Minggu, 15 November 2020 – Rena Dehonian

Rm. C. Wahyu Tri SCJ dari Komunitas SCJ Pondok Kristofel Jambi Indonesia

 

Rena Minggu ke-3 Bulan November

Matius 25:14-15, 19-21

Oleh Rm. C Wahyu Tri Haryadi SCJ

Adik-adik, apa kabar? Hebat… Hebat… Hebat… Siapa yang hebat? Aku … kamu … kita. Benar kita semua hebat karena kita memiliki Yesus Kristus.

Hari ini romo Wahyu Tri Haryadi SCJ dari Jambi mengajak kalian semua untuk bersyukur atas talenta yang kalian miliki. Talenta itu apa? Ada yang bisa menjawab? Azka dari St Bernadet Cileduk bisa menjawab? Atau Deandra dari Yogyakarta bisa menjawab? Atau Diko dari St Stefanus cilandak bisa menjawab?

Ya benar, talenta itu adalah hadiah dari Tuhan untuk kita yang berupa kemampuan untuk menjadi pribadi yang berguna. Kemampuan itu bisa berupa suara yang merdu, tangan yang terampil untuk menari atau bermain organ, atau kaki yang cepat untuk bermain sepak bola. Kemampuan dapat juga berupa daya mengingat yang hebat, berbahasa asing.

Di Jambi romo Wahyu mengenal seorang anak bernama Michel. Dia masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Tuhan memberikan kepadanya cara bicara yang menawan. Ia pernah turut dalam lomba bertutur kitab suci. Romo ketika mendengarkan dia bertutur, romo terkagum-kagum. Dengan bagus ia mengisakan cerita kitab suci. Terpujilah Allah, seorang anak sudah dapat melakukan itu.

Tentu kita memiliki talenta yang berbeda-beda. Tuhan pasti mengharapkan kita berkembang dengan talenta kita. Ingat kisah kitab suci bahwa Tuhan Allah sangat bersukacita ketika manusia yang diberi talenta dapat menggunakannya sehingga ia semakin ahli dan berguna dalam keluarga dan masyarakat. Talenta yang digunakan, dilatih dan dipraktekkan akan menjadikan kita anak-anak yang berguna.

Siapa yang tidak senang kalau dirinya itu menjadi anak yang berguna? Sesuatu yang tidak berguna hanya akan disingkirkan, dibuang bahkan dihindari. Tuhan tidak menghendaki kita menjadi seperti itu.

Adik-adik sekarang romo akan berbagi cerita. Semoga kalian suka dengan cerita ini. Yuk kita dengarkan:

 

Adalah Sumitro orang desa yang sangat terkenal ramah. Ia sangat cerdik dan karenanya kepala desa sering memberinya hadiah karena ide-idenya yang cemerlang untuk desa itu. Rumah Sumitro dikelilingi kebun yang cukup luas. Bila orang melihatnya tentu akan berpikir tentang betapa kayanya si Sumitro.

Suatu kali, seorang pencuri berhasil memasuki rumah Sumitro. Ia cari disetiap bagian rumah itu harta berharga. Tetapi ia tidak menemukannya. Pencuri itu terheran-heran karena isi rumah sumitro sangat sederhana hanya ada 1 tempat tidur, 1 meja dan 2 kursi. Selebihnya kosong. Berjam-jam si pencuri berusaha menemukan barang berharga. Namun sia-sia.

Sumitro pulang dan melihat ada sesuatu yang aneh di rumahnya. Ia tahu bahwa ada seseorang masuk ke dalam rumahnya. Sumitro tidak berteriak “Maling!!!” Karena bisa saja pencuri itu meloloskan diri atau akan melukai dirinya. Tetapi ia kemudian dengan cerdik menulis sebuah surat lalu ia masukkan lewat celah pintu masuk.

Kemudian Sumitro berdiri di luar dekat jalan. semua orang yang melintasi rumah itu terheran-heran. “Loh kok berdiri di luar, apa kehilangan kunci?” Namun sumitro hanya mematung dan diam. Hal itu menarik perhatian banyak orang dan akhirnya halaman rumah Sumitro penuh dengan orang berkerumun, menyaksikan Sumitro yang mematung.

Mendengar suara ribut di luar rumah, sang pencuri kebingungan. Ia takut setengah mati. Namun ia terkejut karena melihat sepucuk surat, di dekat celah pintu masuk. Ia baca, “Hai tamuku, tolonglah bukakan pintu untuk aku, dan berlakulah dengan baik sebab banyaklah tamuku di luar ingin mengenalmu.”

Pencuri itu tidak tahu harus berbuat apa, karena rumah itu telah dikelilingi banyak orang. Mereka semua menunggu apa yang akan terjadi dengan Sumitro. Pencuri berpikir, percuma ia melarikan diri. Mereka pasti akan memukulinya. Bila ia bertahan pun ia akan kehausan dan kelaparan di dalam karena rumah Sumitro ternyata kosong tak ada makanan.

Akhirnya si pencuri menyerah dan ia membuka pintu depan, ia pasrah. Ketika ia membuka pintu …klekkk… semua orang terkejut karena ada yang membuka pintu rumah Sumitro. Sontak Sumitro berseru, “Ahhh ini dia saudaraku yang ku tunggu berjam-jam di sini. ternyata ia telah datang.” Sumitro berjalan membelah orang-orang di sana. Semua terheran-heran. “Sumitro memeluk pencuri itu. Katanya, “tetangga-tetanggaku apakah kalian tidak terut bergembira karena kedatangan saudaraku ini?” Yaaa tentu kami ikut senang… “Kalau begitu mari kita jamu dia.” Lalu pencuri itu disambut oleh warga. Mereka duduk bersama sambil menikmati hidangan yang dibawakan oleh para tetangga. Mereka banyak bertanya kepada pencuri itu tentang hubungan dan masa lalu Sumitro.

Sejak saat itu si pencuri kapok dan berjanji tidak akan menjalani kehidupan sebagai pencuri.

Adik-adik, hebat bukan Sumitro? Kecerdikannya dia gunakan untuk menyelamatkan si pencuri dan akhirnya malah membuat si pencuri jera dengan pekerjaannya. Sumitro tidak menggunakan talentanya untuk menangkap pencuri tetapi untuk mengubah kejahatan menjadi kebaikan. Talentanya tidak membuatnya sombong tetapi justru bermanfaat.

Adik-adik itulah yang ingin romo Wahyu sampaikan kepada kalian pada hari minggu 15 November ini. Semoga berguna dan adik-adik, yuk gunakan dan kembangkan talenta yang kalian miliki. Mari kita buat Tuhan bergembira karena kita tidak memendam talenta kita.

No Comments

Leave a Comment