Sabtu, 21 Januari 2023 – Peringatan Wajib St. Agnes, Perawan dan Martir

Rm. Agustinus Sugiarno SCJ dari Komunitas Provinsialat SCJ Palembang Indonesia

 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA⁣

Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan piala bernyala.⁣

PENGANTAR⁣

Cobaan dan derita sering mempercepat kedewasaan seseorang Penganiayaanpun kerapkali bukan menghancurkan, tetapi malahan memurnikan iman. Di Roma penganiayaan sering kejam sekali, tanpa pandang umur. Agnes baru berumur 12 tahun ketika ditahan dan disamakan saja dengan orang dewasa. Tetapi seperti seorang dewasa ia dengan tabah mengalami perganiayaan dan membela iman sampai mati⁣

DOA PEMBUKA⁣

Marilah berdoa:  Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, yang lemah dalam pandangan orang, Kaupilih untuk mempermalukan yang kuasa. Hari ini kami kenangkan kesaksian Santa Agnes, yang menyerahkan nyawa demi imannya. Buatlah kami teguh dalam iman dan tetap setia sampai akhir. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan… ⁣

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani 9:2-3.11-14

“Kristus masuk ke dalam tempat kudus dengan membawa darah-Nya sendiri.”

Saudara-saudara, dalam kemah suci,yaitu bagian yang paling depan, terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang mahakudus. Kristus telah datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan buatan tangan manusia, – artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, – dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat pelunasan yang kekal. Sebab, jika darah domba dan lembu jantan dan percikan abu lembu muda mampu menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang atas dorongan Roh Abadi telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat; betapa darah ini akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 47:2-3.6-7.8-9

Ref. Allah telah naik diiringi sorak-sorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.

  1. Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja agung atas seluruh bumi.

  2. Allah telah naik diiringi sorak-sorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah! Kidungkan mazmur bagi Raja kita, kidungkan mazmur!

  3. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan lagu yang paling indah! Allah merajai segala bangsa, di atas takhta-Nya yang kudus Ia bersemayam.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
S : (Kis 16:14b) Bukalah hati kami, ya Allah, agar dapat memperhatikan sabda Anak-Mu.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 3:20-21

“Orang-orang mengatakan Yesus tidak waras lagi.”

Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka, “Ia tidak waras lagi.”
Demikianlag Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Sugiarno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Para pendengar Resi yang terkasih, jumpa dengan saya Kembali Rm. Agustinus Sugiarno SCJ, dari komunitas Provinsialat SCJ Palembang. Mari kita awali permenungan kita hari ini, Sabtu, 21 Januari 2023 dengan membaca dari Injil Markus 3: 20-21……

Injil Markus yang kita dengar pada hari ini mengisahkan secara amat singkat mengenai sikap keluarga Yesus  yang menuduh bahwa Dia tidak waras.  

Apa makna kisah ini bagi kita?  Yesus dituduh dan diberi label sebagai orang yang tidak waras. Namun, Yesus tidak berhenti menjalankan misi-Nya, yakni melaksanakan kehendak Bapa-Nya. Ketika kita memilih untuk menjadi murid Yesus dan mengikuti pola hidup-Nya, kita tidak hanya mengalami pertentangan dengan orang-orang yang melawan pesan Injil dan cara hidup Kristiani.

Kita juga menghadapi perlawanan  yang lebih keras yang mungkin datang dari seseorang yang akrab dengan kita, anggota keluarga atau sahabat karib  yang tidak menghendaki kita untuk menerima dan menjalankan pesan Injil secara sungguh-sungguh. Orang Kristiani yang rela memaafkan dan mengampuni orang yang menyakiti hatinya atau yang mencelakakan dirinya serta menolak ajakan untuk balas dendam dapat dianggap sebagai orang yang tidak waras. Pasangan suami-isteri yang berpegang teguh pada janji perkawinan, padahal menurut pandangan banyak orang lebih baik mereka bercerai, dapat dianggap sebagai pasangan suami-istri  yang tidak waras. Seorang pejabat tinggi yang memiliki kuasa besar dan peluang besar yang mestinya aman untuk memperkaya diri sendiri tetapi tidak melakukannya dapat dianggap sebagai pejabat yang tidak waras. Seorang pemuda atau pemudi yang berpendidikan tinggi, memiliki karir yang cemerlang  dan bergaji besar dapat dianggap tidak waras ketika ia melepaskan itu semua dan menjadi seorang biarawan/biarawati yang berkarya di daerah misi yang sulit dan miskin.

