Kamis, 19 November 2020 – Hari Biasa Pekan XXXIII

Fr. Rafael Sudibyo SCJ dari Komunitas Rumah Retret La Verna Padang Bulan Pringsewu Lampung – Indonesia

 
 
 
Audio Resi

ANTIFON PEMBUKA –  Mazmur 149:1-2

Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.

 

PENGANTAR

Bila kita ingin menjadi Gereja sungguh-sungguh, maka kita harus ikut prihatin dan menderita bersama Gereja, bukan dengan melontarkan kecaman-kecaman. Setia akan ajaran Yesus kita akan diperkenankan membaca kitab Wahyu. Di situlah kita akan menemukan bahwa kita dipanggil menjadi Gereja yang membawa kedamaian ke dunia

 

DOA PEMBUKA

Marilah berdoa: Allah Bapa, Raja damai, perkenankan kami menemukan apa yang dapat mendatangkan kedamaian. Semoga kami semua patuh setia akan sabda Putra-Mu yang menjadi cahaya dalam perjalanan kami. Sebab Dialah Putra-Mu.

 

BACAAN PERTAMA: Kitab Wahyu 5:1-10

“Anak Domba telah disembelih dan dengan darah-Nya telah menebus kita dari segala bangsa.”

Aku, Yohanes, melihat Seorang yang duduk di atas takhta di surga; dengan tangan kanan Dia memegang sebuah gulungan kitab. Kitab itu ditulis sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai. Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya, “Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?” Tetapi tak seorang pun di surga atau di bumi atau di bawah bumi yang dapat membuka gulungan kitab itu atau melihat sebelah dalamnya. Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak seorang pun dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu atau pun melihat sebelah dalamnya. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku, “Jangan menangis! Sesungguhnya singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang. Dialah yang dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya. “Maka aku melihat seekor Anak Domba berdiri di tengah-tengah takhta dan ditengah-tengah keempat makhluk serta orang tua-tua itu. Anak Domba itu kelihatan seperti telah disembelih, Ia bertanduk tujuh dan bermata tujuh. Itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat orang tua-tua di hadapan Anak Domba. Mereka masing-masing memegang sebuah kecapi, dan sebuah cawan emas penuh dengan kemenyan. Itulah doa orang-orang kudus. Dan mereka menyanyikan sebuah lagu baru katanya, ‘Layaklah Engkau menerima gulungan kitab dan membuka ketujuh meterainya. Sebab Engkau telah disembelih, dan dengan darah-Mu telah membeli mereka bagi Allah dari setiap suku, bahasa, kaum dan bangsa. Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka sebagai raja akan memerintah di bumi.”

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 149:1-6a.9b

Ref. Tuhan, Engkau telah membuat kami menjadi raja dan imam.

  1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.

  2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.

  3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka. Itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya
S : Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

 

BACAAN INJIL: Lukas 19:41-44

“Andaikan engkau tahu apa yang perlu untuk damai sejahteramu!”

Pada waktu itu, ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangisinya, katanya, “Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, musuhmu mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Dan mereka akan membinasakan dikau beserta semua pendudukmu. Tembokmu akan dirobohkan dan tiada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Sebab engkau tidak mengetahui saat Allah melawati engkau.”

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Fr. Rafael  Sudibyo SCJ

Vivat Cor Jesu, per Cor Maria. Hiduplah Hati Yesus, melalui Hati Maria.

Pendengar Resi Dehonian yang terkasih, selamat berjumpa kembali dengan saya, Fr. Rafael Sudibyo, SCJ, dari komunitas La Verna Padang bulan Pringsewu, Lampung, dalam resi – renungan singkat dehonian, edisi hari kamis, pekan biasa ke XXXIII, Kamis, 19 November 2020.

“mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau.”

