Hai-hai teman-teman, berjumpa lagi bersama frater di RENA (Renungan Anak Dehonian), Vivat Cor Jesu Per Cor Mariae. Apa kabarnya teman-teman? Pasti baik kan, kalau yang lagi sakit cepat sembuh dan kalau yang lagi sedih, semoga cepat gembira ya, karena apa? Karena Yesus di hati kita. Perkenalkan, nama frater adalah Frater Windu, frater tinggal di rumah formatio Postulat-Novisiat St. Yohanes Gisting. Frater berasal dari paroki St. Pius X Gisting.
BACAAN INJIL: Matius 22:1-14
“Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini”
Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, ‘Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.’ Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, ‘Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, ‘Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?’ Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, ‘Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.’ Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus
Oke, kita baru saja mendengarkan bacaan Injil yang sangat menarik. Maka dari itu, frater mau bertanya, apakah teman-teman pernah diundang untuk menghadiri acara ulang tahun teman kita; atau diajak oleh orang tua kita untuk menghadiri acara pernikahan? Kalau pernah, pastinya teman-teman memakai pakaian yang layak dan pantas kan? Tidak mungkin kita memakai baju compang-camping atau malah memakai baju tidur. Jelas, orang-orang akan memandang kita aneh dan lucu.
Nah, melalui perumpaan itu kita diundang untuk datang kepada Yesus dengan hati yang layak dan pantas. Pastinya, kita sebagai sahabat Yesus harus dekat denganNya, dengan cara apa? Banyak sekali cara untuk semakin dekat dengan Yesus. Contohnya adalah: rajin berdoa, rajin pergi ke Gereja, membaca Kitab Suci, mendengarkan renungan, atau membaca buku-buku rohani. Itulah undangan yang diberian kepada kita untuk semakin bersahabat dengan Yesus.
Selanjutnya, kita harus datang dan melaksanakan undangan itu dengan hati yang layak dan pantas. Bagaimana sih hati yang layak dan pantas itu, teman-teman? Coba kita pikirkan sejenak… ya, melaksanakan dengan hati yang layak dan pantas itu adalah: serius, rendah hati, tulus dan tidak terpaksa (karena diminta oleh orangtua), dan yang tak kalah penting adalah mau agar Yesus itu merajai hidup kita. Supaya kita semakin dekat dan bersahabat denganNya.
Teman-teman, siapa yang rajin berdoa? Siapa yang rajin membaca Kitab Suci? Kalau kita mau tumbuh dalam iman, pastinya kita mau berdoa setiap saat dan membaca Kitab Suci. Bukan hanya itu, Yesus mengundang kita untuk mempraktikkan setiap ajaranNya. Andaikan saja Yesus itu adalah orangtua kita, guru agama kita atau mereka yang mengajarkan kehidupan keagamaan kepada kita. Bagaimana sikap teman-teman? Mau menerima atau malah menolak undangan mereka. Contohnya nih “nak, ayo ikut bapak misa!”, atau “le, ayo ikut ibu berdoa!” Jika mereka itu Yesus, apakah kita mau menolak ajakan mereka?.
Nah, begitu saja renungan dari frater, semoga kita semakin bersahabat dengan Yesus, ya. Kuncinya kita harus menerima undangan dan memakai hati kita dengan layak dan pantas. Sampai jumpa di renungan selanjutnya. Tuhan memberkati.
No Comments