Senin, 01 Agustus 2022 – Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori

Rm. V. Teja Anthara SCJ dari Komunitas SCJ Seminari St. Paulus Palembang Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – 1 Sam 2:35

Tuhan bersabda, “seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku. Ia setia pada-Ku dan bertindak Menurut maksud dan keinginan-Ku.”

PENGANTAR:

Mempelajari hukum dan segala yang berkaitan dengan itu selalu menjadi perhatian Alfonsus. Ia seorang ahli hukum yang cakap di pengadilan Napoli. Perhatian akan hukum tak pernah dilepaskannya, ketika ia menjadi imam. Di dalam Gereja yang akibat Yansenisme menjadi kaku dan statis, dibawanya dinamika dan cinta kasih Injil. Ia mendirikan pula Kongregasi Redemptoris. Kelak ia menjadi uskup dekat Napoli.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa, penyelamat umat manusia, Engkau selalu membangkitkan tokoh-tokoh agung untuk menyegarkan semangat Gereja-Mu. Semoga kami mengikuti jejak Santo Alfonsus Maria dan giat mengusahakan keselamatan sesama, supaya kami pantas memperoleh ganjaran di surga. Demi Yesus Kristus, …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Yeremia 28:1-17

“Hai Hananya, Tuhan tidak mengutus engkau! Engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta.”

Peristiwa ini terjadi di Kota Yerusalem pada awal pemerintahan Zedekia, raja Yehuda, yaitu dalam bulan yang kelima tahun yang keempat. Nabi Hananya bin Azur, yang berasal dari Gibeon, berkata kepadaku di rumah Tuhan, di depan mata imam-imam dan seluruh rakyat, “Beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel, ‘Aku telah mematahkan penindasan raja Babel. Dalam dua tahun ini segala perkakas rumah Tuhan yang telah diambil dari rumah ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel, akan Kukembalikan ke tempat ini. Juga Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta semua orang buangan dari Yehuda yang dibawa ke Babel akan Kukembalikan ke tempat ini, demikianlah sabda Tuhan! Sungguh, Aku akan mematahkan penindasan raja Babel itu!” Lalu berkatalah Nabi Yeremia kepada Nabi Hananya di depan para imam dan seluruh rakyat yang berdiri di rumah Tuhan. Kata nabi Yeremia, “Amin! Semoga Tuhan berbuat demikian! Moga-moga Tuhan menepati perkataan-perkataan yang kaunubuatkan itu dengan mengembalikan perkakas-perkakas rumah Tuhan dan semua orang buangan dari Babel ke tempat ini. Hananya, dengarlah perkataan yang akan kukatakan kepadamu dan kepada seluruh rakyat ini. Nabi-nabi yang ada sebelum aku dan sebelum engkau dari dahulu kala telah bernubuat kepada banyak negeri dan terhadap kerajaan-kerajaan yang besar tentang perang dan malapetaka dan penyakit sampar. Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh Tuhan.” Kemudian Nabi Hananya mengambil gandar yang terpasang pada tengkuk nabi Yeremia, lalu mematahkannya. Berkatalah Hananya di depan mata seluruh rakyat itu. “Beginilah sabda Tuhan, ‘Dalam dua tahun ini begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel, dari pada tengkuk segala bangsa!” Kemudian pergilah nabi Yeremia dari sana. Dan sesudah nabi Hananya mematahkan gandar dari pada tengkuk nabi Yeremia, bersabdalah Tuhan kepada Yeremia, “Pergilah dan katakanlah kepada Hananya, ‘Beginilah sabda Tuhan: Engkau telah mematahkan gandar kayu, tetapi Aku [\’]\akan membuat gandar besi sebagai gantinya! Sebab beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel, ‘Kuk besi akan Kutaruh ke atas tengkuk segala bangsa ini, sehingga mereka takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel. Sungguh, mereka akan takluk kepadanya! Malahan binatang-binatang di padang telah Kuserahkan kepadanya.” Lalu berkatalah nabi Yeremia kepada nabi Hananya, “Dengarkanlah, hai Hananya! Tuhan tidak mengutus engkau, dan engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta. Sebab itu beginilah sabda Tuhan, ‘Sungguh, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah menghasut rakyat murtad kepada Tuhan.” Maka matilah nabi Hananya dalam tahun itu juga, pada bulan yang ketujuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 119:29.43.79.80.95.102

Ref. Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.

  1. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah aku Taurat-Mu.

  2. Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.

  3. Biarlah berbalik kepadaku orang-orang yang takut kepada-Mu, orang-orang yang tahu peringatan-peringatan-Mu.

  4. Biarlah hatiku tulus dalam ketetapan-ketetapan-Mu, supaya jangan aku mendapat malu.

  5. Orang-orang fasik menantikan aku untuk membinasakan aku; tetapi aku hendak memperhatikan peringatan-peringatan-Mu.

    6. Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya,
S : (Mat 4:4b) Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 14:13-21

“Mereka semuanya makan sampai kenyang.”

Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus; dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya, dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada Yesus dan berkata, “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Tidak perlu mereka pergi! Kamu harus memberi mereka makan.” Jawab mereka, “Pada kami hanya ada lima buah roti dan dua ekor ikan.” Yesus berkata, “Bawalah ke mari!” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah itu diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu. Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikannya kepada murid-murid-Nya. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan, ada dua belas bakul penuh. Yang turut makan kira-kira lima ribu orang pria; tidak termasuk wanita dan anak-anak.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Valentinus Teja Anthara SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Maria. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria

Pendengar Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya Romo Valentinus Teja Anthara scj dari Komunitas SCJ, Seminari St. Paulus – Palembang – Indonesia, dalam Resi – renungan singkat – dehonian edisi hari Senin – tanggal satu  –– Agustus – tahun dua ribu dua puluh dua – hari biasa pekan biasa ke delapan belas. 

Marilah kita mendengarkan Firman Tuhan hari ini yang diambil dari Injil Matius 14:13-21.

Pendengar Resi yang dikasihi Tuhan. Inti pokok dalam masalah yang terjadi di perikopa ini adalah “maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka  dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit”. Inilah alasan tindakan yang dilakukan oleh Jesus kepada para murid yang mengikuti dia. Hati yang terbuka pada penderitaan umatNya. Dalam bahasa manusia inilah yang disebut emphati dan bukan simpati saja. Karena simpati adalah sikap keikutsertaan dalam merasakan perasaan orang lain. Sementara empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa sama dengan orang lain. Inilah yang mendasari seluruh berbuatan belas kasih Jesus terhadap mereka yang menderita. Ia sungguh bersolider dengan nasip manusia yang menderita.

Dengan sikap itu, dia menawarkan kepada para murid untuk ikut bertanggung jawab terhadap mereka yang menderita kelaparan untuk memberi makan mereka. Apa pun yang mereka miliki bagi Jesus sudah cukup untuk terlibat. Sementara sikap batin yang Jesus miliki belumlah dipunyai para murid. Mereka mengusulkan supaya mereka pulang kerumah mereka masing, karena sebanyak makan yang disiapkan tidak akan cukup untuk sebanyak orang itu.

Namun demikian akhirnya para murid menuruti apa yang Jesus kehendaki. “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.” Para murid menemukan diantara mereka yang datang itu, hanya ada lima roti dan dua ikan. Dengan jumlah yang ‘mustahil’ bisa memenuhi jumlah orang banyak itu, karena rasa belas kasihannya, Jesus menggadakan roti itu cukup makan kenyang untuk lima orang orang. Mukjizat penggadaan roti terjadi. Hal yang mustahil menjadi kenyataan yang terjadi. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.

Pendengar resi yang dikasihi Tuhan. Makna apa yang bisa kita petik sebagai pesan dari peristiwa mukjizat penggadaan roti ini?

Dalam kanon Gereja dikatakan “Mukjizat perbanyakan roti menunjukkan lebih dahulu kelimpahan roti istimewa dari Ekaristi-Nya: Tuhan mengucapkan syukur, memecahkan roti dan membiarkan murid-murid-Nya membagi-bagikannya, untuk memberi makan kepada orang banyak. Tanda perubahan air menjadi anggur di Kana telah memaklumkan saat kemuliaan Yesus. Ia menyampaikan penyempurnaan perjamuan pernikahan dalam Kerajaan Bapa, di mana umat beriman akan minum anggur baru, yang telah menjadi darah Kristus.

Semoga perikopa ini semakin memperkuat iman kita akan Kristus yang sungguh-sungguh hadir; Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allahan dalam setiap perayaan Ekaristi. Bahkan kalau Kristus sendiri menyediakan Diri-Nya untuk bersatu dengan umat-Nya dalam setiap perayaan Ekaristi, dalam hati kita lewat ‘komonio’ yang suci. Bahkan dia bertahta ditempatnya yang kudus dalam hati manusia kit.

Dan kita sebagai umat Allah yang dicintai ini, sadar dan datang kepada Kristus serta berpartisipasi secara aktif, bukan hanya saat Misa Minggu. Namun bila mungkin juga berusaha untuk hadir dalam misa harian.

