Jumat, 25 Juni 2021 – Hari Biasa Pekan XII

Rm. V. Teja Anthara SCJ dari Komunitas SCJ R.R. La Verna Padang Bulan Lampung Indonesia

 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 116:17

Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama-Mu, ya Tuhan.

PENGANTAR: 

Paulus melihat seluruh hidupnya dalam hubungan mesra dengan hidup, wafat, dan kebangkitan Kristus. Maka meskipun mengalami hambatan dan penderitaan, ia tetap memuji dan bersyukur kepada Tuhan. Sikap hidup nyata yang dianjurkan Yesus dapat mengantar kita ke arah pujian dan syukur.

DOA PEMBUKA: 

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber kehidupan, semoga kami Kaucurahi Roh Kudus, agar kami mengimani Yesus, yang telah mewartakan kedamaian-Mu, supaya kami memasuki kehidupan-Nya. Sebab Dialah Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kejadian 17:1.9-10.15-22

“Setiap laki-laki di antaramu harus disunat sebagai tanda perjanjian. Sara akan melahirkan bagimu seorang putra.”

Ketika Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka Tuhan menampakkan diri kepadanya dan bersabda, “Akulah Allah yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela! Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun temurun. Inilah perjanjian-Ku, yang harus kaupegang, perjanjian antara aku dan engkau serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antaramu harus disunat.” Selanjutnya Allah bersabda kepada Abraham, “Tentang isterimu Sarai, janganlah kausebut lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya. Aku akan memberkatinya, sehingga ia akan menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja pelbagai bangsa akan lahir daripadanya.” Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya, “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak? Dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?” Dan Abraham berkata kepada Allah, “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!” Tetapi Allah bersabda, “Tidak! Isterimu Saralah, yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya. Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu. Ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga.” Sesudah selesai bersabda kepada Abraham, naiklah Allah meninggalkan Abraham.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 128:1-2.3.4-5

Ref. Orang yang takwa hidupnya akan diberkati Tuhan.

  1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

     

  2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!

     

  3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Mat 8:17) Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 8:1-4

“Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku.”

Setelah Yesus turun dari bukit, banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Maka datanglah kepada-Nya seorang yang sakit kusta. Ia sujud menyembah Yesus dan berkata, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku.” Yesus lalu mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata, “Aku mau, jadilah engkau tahir!” Seketika itu juga tahirlah orang itu dari kustanya. Lalu Yesus berkata kepadanya, “Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Terpujilah Kristus!

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Valentinus Teja Anthara SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae – Hiduplah Hati Jesus melalui Hati Maria.

Pendengar Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya Romo Valentinus Teja Anthara scj dari Komunitas SCJ, Teluk Betung, Lampung, Indonesia, dalam Resi – renungan singkat – dehonian edisi hari Jumat – tanggal dua puluh lima, Juni, tahun dua ribu dua puluh satu, Hari biasa pekan ke dua belas. Semoga anda semua selalu dalam keadaan sehat, sejahtera dan bahagia.

Pendengar Resi yang terkasih. Merenungkan injil yang baru saja kita dengar, ada peristiwa istimewa dan menyetuh hati kita dapatkan. Perhatikanlah konteksnya, bahwa Jesus sangat sibuk, karena berbondong-bonbong orang mengikuti Dia untuk mendengarkan ajaran dan kotbahNya dibukit. Inilah saat dibukit, Jesus mengajar Israel sebagai Musa yang baru. Dalam suasana penuh gegap-gempita itu datang seorang kusta. Yesus sibuk dengan “orang banyak”, tetapi si penderita kusta berhasil melewati kerumunan orang banyak itu, hingga dapat berbicara dengan Yesus.

Penderita kusta itu tidak segan-segan menyela kesibukan Yesus untuk mengungkapkan kebutuhannya. Dengan rendah hati atau lebih tepat dengan ketakutannya, namun percaya, dia mengakatan; ‘kalau tuan mau’, tuan bisa mentahirkan aku. Jawab Jesus, ‘Aku mau, jadilah engkau tahir’. Dan jadilah dia sembuh seketika dari penyakit kustanya.

Bayangkanlah, diri anda menjadi orang kusta itu. Pasti dia itu sangat menderita karena sengsara yang dijalaninya karena penyakit itu. Memang penyakit kusta jaman itu bukan penyakit biasa. Itu kutuk, yang bisa membuat orang putus asa dan kehilangan semangat untuk hidup. Ia menderita lahir dan batin. Penyakitnya itu tidak bisa disembuhkan. Juga tidak ada caranya itu menyembuhkan. Hanya bila ada mukjizat penyakit itu bisa sembuh. Penderitanya akan dikucilkan dari masyarakat supaya tidak menular. Mereka tidak bisa bergaul dan hidup dengan sesamanya lagi. Dia menjadi manusia yang mati dalam hidup. Ia telah kehilangan segala-galanya dalam hidupnya.

