Senin, 28 Agustus 2023 – Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Rm. Aegidius Warsito SCJ dari Komunitas SCJ Toronto Kanada

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA:

Ia membuka mulutnya, Roh Kebijaksanaan dan pengetahuan dilimpahkan Tuhan ke dalam hatinya. Ia dihias semarak kemuliaan.

PENGANTAR:

Riwayat hidup Santo Agustinus mengisahkan hati gelisah yang akhirnya menemukan ketenangan pada Tuhan. Semula ia mengarahkan kepada kesesatan. Tanpa Tuhan dan iman hidup dianggapnya cukup mengasyikkan. Sesudah mengalami tahun-tahun petualangan, ia bertobat, menjadi imam dan kemudian uskup di Hippo, Afrika Utara. Pemikirannya yang cemerlang dan imannya yang mendalam, masih hidup terus pada teologi zaman sekarang. Tata biaranya dalam bentuk surat menjadi dasar tata biara banyak kongregasi yang kini masih hidup.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa, cahaya kebenaran, baharuilah kiranya di dalam Gereja-Mu semngat yang Kaucurahkan dalam diri Santo Agustinus. Semoga kami merindukan Dikau, sumber kebijaksanaan sejati, dan mencari Engkau, asal segala cinta ilahi. Demi Yesus Kristus, …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika 1:2b-5.8b-10

“Kalian telah berbalik dari berhala-berhala kepada Allah, untuk menantikan kedatangan Anak-Nya yang telah dibangkitkan.”

Saudara-saudara, kami selalu mengenangkan kalian dalam doa-doa kami. Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu dan ketekunan harapanmu di hadapan Allah dan Bapa kita. Saudara-saudara yang dikasihi Allah, kami tahu bahwa Allah telah memilih kalian. Sebab Injil yang kami wartakan disampaikan kepada kalian bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dalam kekuatan, dalam Roh Kudus dan kepastian yang kokoh. Kalian sendiri tahu, bagaimana kami telah bekerja di antara kalian, demi kepentingan kalian. Di mana-mana telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tak usah berbicara lagi tentang hal itu. Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kalian menyambut kami, dan bagaimana kalian berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar, serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 149:1-2.3-4.5-6a.9b

Ref. Tuhan berkenan akan umat-Nya.

  1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.

  2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.

  3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Yoh 10:17) Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 23:13-22

“Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!”

Pada suatu hari Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, karena kalian menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kalian sendiri tidak masuk dan kalian merintangi mereka yang berusaha masuk. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian menelan rumah janda-janda sementara mengelabui indra orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kalian pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kalian menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat daripada kalian sendiri. Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata, ‘Bila bersumpah demi bait suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas bait suci, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang bodoh dan orang-orang buta, manakah yang lebih penting, emas atau bait suci yang menguduskan emas itu? Dan kalian berkata, ‘Bila bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi bait suci, ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi surga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Aegidius Warsito SCJ

Vivat Cor Jesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus, melalui Hati Bunda Maria.

, jumpa lagi saudara-saudari pendengar Resi Dehonian bersama saya: Rm. Aegidius Warsito SCJ, dari Komunitas SCJ – Toronto – Kanada, di dalam Resi-renungan singkat – Dehonian edisi hari Senin, Pekan ke 21 Masa Biasa, tanggal 28 Agustus 2023. Mari kita baca bersama perikopa pada hari ini yang diambil dari Injil Matius 23: 13-22.

          Para pendangar Resi Dehonian yang budiman, di dalam perikopa yang baru saja kita dengarkan, Yesus memberikan kritikan yang sangat tajam kepada orang-orang Farisi dan Ahli Taurat yang menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang suci dan saleh, karena mereka menganggap dirinya telah sangat setia di dalam menjalankan 10 Perintah Allah dan 613 hukam Israel yang berlaku pada saat itu, mereka juga sangat setia di dalam beribadah di Bait Suci selama hari Sabat, memberikan persepuluhan dan pajak yang harus dibayarkan kepada Bait Suci.

          Walaupun demikian, Yesus justru mengkritik mereka dengan sangat keras, dengan mengatakan: “Celakalah kamu, Orang munafik, dan Pemimpin buta.” Tentu saja Yesus mempunyai alasan yang sangat kuat untuk memberi kritikan yang sangat tajam kepada mereka. Menurut saya alsannya karena Yesus tidak setuju dengan orang Farisi dan Ahli Taurat yang telah mencampuradukkan hal yang penting dan hal yang tidak penting di dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Mereka mengubah kehidupan beragama menjadi sebuah ketaatan pada hukum dan aturan belaka, dan lebih parahnya mereka memaksa orang lain untuk berbuat dan melakukan seperti apa yang mereka lakukan dalam kehidupan beragama. Pada hal mereka melakukan semuan ini hanya untuk dilihat dan dipuji orang lain sebagai orang yang taat dan saleh dalam kehidupan beragama. Fokus mereka hanya pada apa yang bisa dilihat orang lain bukan pada hal-hal yang lebih mendalam, yaitu wujud persatuan dan kasih kepada Tuhan. Mereka yakin bahwa dengan cara ini mereka akan mendapatkan keselamatan abadi dari Allah sendiri. Oleh karena itu, praktis kehidupan yang mereka jalani tidak mencerminkan jalan kebenaran dan kasih Tuhan kepada umatNya.

