Kamis, 13 Januari 2022 – Hari Biasa Pekan I

Rm. Paskalis Aditya Wardana SCJ dari komunitas Paroki Santo Yohanes Penginjil Bengkulu – Indonesia

 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 44:24-25

Bangunlah! Mengapa Engkau tidur, ya Tuhan? Bangkitlah! Jangan membuang kami terus-menerus! Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu? Mengapa tak Kauhiraukan penindasan yang menimpa kami?

PENGANTAR:

Semula Tabut Perjanjian menjadi tanda kehadiran Allah. Kedudukannya kemudian digantikan oleh kesetiaan pada hukum Taurat. Pada zaman Yesus banyak orang menganggap mukjizat-mukjizat yang dilakukan-Nya menandai kehadiran itu. Salah paham demikian mau dihindari-Nya. Yang menjadi persoalan ialah menerima pribadi dan perutusan-Nya atau tidak.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa:  Allah Bapa maha pengasih, silakan datang berdiam dalam diri kami, berkat sabda pembebasan, berkat Roh yang menjiwai kami, berkat Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami, yang …..

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Pertama Samuel 4:1-11

“Orang-orang Israel terpukul kalah dan tabut Allah dirampas.”

Sekali peristiwa, orang Israel maju berperang melawan orang Filistin. Orang Israel berkemah dekat Eben Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek. Orang Filistin mengatur barisannya berhadapan dengan orang Israel. Ketika pertempuran menghebat, terpukullah kalah orang Israel oleh orang Filistin, yang menewaskan kira-kira empat ribu orang di medan pertempuran itu. Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua Israel, “Mengapa Tuhan membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil tabut perjanjian Tuhan dari Silo, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan musuh kita.” Kemudian bangsa itu menyuruh orang ke Silo. Mereka mengangkat dari sana tabut perjanjian Tuhan semesta alam, yang bersemayam di atas para kerub. Kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, ada di sana dekat tabut perjanjian Allah itu. Segera sesudah tabut perjanjian Tuhan sampai ke perkemahan, bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring, sehingga bumi bergetar. Mendengar bunyi sorak itu orang Filistin berkata, “Apakah arti sorak yang nyaring di perkemahan orang Ibrani itu?” Ketika mereka tahu bahwa tabut Tuhan telah sampai ke perkemahan itu, ketakutanlah orang Filistin. Kata mereka, “Allah mereka telah datang ke perkemahan itu. Celakalah kita, sebab hal seperti itu belum pernah terjadi. Celakalah kita! Siapakah yang akan menolong kita dari tangan Allah yang maha dahsyat ini? Allah ini jugalah, yang telah menghajar orang Mesir dengan berbagai tulah di padang gurun. Akan tetapi, hai orang Filistin, kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti anak laki-laki, supaya kamu jangan menjadi budak orang Ibrani itu, seperti mereka dahulu menjadi budakmu. Berlakulah seperti laki-laki dan berperanglah!” Lalu berperanglah orang Filistin, sehingga orang Israel terpukul kalah. Mereka melarikan diri, masing-masing ke kemahnya. Amatlah besar kekalahan itu: dari pihak Israel gugur tiga puluh ribu orang pasukan infantry. Lagipula tabut Allah dirampas dan kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, tewas.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 44:10-11.14-15.24-25

Ref. Bebaskanlah kami, ya Tuhan, demi kasih setia-Mu.

  1. 1. Ya Allah, Engkau kini membuang kami dan membiarkan kami kena umpat; Engkau tidak lagi maju bersama dengan bala tentara kami. Engkau membuat kami mundur dipukul lawan, dan dirampok oleh orang-orang yang membenci kami.

  2. Engkau membuat kami menjadi celaan tetangga, menjadi olok-olok dan cemoohan bagi orang-orang sekitar. Engkau membuat kami menjadi sindiran di antara bangsa-bangsa, suku-suku bangsa merasa geli melihat kami.

  3. Bangunlah! Mengapa Engkau tidur, ya Tuhan? Bangkitlah! Jangan membuang kami terus-menerus! Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu? Mengapa tak Kauhiraukan penindasan dan himpitan yang menimpa kami?

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Mat 5:42) Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 1:40-45

“Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir.”

Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, katanya, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memeberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Sabda Tuhan!
U. Terpujilah Kristus!

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Paskalis Aditya Wardana SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sahabat pencinta Hati Kudus Yesus yang terkasih dalam Tuhan. Kita berjumpa kembali dalam renungan singkat dehonian pada Kamis 13 Januari 2022 bersama saya Romo Paskalis Aditya Wardana SCJ dari komunitas Paroki Santo Yohanes Penginjil Bengkulu. Kita akan mengawali permenungan kita dengan mendengarkan sabda Tuhan yang diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Santo Markus 1:40-45.

Saudara/i terkasih dalam Tuhan, dalam dunia orang muda yang sedang dilanda asmara dikenal ungkapan “gayung bersambut sebelah tangan” yang berarti niat baik dari salah satu pihak tidak diterima. Injil hari ini yang merupakan kelanjutan dari bacaan Injil kemarin justru mengisahkan peristiwa yang sebaliknya. Yesus menyambut dan mengabulkan permintaan si kusta yang ingin sembuh. Permintaan untuk sembuh yang dimohonkan bukan hanya karena sakit kusta mengganggu kesehatannya, tetapi sakit kusta juga mengakibatkan ia disisihkan dari lingkungan sosial karena ia dianggap orang yang dikutuk Tuhan. Dengan latar belakang seperti itulah, kita akhirnya kagum terhadap si kusta karena ia memiliki keberanian yang disertai sikap rendah hati dan pasrah untuk memohon kesembuhan kepada Yesus. Hal tersebut tampak dalam permintaan si kusta kepada Yesus, “kalau Engkau mau.” Artinya si kusta sadar, tahu, dan menerima seandainya Yesus tidak berkenan menyembuhkannya karena kutukan identik dengan situasi berdosa. Sikap rendah hati, terbuka, dan pasrah inilah yang justru menggerakkan belaskasih dalam hati Yesus.

Dari kisah indah ini, kita pun diundang untuk memiliki sikap yang sama dengan si kusta, yakni memiliki kerendahan hati dan terbuka di hadapan Sang Ilahi. Melalui dua keutamaan itu, kita disadarkan bahwa dalam peziarahan hidup ini, belaskasih Tuhan mengatasi segalanya. Hari ini si kusta menjadi figur yang menghantar kita pada pengenalan diri kita masing-masing secara mendalam melalui penyingkiran rasa cinta diri dan kesombongan supaya kita bisa sungguh merasakan belaskasih Tuhan.

Semoga Hati Kudus Yesus semakin merajai hati kita sehingga kita pun boleh menjadi saksi sekaligus penyalur belaskasih Tuhan tersebut layaknya si kusta karena kita sudah bertemu secara pribadi dengan Sang Belas Kasih. Berkat Tuhan berlimpah atas kita semua. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa sumber kehidupan, berilah kami janji akan bebas dan sehat berkat Yesus Mesias, yang menjadi rezeki kehidupan di dunia. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

ANTIFON KOMUNI – Markus 1:42

Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu dan ia menjadi tahir.

DOA SESUDAH KOMUNI

Marilah berdoa: Allah Bapa mahasetia, kami bersyukur atas Putra-Mu yang merupakan pelaksanaan kesanggupan-Mu. Semoga sabda-Nya tertulis di dalam hati kami dan menyelamatkan umat manusia. Demi Kristus, ….

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

No Comments

Leave a Comment