Pendengar RESI Dehonian yang terkasih, pada hari ini kita mendengar bagaimana Injil Lukas menggambarkan tentang kesedihan yang paling dalam, yang dialami oleh Yesus Kristus. Yesus ingin menuntaskan “misi” yang Allah Bapa berikan kepada-Nya. Kendati terasa berat dan menyakitkan, Yesus tetap menjalankan kehendak Allah Bapa itu. Dengan cinta yang besar, Yesus mengorbankan nyawa-Nya demi penebusan dosa manusia, dosa kita semua, agar kita mendapatkan keselamatan.

Dalam Lukas 9:51 “ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem” dengan demikian, Yesus sudah mempersiapkan diri-Nya dan segala konsekwensi yang akan Ia hadapi, yaitu sengsara, wafat, dan bangkit. Misi yang Yesus emban dari Allah Bapa ini, bukanlah misi yang ringan dan mudah. Ini adalah misi yang sangat berat, bahkan dengan mengorbankan nyawa-Nya sendiri.

Maka, ketika Yesus hendak memasuki kota Yerusalem, Ia menangis. Kisah Yesus menangis ini merupakan kisah kedua yang sebelumnya tentang kisah Yesus membangkitkan pemuda di Naim. Mengapa Yesus menangisi kota Yerusalem? Karena bangsa-Nya tidak mengerti bahwa Yesus adalah pembawa damai sejahtera, mereka mengira bahwa damai sejahtera terletak di dalam Bait Allah.

Yesus sangat sedih, karena pada masa-masa akhir pelayanan-Nya di dunia ini, banyak orang yang belum mengerti tentang ajaran-Nya dan belum memahami siapa diri-Nya. Sehingga dalam Injil hari ini Yesus dikisahkan menangisi kota Yerusalem. Tangisan Yesus ini merupakan tangisan yang penuh cinta, peduli, dan pergumulan hati-Nya. Namun pada kenyataannya, umat yang dikasihi oleh Yesus, tidak paham dan tidak peka akan cinta yang Yesus berikan kepada mereka.

Mungkin nasib bangsa Yerusalem pada saat itu, juga sama dengan nasib kita sekarang ini. Mungkin sudah sejak awal kita dilahirkan, Yesus sudah berkali-kali “menyapa,” menemani, bahkan mengarahkan hidup kita. Akan tetapi malah kita tidak mengikuti apa yang menjadi kehendak Allah itu. Malah kita mencari kebahagiaan kita sendiri.

Atau mungkin sekarang ini Yesus juga sedang menangis melihat kita semua. Karena tidak ada lagi tempat bagi Yesus untuk singgah di hati kita. Mungkin hati kita sudah tertutup akan segala “kejatuhan” yang kita perbuat. Mungkin hati kita sudah “berkarat” karena terlalu sering terkena air dan kepanasan, karena kita tidak bisa mengatur emosi dalam diri kita.

Atau mungkin sekarang ini Yesus menangis juga, karena kita lupa untuk mengucapkan “terimakasih” kepada-Nya. Karena kita lupa kalau Yesus telah begitu tulus memberikan cinta-Nya kepada kita, namun kita tidak membalas cinta-Nya itu. Maka dari itu, mari kita bersama-sama, membuka hati, pikiran, dan telinga kita, kita mendengarkan apa yang menjadi kehendak Yesus bagi diri kita, agar Dia tidak lagi menangisi kita untuk ke sekian kalinya. Semoga Hati Kudus Yesus merajai hati kita. …… amin.

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa kami sumber pengampunan, tunjukkanlah kiranya belas kasih-Mu dalam diri Yesus Putra-Mu terkasih, yang menangani pengampunan dosa bagi kami umat manusia Demi Kristus, .

 

ANTIFON KOMUNI – Mazmur 149:9

Hendaklah orang takwa bersukaria atas kejayaan-Nya, bersorak-sorai dengan gembira. Hendaklah mereka memuji Tuhan dengan suara lantang tugas terhormat bagi umat-Nya,

 

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Allah Bapa kami di surga, berkenanlah mengutus kami mewartakan belas kasih-Mu kepada semua orang. Dan semoga Yesus Putra-Mu menuntun kami menghadap Engkau. Allah dan Bapa kami yang maharahim. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami

No Comments

Leave a Comment