Marilah, kita menyediakan diri kita, menyisihkan waktu kita, membawa beban dan sukacita kita, serta menyatukannya dengan Kristus dalam Sakramen Ekaristi. Semoga Hati Kudusnya membuat hati kita seperti HatiNya, berani melawan kemalasan kita dari godaan setan dalam hati dan hidup kita. Tuhan memberkati. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa, sumber segala cinta kasih, kobarkanlah kiranya hati kami dengan api cinta kasih Roh Kudus. Engkau sudah melimpahkannya kepada Santo Alfonsus, sehingga ia merayakan Ekaristi ini dengan setia dan menyerahkan diri sebagai kurban suci kepada-Mu. Demi Yesus Kristus, …

ANTIFON KOMUNI  – Yoh 10:10

Aku datang supaya mereka memiliki hidup, bahkan hidup berlimpah-limpah.

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Marilah berdoa: Allah Bapa yang patut dipuji, Engkau sudah memberi kami Santo Alfonsus Maria sebagai pembagi dan bentara misteri penyelamatan-Mu. Semoga umat-Mu sering menerima santapan suci, dan tak henti-hentinya memuji Engkau. Demi Yesus Kristus, ….

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

St. Alfonsus Maria de LIguori (Uskup dan pujangga Gereja, 1696-1787)

Alfonsus dilahirkan dekat Naples, Italia pada tahun 1696. Ia seorang pelajar yang giat belajar. Ia mendapatkan gelar dalam bidang hukum dan menjadi seorang pengacara terkenal. Suatu kesalahan yang dibuatnya di pengadilan membuat Alfonsus yakin akan apa yang telah ada dalam pikirannya: ia harus meninggalkan pekerjaannya dan menjadi seorang imam. Ayahnya berusaha membujuk Alfonsus agar ia mengurungkan niatnya itu. Tetapi, tekad Alfonsus sudah bulat. Ia menjadi seorang imam.

Kehidupan Alfonsus dipenuhi dengan berbagai macam kegiatan. Ia berkhotbah dan menulis banyak buku. Ia membentuk suatu kongregasi rohani yang disebut “Kongregasi Pater-Pater Redemptoris” (CSsR; Redemptoris artinya Sang Penebus). Alfonsus memberikan pengarahan rohani yang bijaksana dan membawa damai bagi umatnya melalui Sakramen Rekonsiliasi. Ia juga menulis lagu puji-pujian, bermain organ dan melukis. St. Alfonsus menulis enampuluh buah buku. Ini sungguh luar biasa mengingat tugas dan tanggung jawabnya yang lain amatlah banyak. Ia juga sering menderita sakit. Ia sering sakit kepala, tetapi segera ia akan menempelkan sesuatu yang dingin ke dahinya dan terus tetap bekerja.

Meskipun pada dasarnya ia mempunyai kecenderungan untuk bersikap terburu-buru, Alfonsus berusaha untuk menguasai diri. Ia amat rendah hati, hingga ketika pada tahun 1798 Paus Pius VI ingin mengangkatnya menjadi seorang Uskup, dengan lembut ia mengatakan “tidak”. Ketika para utusan paus telah datang secara pribadi untuk menyampaikan keputusan paus kepadanya, mereka menyapa Alfonsus dengan “Tuan yang Termasyhur”. Alfonsus menjawab, “Tolong, jangan memanggilku seperti itu lagi. Sebutan itu akan membuatku mati.” Paus memberikan pengertian kepada Alfonsus bahwa ia sungguh menghendaki Alfonsus menjadi seorang Uskup.

Alfonsus mengutus banyak pengkhotbah ke seluruh wilayah keuskupannya. Umat perlu diingatkan kembali akan cinta kasih Tuhan dan akan pentingnya iman mereka. Alfonsus berpesan kepada para imam untuk menyampaikan khotbah yang sederhana. “Saya tidak pernah menyampaikan khotbah yang tidak dapat dimengerti bahkan oleh nenek tua yang paling lugu yang ada di gereja,” katanya. Dengan semakin bertambahnya usia, Alfonsus menderita berbagai penyakit. Ia menderita radang sendi yang menyiksanya dan menjadikannya lumpuh. Ia kehilangan pendengarannya serta nyaris buta. Ia juga harus mengalami berbagai kekecewaan dan pencobaan. Namun, Alfonsus memiliki devosi yang amat mendalam kepada Santa Perawan Maria, seperti yang dapat kita ketahui melalui bukunya yang terkenal yang berjudul ‘Kemuliaan Maria’. Segala penderitaan dan pencobaan itu berakhir dengan damai dan sukacita serta kematian yang kudus.

Alfonsus wafat pada tahun 1787 pada usia sembilan puluh satu tahun. Paus Gregorius XVI menyatakannya kudus pada tahun 1839. Paus Pius IX memberinya gelar Doktor Gereja pada tahun 1871.

“Bersama Tuhan, penebusan berlimpah.” ~ St. Alfonsus

 

No Comments

Leave a Comment