Minggu, 08 Agustus 2021 – Hari Minggu Biasa XIX

Rm. Aegidius Warsito SCJ dari Komunitas SCJ Toronto Kanada

 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mzm. 74:20,19,22,23

Ingatlah akan perjanjian-Mu, ya Tuhan, dan janganlah Eng kau lupakan umat-Mu yang tertindas. Bangkitlah ya Tuhan, belalah perkara-Mu, janganlah Engkau lupakan seruan orang yang mencari Engkau.

PENGANTAR: 

Setiap kali ditanya untuk apa kita bekerja, jawaban yang di berikan kurang lebih sama: supaya bisa makan. Kita bekerja keras untuk mendapatkan makanan demi hidup yang fana ini. Apakah kita juga memperlakukan hal sama untuk jiwa kita: berusaha keras untuk mendapatkan hidup kekal? Hi dup kekal itu ada pada Kristus. Apakah kita juga bekerja keras untuk mendapatkan Kristus itu?

DOA PEMBUKA : 

Marilah kita berdoa:  (hening sejenak) Allah Bapa Yang Maha Pemurah, Engkau telah mengutus Putra-Mu datang ke dunia sebagai roti kehidupan bagi kami. Kami mohon teguhkanlah iman kami kepada-Nya agar kami setia mendengarkan Dia dan melaksanakan ke hendak-Nya. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja 19:4-8

“Oleh kekuatan makanan itu, Elia berjalan sampai ke gunung Allah.”

Sekali peristiwa Elia masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon ara. Kemudian ia ingin mati, katanya, “Cukuplah sudah! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik daripada nenek moyangku.” Sesudah itu Elia berbaring dan tidur di bawah pohon ara itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya, “Bangunlah, makanlah!” Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar dan sebuah kendi berisi air. Elia makan dan minum, kemudian berbaring lagi. Tetapi malaikat Tuhan datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata, “Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu.” Maka bangunlah Elia, lalu makan dan minum; dan oleh kekuatan makanan itu Elia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni Gunung Horeb.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 34:2-3.4-5.6-7.8-9

Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.

  1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.

  2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

  3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

  4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang bertakwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus 4:30-5:2

“Hiduplah di dalam kasih, seperti Kristus Yesus.”

Saudara-saudara, janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, hendaklah dibuang dari antara kamu; demikian pula segala kejahatan. Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kamu dalam Kristus. Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan, dan hiduplah dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan kurban yang harum mewangi bagi Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya, alleluya. 
S : (Yoh 6:51-52) Akulah roti hidup yang turun dari surga. Barangsiapa makan dari roti ini, akan hidup selama-lamanya.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 6:41-51

“Akulah roti hidup yang telah turun dari surga.”

Sekali peristiwa, bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan, “Akulah roti yang telah turun dari surga.” Kata mereka, “Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata, “Aku telah turun dari surga?” Jawab Yesus kepada mereka, “Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu, “Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah Daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Aegidius Warsito SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Marie. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Jumpa lagi saudara-saudari pendengar Resi Dehonian bersama saya: Rm. Aegidius Warsito SCJ, dari Komunitas SCJ – Toronto – Kanada, di dalam Resi-renungan singkat- Dehonian edisi hari Minggu biasa ke 19, tanggal 8 Agustus 2021. Mari kita baca bersama perikopa Injil pada hari ini yang diambil dari Yohanes 6: 41-51.

Saudara/I pendengar Resi Dehonian yang terakasih, Injil pada hari Minggu ini merupakan kelanjutan dari Injil hari Minggu yang lalu. Kita menyebutnya sebagai Pengajaran Yesus tentang Roti Kehidupan yang memberikan kehidupan kekal. Dan roti itu tidak lain adalah Yesus sendiri. Dalam Injil ini, Yesus berkata: “Akulah Roti yang turun dari surga.”

Apa maksudnya dengan pernyataan Yesus ini, Romo?

Menurut saya, Yesus turun dari surga agar Dia bisa menjadi “roti hidup.” Dia menuruni tangga posisi superioritas, sebagai Putera Allah atau Mesias, untuk berada di posisi yang sama dengan kita. Yesus turun dari surga untuk menjadi teman kita dan menjadi sahabat sejati bagi kita. Sahabat sejati yang bukan seseorang yang bisa menyelesaikan masalah kita atau yang memiliki jawaban atas setiap pertanyaan, sahabat sejati yang tidak pergi ketika tidak ada solusi atau jawaban tetapi tetap di sisi kita dan tetap setia kepada kita melalui suka dan duka perjalanan hidup yang sedang kita jalani. Ini bukan untuk waktu tertentu saja, akan tetapi untuk seluruh perjalanan hidup kita. Dengan cara ini, Yesus menjadi roti bagi banyak kelaparan umat manusia: kelaparan akan makanan dan kesejahteraan fisik; rasa lapar akan hubungan dan kepedulian manusia; haus akan perdamaian dan keadilan; rasa lapar akan Tuhan; haus akan rasa memiliki, dan lain sebagainya. Yesus sungguh menjadi roti kehidupan bagi siapa saja yang mau datang, percaya, dan melakukan apa saja yang diajarkan dan dilakukan oleh Nya. Dalam konteks ini sebenarnya Yesus sedang mengajarkan kehidupan yang penuh kasih dan belas kasihan. Mukjizat-Nya berkaitan dengan kesejahteraan fisik orang-orang, dan pembebasan dari penindasan serta ketidakadilan.

