Jumat, 11 Agustus 2023 – Peringatan Wajib Sta. Klara, Perawan

Rm. Benediktus Mulyono SCJ dari Komunitas Resistencia, Provinsi Chaco – Argentina – Argentina

 
 
 

AUDIO RESI:

 

ANTIFON PEMBUKA:

Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita yang bernyala.

PENGANTAR:

Kata-kata terakhir seseorang yang mau meninggal selalu dicatat, diingat-ingat sebagai wasiat. Biasanya memang mengungkapkan isi hatinya yang paling dalam. “Tuhan, betapa bahagia aku Kauciptakan!” demikianlah ucapan Klara, yang berasal dari Assisi, pada akhir hidupnya sebagai biarawati. Rasa syukur atas hidup yang segar ini sekaligus mengungkapkan jalan hidupnya. Pada umur 18 tahun ia tertarik pada cara hidup Fransiskus dan lari dari rumah. Dialah Fransiskanes pertama dan pemimpin biara pertama Santa Klara di Assisi.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang penuh belas kaslih, dalam diri Santa Klara Engkau telah menumbuhkan cinta akan kemiskinan. Semoga berkat doanya kami mengikuti Kristus dengan semangat kemiskinan, supaya layak memandang Engkau dalam kerajaan surga. Demi Yesus Kristus, …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Ulangan 4:32-40

“Allah mengasihi leluhurmu dan memilih keturunan mereka.”

Dalam perjalanan di padang gurun Musa berkata kepada bangsa Israel, “Cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, sebelum engkau ada, sejak saat Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah pernah terjadi sesuatu yang demikian besar, atau apakah pernah terdengar sesuatu seperti ini? Pernahkah suatu bangsa mendengar suara Allah, yang bersabda dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan engkau tetap hidup? Atau pernahkah suatu allah mencoba datang mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa lain dengan cobaan, dengan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat serta peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan perkasa, dan dengan kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan Tuhan, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu? Engkaulah yang diperkenankan melihat semuanya itu supaya engkau tahu, bahwa Tuhanlah Allah, dan tiada allah lain kecuali Dia. Dari langit Ia membiarkan engkau mendengar suara-Nya, untuk mengajar engkau. Di bumi Ia memperlihatkan kepadamu api-Nya yang besar, dan dari tengah-tengah api itu engkau telah mendengar sabda-sabda-Nya. Karena Ia mengasihi leluhurmu dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau keluar dari Mesir dengan kekuatan-Nya yang besar. Ia akan menghalau dari hadapanmu bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat daripadamu. Ia akan membawa engkau masuk ke dalam negeri mereka, dan memberikan negeri itu kepadamu, menjadi milik pusakamu, seperti yang terjadi sekarang ini. Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah, tiada yang lain. Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baiklah keadaanmu dan keadaan anak-anakmu di kemudian hari. Maka engkau akan hidup lama di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 77:12-13.14-16.21

Ref. Aku hendak mengingat karya-karya Tuhan.

  1. Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu.

  2. Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami? Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa.

  3. Dengan lengan-Mu Engkau telah menebus umat-Mu, bani Yakub dan bani Yusuf. Engkau telah menuntun umat-Mu seperti kawanan domba, dengan perantaraan Musa dan Harun Kautuntun mereka.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Mat 5:10) Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 16:24-28

“Setiap orang akan dibalas setimpal dengan perbuatannya.”

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya. Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara orang-orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWALAN OLEH Rm. Benediktus Mulyono SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Saudara-Saudari salam jumpa, bersama saya Rm Benediktus Mulyono SCJ dari Resistencia, Argentina dalam RESI (Renungan Singkat) Dehonian: Jumat, 11 Agustus 2023, PERINGATAN WAJIB SANTA KLARA. 

