Kamis, 04 Juni 2020 – Hari Biasa Pekan Biasa IX

Rm. Aloisius Yudistira SCJ dari Komunitas SCJ Brussel Belgia

 
 

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2:8-15) 

“Sabda Allah tidak terbelenggu. Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia.”

Saudara terkasih, ingatlah akan ini: Yesus Kristus, keturunan Daud yang telah bangkit dari antara orang mati, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. Karena pewartaan Injil inilah aku menderita, malahan dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi sabda Allah tidak terbelenggu. Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka pun memperoleh keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. Sabda ini benar: “Jika kita mati dengan Kristus, kita pun akan hidup dengan Dia. Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia. Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita. Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.” Ingatkanlah dan pesankanlah dengan sungguh semua itu kepada mereka di hadapan Allah. Dengan demikian mereka tidak akan bersilat kata, yang sama sekali tidak berguna, tetapi malah mengacaukan orang yang mendengarnya. Berusahalah agar engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang mewartakan sabda kebenaran itu dengan terus terang.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 25:4bc-5ab.8-9.10-14

Ref. Ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku.

  1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
  2. Tuhan itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.
  3. Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian dan peringatan-peringatan-Nya. Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya Ia beritahukan kepada mereka.

BAIT PENGANTAR INJIL: 

U:  Alleluya

S:  (Mzm 119:34) Berilah aku pengertian, maka aku akan menaati hukum-Mu, aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan.

BACAAN INJIL: Markus 12:28b-34

“Inilah perintah pertama. Dan yang kedua sama dengan yang pertama.”

Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya, “Perintah manakah yang paling utama?” Yesus menjawab, “Perintah yang utama ialah, ‘Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan yang esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Dan perintah yang kedua, ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.’ Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini.” Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus, “Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan, bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, jauh lebih utama daripada semua kurban bakar dan persembahan.” Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu. Maka Ia berkata kepadanya, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah.” Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.

RENUNGAN DIBAWAKAN OLEH Rm. Al. Yudistira SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan. Kita berjuma lagi dengan saya Rm. Aloysius Yudistira dari Brussel Belgia.

Saudara-saudara yang terkasih, Hukum kasih berlandaskan pada iman akan ke-esa-an Allah. Hanya ada satu Allah bagiku. Atau, hanya Allah cukup, kata St. Teresa dari Avilla. Sebagai orang kristiani, kita pasti setuju hanya ada satu Allah. Tetapi kita perlu ingat kisah kejatuhan manusia dalam dosa, dimulai saat ular berkata: “kamu bisa jadi seperti Allah!”.

Kisah itu adalah kisah pemberontakan, ketika ada dua pihak yang hendak mengambil alih kendali kehidupan dari Allah, Sang pencipta dan pemilik kehidupan, yaitu ular (setan) dan manusia. Kita, manusia, perlu menyadari godaan untuk menjadi Allah bagi hidup kita dan dunia kita. Kita menyadari bahwa kita tidak jauh dari cinta diri, egoisme, nafsu kuasa, harta, penindasan terhadap orang lain, keserakahan, iri dengki, kesombongan, yang merupakan wujud dari hasrat menjadi seperti Allah atau menjadi pengendali kehidupan.

Di sisi lain, ular (setan) terus menggoda manusia untuk menolak Allah dengan segala provokasi. Kasih membutuhkan fondasi kuat, yaitu kerendahan hati: taat dan menyerah di hadapan Allah – keyakinan hati bahwa hanya Allah yang mengendalikan kehidupan, sikap penyerahan di hadapan Allah “terjadilah kehendak-Mu”. Di atas dasar kokoh kerendahan hati dan penyerahan diri, kasih adalah daya kehidupan yang menyelamatkan. 

Semoga Allah senantiasa melimpahkan kepada kita rahmat kerendahan hati dan penyerahan diri itu, agar hidup kita senantiasa dipenuhi dengan kasihNya. Tuhan memberkati.  

1 Comment

  • Makarius Kriswantoro Juni 4, 2020 at 12:16 am

    Trimakasih Romo Yudistira atas resinya..
    Kita diingatkan 2 Hukum Utama Kasih.. Kadangkala kita terjebak pada bahwa Allah saudara yang lain berbeda dengan Allah kita. Masih terjebak juga bahwa sesamaku adalah yang segolongan denganku, sama dengan agamaku.. Semoga kita semakin cinta, membaca dan mendalami Alkitab dan seluruh Firman Allah, namun tetap dalam pondasi 2 Hukum Kasih di atas (ayat 30 & 31).
    Selamat bertugas di Brussel Belgia Romo..🙏💞

    Reply

Leave a Comment