Para pendengar Resi Dehonian yang budiman, dengan kritikan yang sangat tajam ini, Yesus hendak mengatakan bahwa kesalehan dalam hidup beragama itu menyangkut kedua hal yaitu masalah batin atau spiritual dan apa yang keliatan dari luar (ketaatan didalam menjalankan semua hukum dan aturan). Ini berarti seseorang itu baru bisa mengklaim dirinya saleh manakala orang tersebut mampu memiliki hati yang penuh kasih seperti Tuhan sendiri, yaitu: penuh kasih sayang, penyabar, pemaaf, murah hati, penolong, dermawan, rendah hati, menerima orang lain apa adanya, dan lain sebagainya. Dan inilah yang berbanding terbalik dengan sikap dan gaya hidup orang Farisi dan Ahli Taurat yang penuh dengan kesombongan, kesia-siaan dan penilaian kritis. Mereka kehilangan jalan menuju kehidupan nyata dan menjauhkan orang lain dari Tuhan sendiri.

          Kekudusan seharusnya dapat mengubah seseorang yang secara spiritual lebih mengasihi Tuhan dan sesama serta mampu membantu orang lain bertemu dengan Tuhan untuk merasakan kasihNya. Santo Agustinus sendiri pernah mengatakan demikian: “Agama bukanlah soal menjalankan hukum dan peraturan belaka, melainkan sebuah tanggapan yang penuh kasih kepada Tuhan atas kasih yang telah diterimanya.” Dan yang patut kita ingat bahwa Tuhan tidak akan melihat berapa banyak aturan dan hukum yang telah kita jalankan dan hafalkan, melainkan Tuhan akan melihat seberapa besar kasih kita kepada Tuhan dan orang yang kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari.

Untuk menutup permenungan ini, marilah kita melihat pengalaman kita masing-masing: seberapa jauh dan mengakarnya sikap orang Farisi dan Ahli Taurat mempengaruhi pola hidup kita sebagai seorang Katolik? Apa yang harus kita lakukan saat ini untuk mengejar kekudusan sebagaimana yang Yesus inginkan dari semua murid-Nya? Apakah kekudusan, sebagaimana yang Yesus inginkan itu, masih relevan dengan kondisi jaman kita saat ini?

 Saudara/I pendengar Resi Dehonian yang budiman, semoga permenungan hari ini dapat membantu kita semua untuk menyadari akan bahayanya mentalitas Farisi dan Ahli Taurat di dalam kehidupan kita sebagai seorang murid Yesus yang sejati. Dan semoga kasih Tuhan memberkati langkah dan perjuangan hidup kita di sepanjang hari ini.  Tak lupa pula, semoga Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati kita semua. Amin         

DOA PENGANTAR PERSEMBAHAN:

Allah Bapa yang mahamurah, dengan sangat kami mohon kebaikan hati-Mu, sambil merayakan peristiwa penyelamatan-Mu. Semoga sakramen belaskasih ini menjadi tanda persatuan dan ikatan cinta kasih. Demi Kristus, …

ANTIFON KOMUNI:

Tuhan bersabda, “Pemimpinmu hanya satu, yakni Kristus. Kalian ini saudara-saudara!”

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahakudus, berkat perjamuan suci ini kami menjadi anggota tubuh Kristus, Putera-Mu. Sucikanlah kiranya kami ini, sehingga menjadi serupa pula dengan Dia, yang akami sambut dalam perayaan ini. Sebab Dialah …

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santo Agustinus

Augustine of Hippo, Aurelius Augustinus, Doctor of Grace

Pujangga Besar Gereja ini  lahir pada tanggal 13 November 354 di Tagaste, Algeria, Afrika Utara dan diberi nama  Aurelius Augustinus.  Ia dibesarkan dan dididik di Karthago, dan dibaptis di Italia. Ibunya, St.Monika, adalah seorang Katolik yang saleh, sementara ayahnya, Patrisius seorang kafir. (Kelak ibunda St.Agustinus juga dinyatakan  sebagai orang kudus dan menjadi pelindung bagi para ibu rumah tangga). Agustinus sendiri memilih menganut aliran Manikeanisme, yaitu aliran yang menolak Allah dan sangat mengagungkan rasionalisme.

Agustinus adalah seorang yang sangat cerdas. Pendidikan dan karier awalnya ditempuhnya dalam bidang filsafat dan retorika, seni persuasi dan bicara di depan publik. Awalnya Ia mengajar di Tagaste dan Karthago, namun ia ingin pergi ke Roma karena ia yakin bahwa di sanalah para ahli retorika yang terbaik dan paling cerdas berlatih.  Karena itu pada usia 29 tahun Agustinus dan Alypius, sahabatnya, pergi ke Roma Italia.  Setelah Beberapa saat tinggal di ibukota kerajaan itu; Agustinus kembali merasa kecewa dengan sekolah-sekolah di Roma, yang dikatakan sangat menyedihkan dan kurang bermutu.  Sahabat-sahabatnya yang mengetahui kecerdasannya segera memperkenalkannya kepada kepala kota Roma, Simakhus, yang saat itu sedang mencari  seorang dosen retorika untuk istana kerajaan di Milano.