Lalu, apa yang harus kita lakukan, Romo?

Yang jelas kita diundang untuk menjadi roti kehidupan bagi orang lain, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Yesus sendiri dalam hidup-Nya, tentu saja sesuai dengan kapasitas, kemampuan, dan sumber daya yang kita miliki. Akan tetapi persoalan yang harus kita kalahkan terlebih dahulu dalam diri kita adalah: “keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan rasa ego kita.” Karena sebagaimana Yesus sendiri, Dia meninggalkan statusnya yang tinggi sebagai seorang Putera Allah untuk menjadi sama dengan kita. Ini berarti Yesus siap menderita sebagaimana kita semua mengalaminya dengan kelemahan yang ada di dalam diri kita masing-masing. Dan saya yakin bagi kebanyakan dari kita, hal ini sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan. Mudah untuk diucapkan atau diajarkan akan tetapi tidak mudah untuk dipraktekkan atau diwujudkan.

Saudara/I pendengar Resi Dehonian yang terkasih, kalau kita menyadari akan tujuan akhir dari kehidupan kita, maka apa yang kelihatannya sulit dan mustahil untuk dilakukan itu pasti bisa kita lakukan. Apalagi disertai dengan jalinan relasi yang semakin dekat dengan Yesus (yang terbentuk sebagai buah dari doa, permenungan akan Kitab Suci, dan Ekaristi), maka Tuhan akan melengkapi apa yang kita butuhkan.

Dan sekarang marilah sebelum kita menutup permenungan ini, kita memberanikan diri untuk bertanya pada diri sendiri: apakah kita dapat menjadi roti kehidupan bagi orang-orang di sekitar kita?  Bagaimana kita hendak mewujudkan hal ini dalam kehidupan kita sehari-hari? Apakah ada kendala yang membuat kita tidak mampu mewujudkannya dan bagaimana solusinya?

Semoga melalui bacaan Injil pada hari ini, kita semua menyadari akan akhir dan tujuan hidup kita, serta tantangan Yesus untuk kita semua agar dapat menjadi roti kehidupan bagi orang-orang yang kita jumpai setiap hari. Semoga kasih dan berkat Tuhan menyertai dan memberkati kita semua di sepanjang hari Minggu ini. Dan semoga Hati Kudus Yesus merajai hati kita semua. Amin.

DOA UMAT: 

I : Yesus bersabda, “Barangsiapa datang kepada-Ku, takkan menanggung lapar lagi dan barangsiapa percaya kepada-Ku takkan merasa haus lagi.” Marilah kita datang dan percaya kepada-Nya seraya memanjatkan doa-doa kita kepada Allah Bapa di surga.

L : Bagi Gereja-gereja di tanah misi: Ya Bapa, terangilah Gereja-Mu di tanah misi sehingga tetap teguh berjuang mewartakan Kristus, Sang Roti Hidup, demi keselamatan jiwa-jiwa yang belum mengenal-Nya.

U : Tinggallah selalu di antara mereka sehingga mampu menerjemahkan Injil dalam berbagai situasi dan bahasa.

L : Bagi negeri-negeri yang miskin:  Ya Bapa, kuatkanlah dan bimbinglah negara-negara miskin dalam berjuang untuk mengakhiri penjajahan ekonomi dari pihak negara-negara kaya yang menindas sebagian besar umat manusia di dunia.

U : Sadarkanlah seluruh umat-Mu untuk terus berjuang menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi setiap manusia di dunia ini.

L : Bagi mereka yang menderita: Ya Bapa, berkatilah para penderita agar dapat menyatukan deritanya dengan korban Kristus demi keselamatan se sama.

U : Semoga kami pun berani terlibat untuk saling berbagi hidup, demi kemuliaan-Mu dan keselamatan jiwa kami.

L : Bagi kita bersama. Ya Bapa, doronglah kami agar lebih memikirkan dan meng usahakan kesempatan hidup bagi orang lain daripada bagi diri kami sendiri.

U : Ajarilah kami untuk mampu menjadikan program hidup Yesus sebagai program hidup kami.

I : Allah Bapa Yang Maharahim, keagungan cinta-Mu telah menyelamatkan kami. Berkenanlah mendengarkan serta mengabulkan permohonan kami dan jiwailah kami dengan semangat pengorbanan diri dalam perjalanan kami menuju kepada-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

LITURGI EKARISTI

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN: 

Ya Allah Bapa kami, jadikanlah roti dan anggur persembahan kami ini sebagai rezeki surgawi bagi kami, yaitu Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. U Amin.

ANTIFON KOMUNI – Mzm. 148:12,14

Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem! la mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah kita berdoa: Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur atas roti ke hidupan yang telah kami terima ini. Semoga rezeki ini menguatkan kami, baik dalam pengabdian kepada-Mu, dalam pelayanan kepada sesama maupun dalam peng harapan akan kebahagiaan abadi yang pengantaraan Kristus, Tuhan kami. U Amin.

DOWNLOAD AUDIO RESI:

No Comments

Leave a Comment