Singkatnya, orang yang berjuang untuk menjalani hidup sesuai dengan pesan Injil  sebagaimana yang diajarkan dan diteladankan oleh Yesus dapat mendatangkan pujian dan kekaguman, tetapi dapat pula dinilai sebagai orang yang tidak waras, termasuk oleh anggota keluarga dan kaum kerabatnya sendiri. Dalam situasi seperti itu, kita hendaknya seperti Yesus yang tidak peduli terhadap penilaian yang salah dari orang lain. Yesus tetap setia untuk melaksanakan kehendak Bapa-Nya. Demikian pula, ketika kita dinilai sebagai orang yang tidak waras karena kita berjuang untuk menjalankan hidup sesuai dengan apa yang diajarkan dan diteladankan oleh Yesus, kita hendaknya tetap bertahan dan terus berjuang untuk menjadi orang yang waras di hadapan Allah. Tuhan Yesus pasti menolong kita sehingga kita mampu hidup sesuai dengan ajaran dan teladan-Nya. Tuhan mengasihi, Tuhan memberkati.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN⁣

Allah Bapa kami yang maha mulia, pandanglah roti anggur yang kami sajikan. Semoga derita jaya Putra-Mu yang dihadirkan dalam tanda ini, memperteguh iman kami berkat kesaksian Santa Agnes, martir-Mu Demi Kristus, Tuhan dan pengantara lami⁣

ANTIFON KOMUNI — Lih. Rom 8:38-39⁣

Kematian maupun kehidupan dan makhluk manapun takkan mampu memisahkan kita dari cinta kasih Kristus.⁣

DOA PENUTUP⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa kami yang mahamulia, Engkau telah memuliakan Santa Agnes di hadapan orang suci-Mu. la Kaumahkotai karena jaya sebagai perawan den martir. Semoga berkat kekuatan sakramen yang kami terima hari ini kami dapat mengatasi segala kejahatan dan memperoleh kemuliaan surgawi Demi Kristus,…

DOWNLOAD AUDIO RESI

Santa Agnes dari Roma

St.Ines del Campo

St.Agnes hidup pada masa Gereja Perdana, yaitu masa ketika orang-orang Kristen mengalami penindasan serta penganiayaan yang kejam dalam pemerintahan bangsa Romawi. Ia wafat sebagai martir sekitar tahun 304 – 305 dalam pemerintahan Kaisar Diocletian. Usia Agnes pada waktu itu baru 13 tahun. Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang ada mengenai St. Agnes, ia amat populer. Hal ini terutama karena St. Ambrosius serta para kudus Gereja lainnya banyak menulis tentangnya.

Agnes seorang gadis remaja yang cantik jelita dan berasal dari keluarga kaya. Banyak pemuda bangsawan Romawi terpikat padanya; mereka saling bersaing agar dapat memperisteri Agnes. Tetapi Agnes menolak mereka semua dengan halus dan mengatakan bahwa ia telah mengikatkan diri pada seorang Kekasih yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Procop, putera Gubernur Romawi, termasuk salah seorang di antara para pemuda yang amat marah dan merasa terhina oleh penolakan Agnes. Mereka melaporkan Agnes kepada Gubernur dengan tuduhan pengikut Kristus.

Pada mulanya Gubernur bersikap ramah serta lembut kepadanya. Ia menjanjikan harta serta kedudukan jika saja Agnes mau menyangkal imannya dan menikah dengan Procop. Agnes menolak, berkali-kali diulanginya pernyataannya bahwa ia tidak dapat memiliki mempelai lain selain dari Yesus Kristus. Karena pernyataannya itu, Agnes diseret ke depan mezbah berhala dan diperintahkan untuk menyembahnya. Bukannya menyembah berhala, Agnes malahan mengulurkan tangannya dan membuat Tanda Salib, tanda kemenangan Kristus. Gubernur kemudian memperlihatkan kepadanya api penyiksaan, kait besi, serta  segala macam alat penyiksa lainnya, tetapi gadis muda itu tetap tabah dan tidak gentar sedikit pun.

Karena Agnes tetap keras kepala, Gubernur mengancam akan mengirim Agnes ke rumah pelacuran. Tetapi Agnes menjawab, “Yesus Kristus amat pencemburu, Ia tidak akan membiarkan kemurnian para mempelainya dicemarkan seperti itu. Ia akan melindungi dan menyelamatkan mereka.”

Katanya lagi, “Kalian dapat menodai pedang kalian dengan darahku, tetapi kalian tidak akan pernah dapat menodai kesucian tubuhku yang telah kupersembahkan kepada Kristus.”

Gubernur amat marah mendengar perkataannya itu. Ia memerintahkan agar Agnes, saat itu juga, dikirim ke rumah pelacuran dengan perintah bahwa semua orang berhak menganiayanya sesuka hati mereka.

