Senin, 03 Agustus 2020 – Hari Biasa Pekan XVIII

Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ dari Komunitas SCJ Toronto Kanada

 
 

ANTIFON PEMBUKA – Mzm. 81:17

UmatKu akan Kuberi makan sari gandum, dan kupuaskan dengan madu kuat.

 

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang Mahabaik, berkenanlah menyatakan, siapakah Engkau sebenarnya bagi kami. Puaskanlah lapar kami akan Dikau dalam diri yesus PuteraMu terkasih, yang menjadi rezeki kehidupan dunia. Sebab Dialah ….

 

BACAAN PERTAMA: Yeremia 28:1-17

“Hai Hananya, Tuhan tidak mengutus engkau! Engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta.”

Peristiwa ini terjadi di Kota Yerusalem pada awal pemerintahan Zedekia, raja Yehuda, yaitu dalam bulan yang kelima tahun yang keempat. Nabi Hananya bin Azur, yang berasal dari Gibeon, berkata kepadaku di rumah Tuhan, di depan mata imam-imam dan seluruh rakyat, “Beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel, ‘Aku telah mematahkan penindasan raja Babel. Dalam dua tahun ini segala perkakas rumah Tuhan yang telah diambil dari rumah ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel, akan Kukembalikan ke tempat ini. Juga Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta semua orang buangan dari Yehuda yang dibawa ke Babel akan Kukembalikan ke tempat ini, demikianlah sabda Tuhan! Sungguh, Aku akan mematahkan penindasan raja Babel itu!” Lalu berkatalah Nabi Yeremia kepada Nabi Hananya di depan para imam dan seluruh rakyat yang berdiri di rumah Tuhan. Kata nabi Yeremia, “Amin! Semoga Tuhan berbuat demikian! Moga-moga Tuhan menepati perkataan-perkataan yang kaunubuatkan itu dengan mengembalikan perkakas-perkakas rumah Tuhan dan semua orang buangan dari Babel ke tempat ini. Hananya, dengarlah perkataan yang akan kukatakan kepadamu dan kepada seluruh rakyat ini. Nabi-nabi yang ada sebelum aku dan sebelum engkau dari dahulu kala telah bernubuat kepada banyak negeri dan terhadap kerajaan-kerajaan yang besar tentang perang dan malapetaka dan penyakit sampar. Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh Tuhan.” Kemudian Nabi Hananya mengambil gandar yang terpasang pada tengkuk nabi Yeremia, lalu mematahkannya. Berkatalah Hananya di depan mata seluruh rakyat itu. “Beginilah sabda Tuhan, ‘Dalam dua tahun ini begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel, dari pada tengkuk segala bangsa!” Kemudian pergilah nabi Yeremia dari sana. Dan sesudah nabi Hananya mematahkan gandar dari pada tengkuk nabi Yeremia, bersabdalah Tuhan kepada Yeremia, “Pergilah dan katakanlah kepada Hananya, ‘Beginilah sabda Tuhan: Engkau telah mematahkan gandar kayu, tetapi Aku akan membuat gandar besi sebagai gantinya! Sebab beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel, ‘Kuk besi akan Kutaruh ke atas tengkuk segala bangsa ini, sehingga mereka takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel. Sungguh, mereka akan takluk kepadanya! Malahan binatang-binatang di padang telah Kuserahkan kepadanya.” Lalu berkatalah nabi Yeremia kepada nabi Hananya, “Dengarkanlah, hai Hananya! Tuhan tidak mengutus engkau, dan engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta. Sebab itu beginilah sabda Tuhan, ‘Sungguh, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah menghasut rakyat murtad kepada Tuhan.” Maka matilah nabi Hananya dalam tahun itu juga, pada bulan yang ketujuh.

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 119:29.43.79.80.95.102

Reff: Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.

  1. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah aku Taurat-Mu.

  2. Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.

  3. Biarlah berbalik kepadaku orang-orang yang takut kepada-Mu, orang-orang yang tahu peringatan-peringatan-Mu.

  4. Biarlah hatiku tulus dalam ketetapan-ketetapan-Mu, supaya jangan aku mendapat malu.

  5. Orang-orang fasik menantikan aku untuk membinasakan aku; tetapi aku hendak memperhatikan peringatan-peringatan-Mu.

  6. Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U: Alleluya
S: Rabi, Engkau Anak Allah, Engkaulah raja Israel.

 

BACAAN INJIL: Matius 14:22-36

Sekali peristiwa, setelah mengenyangkan orang banyak dengan roti, Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh pergi Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia seorang diri di situ. Perahu para murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Melihat Dia berjalan di atas air, para murid terkejut dan berseru, “Itu hantu!” Dan mereka berteriak ketakutan. Tetapi Yesus segera menyapa mereka, kata-Nya, “Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!” Lalu Petrus berseru, “Tuhan, jika benar Tuhan sendiri, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air.” Kata Yesus, “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasakannya tiupan angin kencang, Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam lalu berteriak, “Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya memegang dia dan berkata, “Orang kurang percaya! Mengapa engkau bimbang?” Keduanya lalu naik ke perahu dan redalah angin. Dan mereka yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, “Sungguh, Engkau Anak Allah.” Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. Begitu Yesus dikenal oleh orang-orang setempat, mereka memberithukannya ke seluruh daerah. Maka semua orang sakit dibawa kepada-Nya. Mereka memohon, supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah Dia menjadi sembuh.

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ

Vivat Cor Jesu – Per Cor Mariae – Hiduplah Hati Yesus – Melalui Hati Maria

Para Pendengar Renungan Singkat Dehonian yang diberkati Tuhan, bertemu kembali dengan saya, Romo Yuliwan, dari Komunitas Toronto, Canada.