Pendengar yang terkasih. Matius mencatat bahwa orang yang sakit kusta itu datang dan “sujud menyembah Dia”. Ia mendatangi Yesus dalam sikap menyembah. Ia yakin dan percayaan akan kuasa-Nya. Dengan rendah hati ia mengakui bahwa keputusan untuk menolong dirinya berada di tangan Yesus. Ia tidak memaksa dan menuntut Jesus untuk melakukannya. Dalam belas kasihan-Nya, Yesus menjamahnya. Walaupun menurut standar hukum Yahudi, penyakit kusta membuatnya “tidak boleh tersentuh”. Namun Jesus menjamahnya dan ia menjadi tahir seketika itu juga.

Sentuhan yang tulus dan sungguh, membuat yang menyentuhnya menjadi najis, tetapi justru sebaliknya. Sentuhan itu membuat si kusta sembuh atau tahir. Ini sungguh mukjizat. Ini hanya karena kuasa ilahi yang bisa membuat orang kusta itu tahir. Tanpa kuasa ilahi, tak satu manusia bisa menyembuhkannya.

Lihatlah tanda-tandanya bahwa penyembuhan itu adalah kuasa ilahi. Bahwa si kusta itu sembuh secara spontan, seketika itu sembuh. Tidak bertahap, langsung tahir. Yang kedua bahwa kesembuhan itu terjadi secara sempurna. Semua penyakit si kusta itu sembuh total, hilang tanpa bekas dan tidak ada sisa yang tertinggal. Tidak akan kembali lagi penyakit kustanya.

Ada satu hal yang agak ganjil disini, bahwa si kusta itu sembuh total, tetapi Jesus melarang dia memberitakan kepada orang lain. Mengapa Jesus melarang dia. Tetapi Jesus meminta dia untuk memperlihatkan diri kepada para imam dan mempersembahkan persembahan seperti diperintahkan Musa?

Ada beberapa alasan. Ia dilarang, supaya dia tindak menunda untuk menunjukan diri kepada para imam. Kepada mereka yang bisa membebaskan dan mentahirkan dari hukuman yang harus diterima sebagai penderita kusta. Mereka yang bisa menyelesaikan masalah dia bebas atau tidak secara agama dan sosial.

Jesus tidak ingin disebut sebagai pembuat mukjizat, dan akhirnya menjadi populer, dan dijadikan raja atas mereka. Dia adalah juru selamat. Dan itu adalah tujuan perutusannya. Inilah perendahan Jesus, bahwa karena belas kasih dia melakukan mukjizat. Dia tidak mau dipuji-puji oleh masyarakat, dan dia tidak akan membuat orang menjadi iri hati dan menimbulkan permusuhan. Itulah hati Mesias.

Pendengar terkasih. Itulah Jesus, walaupun ada banyak peristiwa yang bisa membuat dia dipuji dan dimuliakan banyak orang. Dia tetap rendah hati. Inilah yang bisa menjadi teladan iman bagi kita para muridNya. Dia tidak sombong, dia tidak angkuh, tetapi tetap rendah hati dan lemah lembut.

Semoga kuasa mukjizat ilahi yang memberi hidup bagi kita, rahmat dan karunianya boleh juga kita nikmati. Semoga teladannya membuat kita juga menjadi semakin rendah hati dan lemah lembut. Semoga Hati KudusNya, yang menjadi sumber hati kita tetapi dimuliakan dalam hidup kita.

Akhinya semoga kita juga menjadi semakin rendah hati seperti hati kudusnya. Amin.

DOA PERSIAPAN:

Allah Bapa maha pengasih, dengan roti anggur ini semoga sengsara dan wafat Yesus, Putra-Mu menjadi subur dalam diri kami: Semoga Roh cinta kasih dan kelembutan hati Kaulimpahkan kepada kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

ANTIFON KOMUNI – II Korintus 4:10

Kami selalu membawa kematian Yesus dalam tubuh kami, agar kehidupan Yesus menjadi nyata dalam tubuh kami.

DOA SESUDAH KOMUNI

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber kehidupan, kami bersyukur bahwasanya Yesus Putra-Mu telah sudi wafat untuk memperoleh kedamaian bagi kami. Kami mohon semoga kami memahami bahwa hidup-Nya merupakan warta kebahagiaan kepada semua orang. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

1 Comment

  • Herlin djunaidy Juni 24, 2021 at 9:11 pm

    Amin

    Reply

Leave a Comment