Rm. Agustinus Riyanto SCJ dari Komunirtas SCJ Biara Gentiaras Palembang Indonesia
AUDIO RESI
ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 99:9
Luhurkanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung kudus-Nya! Sebab kuduslah Tuhan Allah kita..
PENGANTAR:
Kita senang menirukan Paulus, bahwa pokoknya adalah Roh. Sebab hukum membunuh, sedangkan Roh menghidupkan. Dan Kristus datang, bukan untuk menyingkirkan hukum, me lainkan untuk memperlengkapi dan memperbarui. Dikehen daki-Nya kita mematuhinya dengan semangat baru, dengan Roh yang menghidupkan.
DOA PEMBUKA:
Marilah berdoa: Allah Bapa mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengikat perjanjian dengan kami dalam diri Yesus, Putra-Mu terkasih. Semoga kami Kaucurahi Roh-Nya, agar kami mengimani Engkau dan saling menaruh cinta kasih satu sama lain. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, …..
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus 3:4-11
“Kami dijadikan pelayan suatu perjanjian baru, bukan yang terdiri dari suatu hukum yang tertulis, melainkan dari roh.”
Saudara-saudara, besarlah keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus. Dari diri kami sendiri, kami merasa tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri. Tetapi kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Dialah yang membuat kami sanggup menjadi pelayan suatu perjanjian baru; bukan perjanjian yang terdiri dari hukum yang tertulis, melainkan dari Roh. Sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. Pelayanan yang terukir dengan huruf pada loh-loh itu mematikan. Meskipun demikian, pelayanan itu disertai kemuliaan Allah pada waktu diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, wajah Musa bercahaya begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian, betapa lebih besar lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh! Jadi, kalau pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu begitu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan Roh yang memimpin kepada pembenaran. Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali tidak mempunyai arti. Sebab jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa lebihnya lagi yang tidak pudar itu disertai dengan kemuliaan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 99:5.6.7.8.9
Ref. Kuduslah Engkau, ya Tuhan Allah kami.
-
Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduskanlah Ia!
-
Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab mereka.
-
Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, dan pada ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.
-
Tuhan, Allah kami, Engkau telah menjawab mereka, bagi mereka, Engkaulah Allah yang mengampuni tetapi juga membalas perbuatan-perbuatan mereka.
-
Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita!
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya
S : Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 5:17-19
“Aku datang untuk menggenapi hukum.”
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Janganlah kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, ‘Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu yota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.’ Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Riyanto SCJ
Vivat Cor Jesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus Melalui Hati Maria.
Saudara-saudariku pencinta Resi yang terkasih, Hari ini kita memasuki Novena Hati Kudus Hari ke 8 dengan tema, Adorasi Ekaristi; Tinggal dalam Allah. Kita merasa gembira, tinggal sehari lagi kita merayakan Pesta Hati Kudus Yesus. Saya membayangkan bahwa selama Novena ini, banyak umat memiliki niat yang bagus sebagai wujud rasa bangga dan cinta kepada Hati Yesus. Karena itu, kita semua mengusahakan untuk memperhatikan setiap detail aturan novena dan berusaha untuk mengikuti 9 hari novena secara penuh. Cukupkah semua itu?
Kalau kita amati, manusia cenderng mementingkan hal-hal yang lebih bersifat lahiriah, mudah ditangkap oleh indera (tangible), dari pada yang bersifat batiniah (intangible). Padahal, sesungguhnya, yang ada di hati, di benak dan pikiran seseoranglah yang lebih penting karena mendasar. Karena itu, besar kemungkinan orang mudah menjadi sosok yang munafik, palsu, penuh kebohongan, pencitraan semata, menipu, berpura-pura, bermuka dua dan kosong batinnya, rendah mutu akhlaknya, meskipun penampilan fisiknya santun, soleh dan ramah. Kita berharap, bahwa penghormatan kita kepada Hati Kudus Yesus, tidak semata formalitas sebagai anggota Gereja, namun lebih dari itu adalah usaha kita untuk makin bersatu dengan Allah, tinggal bersamaNya, sehingga hidup kita selanjutnya menjadi penggenapan dari seluruh kehendak Allah, seperti tujuan hidup Yesus; “Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”
Dalam praktek kehidupan, tidak sedikit orang yang hanya mementingkan aturan serta ritual agama, penampilan agamis, rajin baca Kitab Suci, belajar tafsir Kitab Suci, hafal ayat-ayat, ber-rosario novena dan jalan salib, rajin ziarah dan ikut Misa; tetapi jika pada saat yang sama, dia kehilangan perasaan kasih sayang dan kemampuan bela rasa, lalu menjadi kasar, tega dan kejam terhadap sesama dan makhluk ciptaan Allah, yakinlah, hal ini bukan lah penggenapan Hukum Tuhan. Penghayatan hidup semacam itu justru menjadi bukti bahwa orang tidak sungguh sungguh tinggal dalam Allah dengan segala kehendakNya.