Hari ini Senin, tanggal 3 Agustus 2020, marilah kita memulai permenungan kita pada hari ini dengan mendengarkan Sabda Tuhan, yang diambil dari Injil menurut Santo Matius 14:22-36.

Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan, kisah ini sungguh menarik sekaligus juga menantang kita semua. Kita disadarkan akan kehadiran Tuhan di tengah-tengah kehidupan kita. Dan Yesus setelah Dia berkarya, Dia mengambil waktu hening pribadi, berdoa kepada BapaNya. Sebuah relasi yang tidak pernah terputus dan relasi yang senantiasa dibina, dikembangkan dan yang menguatkan Yesus dalam tugas perutusanNya. Para rasul, para murid meninggalkan Yesus, karena memang Yesus meminta agar mereka pergi lebih dahulu, dengan perahu mereka mengarungi danau Genesaret. Malam tiba dan angin ribut pun datang. Di tengah-tengah situasi yang menakutkan bagi mereka, Yesus mendatangi mereka dan berjalan di atas air. Reaksi spontan yang muncul adalah ketakutan, ‘itu hantu!’ dan Yesus mengatakan, ‘tenanglah’. Bagian pertama ini menyadarkan kita semua bahwa itulah realita kehidupan kita. Kadang-kadang kita mengalami badai di tengah-tengah malam yang gelap dan muncullah ketakutan, sehingga mata kita tidak melihat bahwa Tuhan hadir di situ. Sering dalam kehidupan kita, ketika kita mengalami masalah, ketika kita mengalami situasi yang berat, seolah-olah sungguh gelap seperti malam dan seperti badai yang menyerang dan kita berteriak-teriak memanggil Tuhan, walaupun Tuhan ada paling dekat dengan kita. Namun kita tidak melihat klehadiranNya, karena kita berfokus pada penderitaan, pada kesulitan, pada gelapnya malam. Kata-kata Yesus sangat penting, ‘tenanglah!’.

Dan kita lihat bagaimna selanjutnya, bagian kedua, ketika Petrus meminta bahwa dia ingin berjalan untuk membuktikan bahwa itu sungguh Tuhan Yesus. Yesus pun mempersilahkan, tetapi angin itu membuat dia ragu-ragu dan mulai tenggelam dan di situ ia berteriak, ‘Tuhan, tolonglah aku!’. Sambil mengungkapkan imannya, dia memohon pertolongan Tuhan dan Yesus menolongnya. Inilah Tuhan yang kita imani, yang senantiasa hadir pada waktu kita mengalami kesulitan dan yang senantiasa membantu kita ketika kita memohon walaupun dalam keraguan. Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan, percaya kepada Tuhan, itu berarti mengenal Tuhan. Mengenal tidak harus melihat sendiri, tetapi mengenal itu berarti kita mengalami dan punya relasi personal yang dekat. Kita bisa bertanya diri, seperti para rasul, Petrus khususnya, yang selama ini bersama Yesus, tetapi mengapa mereka masih belum mengenal Dia dan akhirnya juga menjadi ragu dan kurang percaya. Yesus tegur Petrus khususnya, tetapi juga yang lain, ‘hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?’. Saudara sekalian, ini juga teguran untuk kita semua, kita yang selama ini mendapat karunia demi karunia, mengalami kehadiran dan kebaikan Tuhan lewat berbagai macam peristiwa, mengapa kita masih ragu, bimbang, takut. Tenanglah, kata Yesus. Tenang itu berarti berada dekat Tuhan dan mengalami kehadiranNya.

Nah, saudara sekalian, marilah kita di tengah-tengah kehidupan ini, mengenal Tuhan lebih dalam, hari demi hari, lewat keakraban dengan Dia, lewat doa-doa kita dan mendengarkan SabdaNya, dan dengan demikian, kita tidak akan takut ketika kita berada di dalam kegelapan dan badai melanda, karena Tuhan selalu menyertai kita. Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa segala sesuatu itu baik-baik saja, yang Dia janjikan, ia selalu menyertai dan ada bersama kita, apapun situasi kita. Percayalah kepadaNya.

Selamat meneruskan perjuangan hidup kita bersama Yesus yang selalu menyertai dan mendampingi kita dengan berkatNya;

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

“Semoga hati Kudus Yesus semakin merajai hati kita”

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa Yang Mahamurah Hati, berkenanlah bersabda kepada kami, bahwa Engkaulah kelangsungan hidup kami, berkat anggur roti suci ini, Ialah Yesus PuteraMu terkasih, …..

 

ANTIFON KOMUNI  –  Mat. 14:19.20a

Yesus mengambil kelima buah roti dan kedua ekor ikan. Dibagi-bagikanNya Roti itu dan diberikanNya kepada para murid. Lalu para murid membagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang.

 

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber kedamaian, kami bersyukur, karena PuteraMu telah memberitahu, apa yang dapat mendatangkan kedamaian sejati: Dialah rezeki kehidupan bagi setiap orang dan bangsa. Dialah kesehatan dan kedamaian kami selama hidup. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin

2 Comments

  • Oe Mei Ly Agustus 2, 2020 at 3:03 pm

    Tuhan , sertailah kami dalam menjalankan hari hari hidup kami, agar langkah kami sejalan dengan kehendakMu

    Reply
  • Herlin Djunaidy Agustus 2, 2020 at 3:15 pm

    Tuhan YESUS ajar kami utk selalu percaya dan menyerahkan diri dan hidup kami seutuhnya pd kuasa dan kehendakMu.

    Reply

Leave a Comment