Saudara-Saudari Terkasih, tidak mungkin mengikuti Yesus tanpa menyangkal diri menerima salib dengan ikhlas hati dan sukacita. Tidaklah realistis bila kita hanya menginginkan apa yang menyenangkan, yang menggembirakan, membahagiakan, kesehatan, kesusksesan, kemudahan dan sejenisnya. Memang bukanlah hal yang bertentangan dengan kebutuhan dasar manusia bahwa kita menghendaki itu semua dan bahkan mungkin secara instan. Namun berhadapan dengan kenyataan bahwa bila kita ingin menjadi murid Yesus yang sejati kita harus menyangkal diri; ini berarti mengandung konsekuensi bahwa kita harus berani mengoreksi dan mengubah kriteria kesenangan, kemudahan dan hidup enak menurut ukuran manusia. Menyangkal diri dapat kita artikan sebagai menomerduakan kehendak atau keinginan manusiawi kita dan menomersatukan kepentingan dan kehendak Allah. 

Hal ini sangat berkaitan dengan pertanyaan Yesus mengenai “Apa gunanya kita memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” Dengan sindiran ini, Yesus mengundang kita untuk merenungkan apa yang tampaknya menjadi sandaran kedamaian saya, kriteria kesuksesan saya, kebahagiaan hidup sejati saya. 

Dari keberanian menyangkal diri itulah kita akan memahami arti “Salib Hidup Kita Sehari-hari”. Yaitu sebagai kesulitan, ketidaknyamanan manusiawi, ketidakadilan, penderitaan, sakit, ketakutan, kecemasan yang harus kita hadapi karena konsekuensi kita mengimani dan mengikuti Kristus dengan sungguh-sungguh. 

Saudara-saudari terkasih, memperdalam “arti menyangkal diri dan arti salib”, kita dapat mengajukan pertanyaan ini secara pribadi: Apa yang menghalangi saya untuk memberikan diri saya sepenuhnya kepada Tuhan, untuk memberikan cintaku sepenuhnya bagi Yesus? Apakah aku takut kehilangan waktuku, masa depanku, kesempatanku, keberuntunganku, kenyamanan hidupku, dan sebagainya? 

Menjadi murid Kristus itu memang sangat mahal, seperti yang diminta oleh Yesus ini. YESUS tidak hanya berbicara tentang menyangkal diri sendiri, memikul salib; namun DIA sendiri yang juga memberikan teladan utama bagaimana mementingkan kehendak Allah di atas segala sesuatu dengan konsekuensi memikul Salib-Nya sampai di puncak Kalvari. Yesus kehilangan nyawanya karena cinta-Nya akan Bapa dan akan kita manusia. Namun dalam kebangkitan YESUS sendiri yang menunjukan kepada kita bahwa IA mendapatkan segala-galanya yaitu kemuliaan yang berasal dari Bapa-Nya. Segala sesuatu yang diberikan untuk cinta, maka tidak pernah merasakan kehilangan apapun. Bahkan sebaliknya, mendapatkan segala sesuatu lebih dari apa yang diberikannya. Mari kita mohon kekuatan untuk menyangkal diri kita, memikul Salib kita: yang berarti setia pada Yesus sampai akhir hidup kita. Santa Klara, Doakanlah Kami!! 

Berkat Allah Yang Maha Kuasa untuk kita semua: Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.  Amiin. (Rm. Benediktus Mulyono SCJ Tinggal di Komunitas SCJ Resistencia, Argentina.)

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa yang mahamurah, dalam diri Santa Klara Kaulebur manusia lama dan Kauciptakan manusia baru menurut citra-Mu. Semoga kami pun Kauperbaharui sehingga Engkau berkenan menerima kurban perdamaian yang kami rayakan ini. Demi Kristus,…

ANTIFON KOMUNI – Lih. Matius 19:27-29.

Kalian telah meninggalkan segalanya dan mengikuti Aku. Kalian akan menerima ganjaran seratus kali lipat dan mewarisi hidup abadi.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahakuasa dan mahamulia, semoga berkat kekuatan sakramen ini kami belajar dari teladan Santa Klara. Kiranya kami mengutamakan Dikau di atas segala-galanya dan di dunia ini sudah hidup sebagai manusia baru. Demi Kristus, …

DOWNLOAD AUDIO RESI

St. Klara dari Asisi, Perawan

Klara dilahirkan sekitar tahun 1193 di Assisi, Italia. Ia hidup pada jaman St. Fransiskus dari Assisi. Klara menjadi pendiri suatu ordo religius para biarawati yang disebut “Ordo Santa Klara (Klaris), OSCl” Ketika Klara berusia delapan belas tahun, ia mendengarkan khotbah St. Fransiskus. Hatinya berkobar dengan suatu hasrat yang kuat untuk meneladaninya. Ia juga ingin hidup miskin serta rendah hati demi Yesus. Jadi suatu malam, ia melarikan diri dari rumahnya.

