Minggu, 13 Juni 2021 – Hari Minggu Biasa XI

Rm. Vincent Suparman SCJ dari Komunitas SCJ Florida USA

 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA — Mzm. 27:7,9

Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan. Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku.

PENGANTAR:

Bila Gereja menyatakan dirinya Katolik, yaitu universal atau umum, itu berarti bahwa melalui Gereja Kristus menyelamatkan semua orang dan siapa pun. Sebagaimana benih di ladang demikian pula Injil memiliki daya tumbuh yang tak dapat dirintangi, tetapi perlulah matang dahulu dan hancur sebentar untuk dapat menghasilkan buah pada waktunya. Umat beriman memang harus tumbuh dan berbuah dengan mengambil sumber yang mengalir dari Ekaristi.

DOA PEMBUKA

Marilah kita berdoa: (hening sejenak) Ya Allah, Engkau telah menaburkan benih Kerajaan-Mu di tengah-tengah kami. Kami mohon berilah kami kerelaan untuk ikut serta memperkembangkannya dalam hidup kami sehari-hari sehingga kehidupan kami semakin diwarnai cinta kasih, keadilan dan damai sejahtera. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Di kau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. U Amin.

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Nubuat Yehezkiel 17:22-24

“Allah meninggikan pohon yang rendah”

Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku sendiri akan mengambil sebuah carang dari puncak pohon aras yang tinggi, dan menanamnya; Aku akan mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda, dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung yang menjulang tinggi ke atas; di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah, dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan unggas akan tinggal di bawahnya, mereka akan bernaung di bawah cabang-cabangnya. Maka segala pohon di ladang akan mengetahui, bahwa Aku, Tuhan, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu-kering, dan membuat pohon yang layu-kering bertaruk kembali. Aku, Tuhan, telah mengatakannya dan akan membuatnya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 92:2-3.13-14.15-16

Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar’na baiklah Dia!

  1. Sungguh baik menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, Yang Mahatinggi, memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi, dan kesetiaan-Mu di waktu malam.

  2. Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur seperti pohon ara di Libanon mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita.

  3. Pada masa tua pun mereka masih berbuah menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar bahwa Ia Gunung Batuku, dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 5:6-10

“Kami berusaha, entah di dalam tubuh entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada Allah.”

Saudara-saudara, hati kami senantiasa tabah! Meskipun kami sadar bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat; toh hati kami tabah! Tetapi, kami lebih suka beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan. Sebab itu kami berusaha, entah di dalam tubuh entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada Allah. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut ia peroleh, sesuai dengan yang ia lakukan dalam hidup ini, baik atau pun jahat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya
S : Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selama-lamanya.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 4:26-34

“Memang biji itu paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh menjadi lebih besar.”

Sekali peristiwa Yesus mengajar di hadapan orang banyak, katanya, “Beginilah hal Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” Yesus berkata lagi, “Dengan apa hendaknya kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Vincen Suparman SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Tidak ada Injil lain yang memuat perumpamaan ini. Skenarionya bagaikan drama yang menegangkan dari buku pelajaran ilmu kehidupan sekolah dasar biasa. Tidak ada kejutan. Semuanya berjalan sesuai rencana. Yesus hanya bicara tentang benih dan apa yang seharusnya mereka lakukan. Mereka tumbuh dan berproduksi. Ini menjadi tujuan utama, yaitu bertumbuh dan berbuah. Selain itu, mereka tumbuh dan berproduksi tanpa bantuan manusia yang sering bersandar pada banyak teori tentang bercocok-tanam.

Dengan kata lain, Kerajaan Allah akan berakar — baik di dunia, di masyarakat, kekaisaran, maupun di dalam hati seseorang, Yesus tidak menyebutkan secara spesifik. Kerajaan Allah akan bertumbuh secara bertahap dan otomatis (menurut terjemahan baru yang sudah direvisi) menerjemahkan otomatis dalam Markus 4:26 seperti apa yang dilakukan bumi “dengan sendirinya”). Itu akan tumbuh mungkin sangat halus dan tak tampak sehingga anda dan saya bahkan tidak akan menyadarinya, sampai akhirnya menghasilkan buah yang diinginkan.

Tak dapat dipungkiri! Misteri pematangan benih menjadi tanaman yang akhirnya dipanen. Istilah ini menunjuk pada penghakiman, yang digambarkan sebagai peristwa mendadak (bdk Markus 4:29). Dalam Injil Markus perumpamaan sangat terkenal dan mendominasi Markus 4, perumpamaan tentang menabur benih di berbagai tanah. Dalam perumpamaan itu, begitu banyak benih yang gagal berbuah sehingga orang mungkin mempertanyakan komitmen Tuhan untuk melihat Kerajaan Allah berkembang.

Para murid yang gagal memahami perumpamaan dalam Injil Markus sering membuat kita yang membaca Injil Markus menjadi cemas. Barangkali kita kadang-kadang menilai perilaku orang yang ditampilkan dalam perumpamaan. Orang yang tidak bertanggungjawab diberi kepercayaan dan mempunyai akses kepada pengetahuan ilahi (lihat Markus 4:11, 33-34). Tetapi perumpamaan sederhana ini menawarkan penyeimbang dan kepastian dalam menghadapi kekhawatiran seperti itu: adalah sifat Kemahakuasaan Allah untuk tumbuh dan memanifestasikan dirinya. Itulah yang dilakukannya. Sebagaimana pelita berada di kaki dian (Markus 4:21-22), kuat kuasa Allah, seperti benih, harus tumbuh, bahkan jika tidak dijaga dan bahkan jika ekspansi bertahapnya hampir mustahil untuk dideteksi.

