena hari sudah petang, maka Yesus yang tahu bahwa para murid telah lelah dan butuh beristirahat berkata, “Murid-muridku, marilah kita bertolak ke seberang. Ini saatnya kita menyepi untuk menjaga fisik dan hati kita agar tetap sehat dan bisa berkarya lagi esok” Jawab para murid, “Baik Tuhan!” “Wah Guru tahu ya bahwa kita kecapekan,” kata seorang murid. “Ia itu namanya kita sayang kepada diri kita.” Jawab murid lainnya. “Benar kita jangan kurang tidur tapi jangan sampai kita kebanyakan tidur pula,” semua murid tertawa mendengar lelucon murid itu.
Mereka kemudian meninggalkan orang banyak itu. “Tuhan Itu perahu kita.” Kata seorang murid memberi tahu Tuhan Yesus karena ada beberapa kapal. Tuhan lalu menaiki kapal dimana ada rasul Petrus di sana. “Awas jangan salah pijak nanti jatuh ke danau.” Mereka saling membantu untuk menaiki perahu itu. Kapal itu lumayan besar dan terbuat dari kayu. Ada beberapa kapal lain yang digunakan. Kapal-kapal yang kokoh itu mulai berlayar. Yesus kemudian menuju buritan yaitu bagian belakang kapal dan duduk di sana. Tuhan Yesus merasa lelah lalu ia tertidur di buritan.
Cuaca malam itu memang agak mengerikan. Angin berhembus kencang. Biasanya kalau angin itu kencang maka gelombang akan turut menari-nari. Gelombang disekitar perahu tampak meninggi. Suaranya memecah keheningan malam. Di tambah lagi langit tampak gelap tanpa ada penerangan bulan. “wah sepertinya aka nada taufan datang.” “Benar cuaca hari ini kurang bersahabat!” Ayo cepat kita arahkan perahu kita ke seberang sebelum …” teman-teman berpegangan erat taufan datang!” Para murid mulai waspada karena taufan menjemput mereka. Malam itu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. “Wah ombaknya masuk ke perahu!” ia cepat jangan hanya bicara, ciduk air itu dan buang kembali ke danau. Jangan sampai kapal kita dipenuhi air.
Ketika keadaan mencekam itu tuhan Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. “Cepat bangunkan Tuhan!” Aku tidak berani!” Panggil saja namanya dari pada kita semua tenggelam. Kamu saja sana. Para murid agak segan untuk membangunkan Tuhan. Salah seorang murid menarik nafas dan memberanikan diri. Sambil membangunkan Tuhan Ia berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”
Tuhan pun bangun, setelah melihat para muridnya yang ketakutan dan cemas. Ia menuju bagian depan. Ia berdiri dan setelah matanya dipejamkan sejenak ia menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Lalu Ia berkata kepada murid-murid: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya? ” Mereka menjadi sangat takut. Mereka diam tidak berani membalas pertanyaan Yesus. Seorang berkata kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?”
Kapal itu akhirnya tiba di seberang dengan selamat. Mereka begitu bersukacita karena baru saja terlepas dari bahaya taufan. “Teman mengapa kita mesti takut, bukankah Tuhan Yesus bersama kita?” “Iya benar, kita kurang percaya pada Tuhan.” “Teman-teman kita telah melihat Tuhan ternyata menjaga dan melindungi kita selalu. Semoga kali lain kita semakin mengandalkan Tuhan.”
Adik-adik demikianlah kisah para murid yang melihat dengan mata dan kepala mereka sendiri bahwa Tuhan selalu menyertai kita. Tuhan pasti menjaga kita sekalian.
Demikianlah rena kita kali ini adik-adik.
No Comments