Di sebuah kapel kecil di luar kota Assisi, Klara mempersembahkan dirinya kepada Tuhan. St. Fransiskus menggunting rambutnya dan memberinya sehelai jubah coklat kasar untuk dikenakannya. Untuk sementara waktu, Klara tinggal bersama para biarawati Benediktin hingga biarawati lainnya bergabung dengannya. Orangtua Klara mengupayakan segala usaha untuk membawanya pulang ke rumah, tetapi Klara tidak mau kembali. Tak lama kemudian Agnes, adiknya yang berusia lima belas tahun, bergabung dengannya. Para gadis yang lain pun ingin pula menjadi pengantin Kristus. Jadi, sebentar saja sudah terbentuklah suatu komunitas religius kecil.

St.Klara dan para biarawatinya menjalani pola hidup asketis yang ketat. Mereka tidak mengenakan sepatu, tidak pernah makan daging, tinggal di sebuah rumah sederhana dan hidup dalam keheningan dan tidak berbicara hampir sepanjang waktu. Namun demikian, para biarawati itu amat bahagia karena mereka merasa Yesus dekat dengan mereka.

Suatu ketika sepasukan tentara yang beringas datang untuk menyerang Kota Assisi. Mereka telah merencanakan untuk menyerang biara terlebih dahulu. Meskipun sedang sakit parah, St. Klara minta untuk dibopong ke altar. Ia menempatkan Sakramen Mahakudus di tempat di mana para prajurit dapat melihat-Nya. Kemudian Klara berlutut serta memohon kepada Tuhan untuk menyelamatkan para biarawati. “Ya Tuhan, sudilah melindungi para biarawati yang saat ini tidak dapat aku lindungi,” doanya. Suatu suara dari hatinya terdengar berbicara: “Aku akan selalu menempatkan mereka dalam perlindungan-Ku.” Bersamaan dengan itu, suatu kegentaran hebat meliputi para prajurit dan mereka segera lari pontang-panting.

St. Klara menjadi priorin (=pemimpin) di biaranya selama empatpuluh tahun. Duapuluh sembilan tahun dari masa itu dilewatkannya dengan menderita sakit. Meskipun demikian, St. Klara mengatakan bahwa ia penuh sukacita sebab ia melayani Tuhan. Sebagian orang khawatir para biarawati tersebut menderita sebab mereka teramat miskin. “Kata mereka kita ini terlalu miskin, tetapi dapatkah suatu hati yang memiliki Allah yang Mahakuasa sungguh-sungguh miskin?”

St. Klara wafat pada tanggal 11 Agustus 1253. Hanya dua tahun kemudian ia dinyatakan kudus oleh Paus Alexander IV. 

Arti Nama

Berasal dari kata Latin “Clarus” yang berarti “Terang, Bercahaya, Terkenal”

Variasi Nama

Clare, Claire, Clara, Kiara (English), Clara (Catalan), Klara (Croatian), Klára (Czech), Klara (Danish), Claire, Clarisse (French), Clara, Klara (German), Klára (Hungarian), Chiara, Clara, Clarissa, Chiarina, Claretta (Italian), Clara, Claritia (Late Roman), Klāra (Latvian), Klara (Norwegian), Klara (Polish), Clara, Clarissa (Portuguese), Clara (Romanian), Klara (Russian), Klára (Slovak), Klara (Slovene), Clara, Clarisa (Spanish), Klara (Swedish), Klara (Ukrainian)

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/agustus/klara-dari-asisi.html

1 Comment

  • Matheus Catur Agustus 11, 2023 at 10:20 am

    Trmksh renungannya romo

    Reply

Leave a Comment