Sebagai kelanjutan dari perumpamaan tentang penabur, kini Penginjil Markus mengajak kita dan para pembaca Injilnya untuk merenungan perumpamaan tentang biji sesawi, yaitu biji yang paling kecil diantara sayuran berbiji. Markus ingin meneguhkan sekali lagi pemahaman kita tentang Kerajaan Allah. Kerajaan Allah diawali dengan sesuatu yang kecil seperti biji sesawi. Namun biji yang kecil ini jika ditanam dan bertumbuh, ia akan menjadi perdu paling besar diantara sayuran. Ia menjadi tanaman paling besar dan menarik untuk dilihat. Bahkan burung-burungpun dapat bernaung padanya.  Demikian pula Kerajaan Allah, bukan hanya indah dan mempesona, tetapi juga menaungi semua orang yang percaya kepada Allah.

Kehadiran Kerajaan Allah mengubah lingkungan dan orang-orang yang beriman semakin baik hidupnya. Perubahan menjadi semakin baik itu tidak terjadi seketika, tetapi perlahan dan dalam kuat-kuasa ilahi. Maka sering disebut misteri; artinya bagaimana cara Allah bekerja sering sulit dimengerti oleh akal manusia. Hal semacam itu dapat dijumpai dalam banyak kisah dalam Kitab Suci.

Dengan merenungkan perumpamaan ini kita diajak untuk masuk dalam dinamika ilahi. Walaupun kita tidak dapat melihat rahmat dan kuasa-Nya secara fisik, kita sebagai bagian dalam tata penyelamatan bertumbuh dalam iman, harapan, dan kasih. Dengan menyadari kita bertumbuh dalam pesatuan dengan Allah dalam Roh Kudus-Nya, kita juga bertanya kapan kita akan menghasilkan buah-buah yang berlimpah. Buah-buah itu selanjutnya bukan untuk kita nikmati untuk kepuasan pribadi. Buah-buah dari kehidupan kita, orang-orang beriman akan kita persembahkan kepada Allah dan untuk meningkatkan mutu pelayanan kita kepada sama. Inilah spirit tanaman sesawi yang tumbuh subur dan menjadi naungan bagi makhluk-makhluk di sekitarnya. Amen.

DOA UMAT:

I : Kristus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur dan siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi!” Marilah kita memanjatkan doa kepada Allah Bapa agar Kerajaan-Nya berkenan tinggal di antara kita.

L : Bagi Gereja Allah: Bapa, curahkanlah rahmat kesetiaan bagi Gereja-Mu sehingga tetap setia kepada-Mu di tengah-tengah perubahan dunia. Bimbinglah umat-Mu untuk memiliki semangat Injil, yakni semangat kemiskinan dan pelayanan demi keselamatan se sama di dalam peziarahan menuju kepada-Mu. Kami mohon ….

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi negara-negara yang sedang berkembang:  Bapa, berkatilah dan lindungilah negara-negara yang sedang berkembang dalam perjuangannya memajukan kesejahteraan rohani dan jasmani rakyatnya. Kami mohon …. 

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi kaum remaja: Bapa, bimbinglah kaum remaja agar tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dalam iman, pengharapan dan kasih akan Dikau. Kami mohon ….

U :  Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi kita sendiri: Bapa, tinggallah di dalam diri kami masing-masing se ab hingga meskipun kami ini lemah dan hina, namun sedia menanggapi panggilan-Mu untuk terlibat dalam pewartaan Kerajaan-Mu demi keselamatan segala makhluk. Kami mohon ….

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

I : Allah Bapa Yang Mahabaik, Engkau berkenan tinggal ber sama kami di dalam diri Kristus Putra-Mu. Engkau me ngenal kami dan tahu apa yang kami butuhkan. Janganlah meninggalkan kami, tetapi dampingilah kami selalu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U : Amin.

LITURGI EKARISTI

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN : 

Ya Allah, Engkau telah menganugerahkan kehidupan ke pada kami. Semoga Engkau berkenan menerima persembahan yang kami unjukkan sebagai ungkapan syukur atas anugerah-Mu itu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. U : Amin.

ANTIFON PERSEMBAHAN — Mzm. 274

Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuinginkan: diam di rumah Tuhan seumur hidupku.

ATAU – Bdk. Yoh 17:11

Bapa yang Kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu. yaitu mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita, Sabda Tuhan.

DOA SESUDAH PERSEMBAHAN: 

Marilah kita berdoa: Allah Bapa di surga, kami bersyukur atas perjamuan suci ini. Kami semua ada dalam Kerajaan-Mu. Maka, kami mohon semoga Tubuh Putra-Mu yang telah kami santap ini memberi kekuatan kepada kami untuk mengusahakan terciptanya kehidupan damai sejahtera di tengah-tengah al masyarakat kami, hingga Engkau menggenapinya pada akhir zaman nanti. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. U : Amin.

1 Comment

Leave a Comment