RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ
Vivat Cor Iesu – per cor Maria – Hiduplah hati Yesus melalui Hati Bunda Maria
Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, kembali berjumpa dengan saya Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ dari Rumah Retret Laverna, Padang Bulan, Pajaresuk, Pringsewu, Lampung, Indonesia, dalam Resi, Renungan Singkat Dehonian, edisi hari Kamis, Hari Biasa Pekan I, tanggal 12 Januari 2023, Saya berharap Anda semua ada dalam keadaan sehat dan melimpah berkat.
Penyakit kusta pada jaman Yesus dipahami sebagai penyakit menjijikkan yang dialami penderitanya sebagai hukuman dari Allah atas dosa. Penderita kusta semacam ini dinilai najis sekaligus berdosa. Maka cara pandang pada jaman itu sesuai dengan tradisi dan kebiasaan mereka hanya Allahlah yang bisa mentahirkan dan menyembuhkannya. Orang yang sudah dinyatakan tahir oleh imam maka mereka harus mempersembahkan persembahan pentahiran sesuai perintah Musa sebagai bukti tahir. Maka amat mengherankan kalau si kusta itu tiba-tiba datang kepada Yesus, berlutut di hadapanNya lalu memohon bantuanNya dengan mengatakan “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku”. Kalimat ini adalah kalimat penuh iman. Sudah jelas bahwa hanya Allah saja yang bisa mentahirkan dan menyembuhkan, namun si kusta ini meminta itu kepada Yesus. Maka di sini nampak sekali bahwa ada pewahyuan diri Yesus yang sebenarnya dan peranan iman si kusta atas perwahyuan itu. Wahyu dibalas dengan iman sebagai jawaban. Ada dinamika iman-wahyu di sini.
Maka tergeraklah hati Yesus oleh belaskasihan, lalu Ia mengulurkan tanganNya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya “Aku mau, jadilah engkau tahir”. Dan seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu dan menjadi tahir. Yesus menyembuhkan si kusta itu karena si kusta percaya kepada Yesus. Percaya mengenai apa? Ia percaya bahwa Yesus punya kuasa yang hanya dimiliki oleh Allah saja, maka ia meminta kepadaNya. Keyakinan iman inilah yang akhirnya menyembuhkannya. Kalimat si kusta itu menjadi ungkapan pernyataan Diri Yesus mengenai siapa Dia sesungguhnya, dan itu menggerakkan hati Yesus, dan Ia menggunakan isi ungkapan iman si kusta itu untuk menyatakan DiriNya.
Perjumpaan pribadi dengan Tuhan, dengan mengalami sendiri tindakan nyata Tuhan saat kita hanya mengandalkan Dia, pernahkah Anda alami itu di dalam hidup? Pasti pernah, dan itulah pengalaman iman pribadi Anda. Mungkin Anda dilepaskan dan dibebaskan dari persoalan hidup, mungkin Anda disembuhkan dari sakit penyakit, mungkin dibantu menguraikan ruwetnya persoalan, diarahkan menemukan solusi atas masalah, atau terbuka kemungkinan peluang saat ada kebuntuan, dikuatkan saat mengalami keraguan dalam hidup panggilan, dan masih banyak lagi. Itu semua pasti karena ada ruang dalam hati Anda yang diarahkan kepada Allah. Tapi ingat, Yesus tadi mengingatkan si kusta supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tetapi diperintahkan untuk pergi kepada imam dan mempersembahkan yang perlu bagi pentahiran. Konkretnya bagi kita adalah, meskipun kita merasa bahwa Allah ada di pihak kita dengan memberkati dan menolong kita dengan caraNya, kita harus tetap eling/ingat/sadar, bahwa semuanya itu karena tindakan nyata Allah, maka harus kembali bersyukur kepada Allah dan tidak jumawa karena merasa terlalu gembira. Tetap ingat bahwa ada hal-hal yang perlu dilakukan dan diwaspadai supaya penderitaan/persoalan yang sama tidak menimpa kita lagi.
Yesus tadi melarang untuk memberitahukan kepada siapapun, cukup datang kepada imam dan mempersembahkan persembahan. Tujuannya tentu supaya si kusta tidak salah dalam memahami tindakan Yesus dan salah dalam memahami siapa Diri Yesus sesungguhnya. Orang bisa saja keliru dalam menangkap pesan dari tindakan penyembuhan oleh Yesus itu. Di sinilah perlunya orang menemukan iman karena pengalaman pribadinya sendiri. Bukan berdasarkan “katanya”. Kita manusia seringkali jatuh hanya karena info “katanya” yang tanpa kita sadari adalah hasil dari per-gibahan teman atau sesama atau circle kita. Maka pengalaman iman pribadi itu penting untuk kita alami sehingga kita mengerti sendiri siapa Allah bagi kita pribadi dengan segala tindakanNya. Mari kita menyetiai iman kepercayaan kita dan meyakini tindakan nyata Allah atas hidup kita mulai dari hal-hal yang sederhana.
Anda semua diberkati oleh Allah yang Mahakuasa, dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Amin.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa, sumber kebahagiaan, jadikanlah roti anggur ini pertanda kedatangan-Mu di dalam diri kami, dan pertanda keselamatan dan kehidupan kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
ANTIFON KOMUNI:
Si penderita kusta berkata, “Kalau Tuan mau, Tuan dapat membersihkan saya.” Terharu oleh belas kasih, Yesus mengulurkan tangan, menjamah dia dan berkata, “Aku mau. Jadilah bersih!”
DOA PENUTUP:
Marilah berdoa: Allah Bapa maha penyayang. kami bersyukur atas sabda penyembuhan-Mu: atas Putra-Mu yang menjadi tanda cinta kasih-Mu kepada manusia. Kami mohon, semoga kami selalu memperhatikan sabda-Nya. Sebab Dialah..
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Amin