Yesus mengajarkan para murid-Nya untuk memahami, menghayati, mengamalkan, serta mengajarkan hukum Tuhan dalam keutuhannya. Kita tidak boleh menikmati sabda-Nya hanya pada hal-hal yang menarik atau yang sekiranya sesuai dengan keadaan kita. Kita tidak boleh mengabaikan bagian-bagian dari sabda-Nya yang mengecam atau yang menuntut perubahan sikap hidup yang radikal dari pihak kita. Janganlah kita membawa prinsip suka tidak suka ketika kita mengecap sabda Allah. Karena hal itu akan membatasi kita untuk menimba kekayaan sabda Allah, bahkan mengurangi kekayaan dari sabda itu.
Oleh karena itu, Tuhan Yesus tidak ingin berhenti pada peraturan dan huruf-huruf yang ada di dalam Taurat. Yesus ingin meluruskan dan mewujudkannya secara nyata. Dalam mewujudkannya Yesus berhadapan dengan kenyataan yang tidak mudah akibat banyak benturan dengan orang-orang Yahudi yang begitu ketat berpegang pada formalitas. Yesus menggenapi Hukum Taurat dengan Hukum Kasih, Hukum yang membebaskan manusia dari segala hal-hal yang membelenggu. Menghayati dan mengamalkan cinta kasih merupakan bentuk nyata dari ambil bagian dari hidup dan misi Yesus yang datang justru untuk menggenapi Taurat dan Kitab Para Nabi melalui seluruh penghayatan hidupNya.
Kini, Yesus juga menghendaki agar kita semua juga menyerupai-Nya. Kita semua juga dipanggil untuk ikut menggenapi dengan mentaati kehendak Allah dalam seluruh aspek kehidupan kita. Dengan demikian, kita akan menjadi orang-orang yang tidak memilah-milah kehendak Tuhan hanya sesuai selera pribadi, tetapi menjadi orang yang mampu melakukan kehendak Tuhan serta mengajarkannya melalui keteladanan hidup, sehingga kita semua akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga (Mat 5:19). Itulah bukti nyata kita tinggal dalam Allah dan bersatu denganNya.
Saudara-saudariku yang terkasih. Belum cukup kita menyelesaikan Novena Hati Kudus sampai hari ke 9. Masih ada tugas dan panggilan kita yang lebih penting untuk kita hayati secara nyata dalam kehidupan, yaitu menggenapi hormat dan kasih kita kepada Hati Kudus, melalui praktek kasih serta hormat kepada sesama. Semoga melalui kebaktian kita kepada Hati Kudus, kita tinggal dalam Allah, distukan denganNya, sehingga Kasih Hati Yesus dengan rahmatNya meraja dalam hidup kita dan dalam hati semua orang di sekitar kita. Tuhan memberkati. Amin.
Novena Hati Kudus Yesus
Yesus yang amat kami kasihi. Penebus bangsa manusia, lihatlah kami sekarang dengan rendah hati berlutut di hadapan-Mu. Kami ini umat-Mu, dan kami ingin tetap menjadi umat-Mu; tetapi agar persatuan kami dengan Dikau lebih erat lagi maka sekarang ini kami masing-masing dengan rela hati menyerahkan diri kepada hati-Mu yang Mahakudus.
Yesus, banyak orang yang belum mengenal Engkau, banyak pula yang menghina perintah-perintah-Mu, dan yang mengingkari-Mu. Yesus yang Mahamurah, kasihanilah semua orang itu, dan tariklah mereka kepada hati-Mu yang kudus. Ya Tuhan, hendaklah Kaurajai bukan mereka yang setia saja yang belum pernah menjauhkan diri dari pada-Mu, tetapi juga anak-anak yang meninggalkan Dikau seperti anak yang hilang itu. Berilah mereka kesadaran untuk segera kembali ke rumah Bapanya, jangan sampai binasa karena kesusahan dan kelaparan.
Hendaklah Kaurajai mereka yang tertipu oleh pengajaran yang salah atau yang terpisah karena pengkhianatan. Pulangkanlah mereka ke pelabuhan kebenaran dan ke persatuan iman supaya hanya ada satu kawanan dan satu Gembala.
Ya Tuhan berikanlah kepada Gereja-Mu kemerdekaan yang tetap dan sentosa. Berilah kepada segala bangsa keamanan dan ketertiban. Berilah supaya akhirnya di seluruh dunia berkumandanglah satu suara ini: Kemuliaan kepada hati ilahi yang membawa bahagia kepada kita. Kepada hati itulah hormat serta pujian selama segala abad. Amin. (SHDT 297-298)
(Kalau tanpa Ekaristi: sesudah doa novena langsung didoakan doa Bapa Kami, Doa Penutup dan Berkat atau tanda salib).
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa Yang Mahakudus, sucikanlah roti anggur ini menjadi lambang hidup Perjanjian-Mu dengan kami. Demi Kristus, ….
ANTIFON KOMUNI — Matius 5:17
Aku datang bukan untuk membatalkan hukum Taurat atau ajaran nabi, melainkan untuk menyempurnakannya.
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa mahakuasa dan kekal, hukum-Mu yang baru sudah Kaumaklumkan dengan perantaraan Yesus Putra kesayangan-Mu. Ajarilah kami saling menaruh cinta kasih dan dengan demikian semoga kerajaan-Mu, kerajaan kedamaian dan keadilan, berkembang di tengah-tengah kami. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
No Comments