Orang banyak datang untuk menyaksikan peristiwa itu. Tetapi, ketika melihat pancaran sinar wajah Agnes yang kudus dan agung serta sikapnya yang tenang, penuh kepercayaan kepada Kristus yang melindunginya, orang banyak itu takut dan tidak berani mendekat. Seorang pemuda tampil dan berusaha mengganggu Agnes. Pada saat itu juga, dengan kilat yang dari surga, pemuda itu tiba-tiba menjadi buta dan jatuh ke tanah dengan tubuh gemetar. Teman-temannya dengan ketakutan membopongnya serta membawanya kepada Agnes yang kemudian menyanyikan lagu puji-pujian kepada Kritus, sehingga pemuda itu dapat melihat serta sehat kembali.

Gubernur amat murka dan menjatuhkan hukuman mati pada Agnes. Algojo mendapat perintah rahasia untuk dengan segala cara membujuk Agnes, tetapi Agnes menjawab bahwa ia tidak akan pernah menyakiti hati Mempelai Surgawi-nya. Orang banyak menangis menyaksikan seorang dara yang lembut dan jelita dengan belenggu dan rantai yang terlalu besar bagi ukuran tubuhnya yang kecil, digiring ke tempat hukuman mati. Ia terlalu muda untuk memahami arti kematian, namun demikian ia siap menghadapinya tanpa gentar sedikit pun. Sesungguhnya, Agnes diliputi sukacita yang besar karena ia akan segera diperkenankan menyongsong mempelainya. Sama sekali tidak dihiraukannya ratap tangis mereka yang memohonnya untuk menyelamatkan nyawanya.

“Aku tidak akan mengkhianati Mempelai-ku dengan menuruti keinginan kalian,” katanya, “Ia telah memilihku dan aku adalah milik-Nya.”  Kemudian Agnes berdoa, membungkukkan badannya untuk menyembah Tuhan, dan segera menerima hujaman pedang yang menghantarkan jiwanya yang suci kepada kekasihnya. Agnes telah mempertahankan kemurniannya dan memperoleh mahkota martir di surga.

Jenazah Agnes disemayamkan di pemakamam keluarga di Via Nomentana dekat kota Roma. Kurang lebih lima puluh tahun kemudian, yaitu pada tahun 354, Kaisar Konstantin Agung mendirikan sebuah gereja besar di tempat itu. Tubuh Agnes disemayamkan di bawah altar Gereja. Pada abad ketujuh, gereja itu kemudian dipugar, diperbesar serta diperindah dan sekarang dikenal sebagai Basilika St. Agnes.

Selama berabad-abad, setiap tahun sekali, yaitu pada pesta St. Agnes (21 Januari), dua anak domba tak bercela dipersembahkan dan diberkati di Basilika St Agnes. Kemudian kedua anak domba itu dipelihara oleh para biarawati Benediktin dari Santa Cecilia di Trastevere hingga hari Kamis Putih, yaitu pada saat mereka digunting bulunya. Dari bulu mereka dibuatlah 12 pallium yaitu semacam stola istimewa yang dikirimkan kepada Bapa Suci. Bapa Suci memberikan pallium tersebut kepada para Uskup Agung yang mengenakannya sebagai lambang anak domba yang digendong oleh Gembala Yang Baik.

Arti Nama

Berasal dari bahasa Yunani αγνος (hagnos) yang berarti : Suci. Nama Agnes juga sering diasosiasikan dengan kata Latin : Agnus  (anak domba)

Variasi Nama

Annis, Inez, Annice (English), Agneta, Agnetha (Swedish), Agnetha (Norwegian), Agnete, Agnetha, Agnethe (Danish), Ines (Slovene), Hagne (Ancient Greek), Oanez (Breton), Agnès (Catalan), Agneza, Ines, Janja, Nensi (Croatian), Aune, Iines (Finnish), Agnès, Inès (French), Ágnes, Ági (Hungarian), Aignéis, Nainsí (Irish), Agnese, Ines (Italian), Agnese, Agnija (Latvian), Agné (Lithuanian), Agnija (Macedonian), Agnieszka, Jagienka, Jagna, Jagusia (Polish), Inês (Portuguese), Agnessa (Russian), Senga (Scottish), Agnija (Serbian), Inés (Spanish)

Bentuk pendek : Aggie, Nancy (English), Nes, Neske (Dutch), Neža (Slovene)

Bentuk Maskulin :  Agnetus (Latin)

1 Comment

  • Herlin Januari 21, 2023 at 4:13 am

    Santa Agnes.
    Doakanlah kami.
    Dan terutama anak2 remaja dan perempuan dewasa.biarmereka sll dpt menjaga kesucian diri mereka dan hidup kudus spt engkau.

    Reply

Leave a Comment