Agustinuslah yang kemudian mendapatkan pekerjaan itu dan pindah ke Milan untuk menerima jabatan itu pada akhir tahun 384.  Pada usia 30 tahun karier Agustinus semakin bersinar. Ia dikenal sebagai seorang Professor yang sangat disegani di Milano. Namun demikian, Agustinus merasakan ketegangan dalam kehidupan di istana kerajaan.

Suatu hari ketika ia sedang duduk di keretanya untuk menyampaikan sebuah pidato penting di hadapan kaisar, ia melihat seorang pengemis mabuk yang dilewatinya di jalan ternyata hidupnya begitu bebas dan tidak diliputi kecemasan dibandingkan dirinya. Hal ini membuat ia semakin hari  merasa semakin gelisah. Sama seperti kebanyakan dari kita di jaman sekarang, ia mencari-cari sesuatu dalam berbagai aliran kepercayaan untuk mengisi kekosongan jiwanya. Tanpa kehadiran Tuhan dalam hidupnya, jiwanya itu tetap kosong. Semua buku-buku ilmu pengetahuan yang dibacanya, tapi ia tidak menemukan kebenaran dan ketentraman jiwa.

Sejak awal tak bosan-bosannya ibunya menyarankan kepada Agustinus untuk membaca Kitab Suci di mana dapat ditemukan lebih banyak kebijaksanaan dan kebenaran daripada dalam ilmu pengetahuan. Tetapi, Agustinus meremehkan nasehat ibunya. Kitab Suci dianggapnya terlalu sederhana dan tidak akan menambah pengetahuannya sedikit pun.

Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya untuk kembali kepada Tuhan berkat doa-doa ibunya serta berkat ajaran St.AmbrosiusUskup kota Milan.  Namun demikian ia belum bersedia dibaptis karena belum siap untuk mengubah sikap hidupnya yang bergelimang kemewahan. Suatu hari, ia mendengar tentang dua orang yang serta-merta bertobat setelah membaca riwayat hidup St.Antonius Pertapa.  Agustinus merasa malu.

“Apa ini yang kita lakukan?” teriaknya kepada Alypius. “Orang-orang yang tak terpelajar memilih surga dengan berani. Tetapi kita, dengan segala ilmu pengetahuan kita, demikian pengecut sehingga terus hidup bergelimang dosa!”  Dengan hati yang sedih, Agustinus pergi ke taman dan berdoa, “Berapa lama lagi, ya Tuhan? Mengapa aku tidak mengakhiri perbuatan dosaku sekarang?”  Sekonyong-konyong ia mendengar seorang anak menyanyi berulang-ulang, “Ambillah dan bacalah!” Agustinus mengambil Kitab Suci dan membukanya tepat pada ayat, “Marilah kita hidup dengan sopan seperti pada siang hari… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Roma 13:13-14). Ini dia! teriak professor Agustinus  dalam hatinya. Inilah yang ku cari.  Sejak saat itu, Agustinus memulai hidup baru.

Pada tanggal 24 April 387 Agustinus dipermandikan oleh Uskup St.Ambrosius. Ia memutuskan untuk mengabdikan diri pada Tuhan dan dengan beberapa teman dan saudara hidup bersama dalam doa dan meditasi. Pada tahun 388, setelah ibunya wafat, Agustinus tiba kembali di Afrika. Ia menjual segala harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin papa. Ia sendiri mendirikan sebuah komunitas religius. Atas desakan Uskup Valerius dan umat, maka Agustinus bersedia menjadi imam. Empat tahun kemudian Agutinus diangkat menjadi Uskup kota Hippo.

Semasa hidupnya Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung (lebih dari 350 khotbahnya yang terlestarikan diyakini otentik), dan dikenang akan perjuangannya melawan ajaran sesat Manikeanisme yang pernah dianutnya. Ia juga merupakan pahlawan iman Gereja melawan bidaah Donatis yang telah banyak meyesatkan umat beriman. Agustinus berusaha sekuat tenaga untuk membendung aliran sesat itu. Dalam sebuah debat terbuka dengan para Donatis, Agustinus mematahkan semua argumen mereka sehingga membuat banyak orang telah disesatkan berbalik  kembali ke pangkuan Gereja Katolik.

Agustinus menulis surat-surat, khotbah-khotbah serta buku-buku dan mendirikan biara di Hippo untuk mendidik biarawan-biarawan agar dapat mewartakan injil ke daerah-daerah lain, bahkan ke luar negeri. Gereja Katolik di Afrika mulai tumbuh dan berkembang pesat.\

Di dinding kamarnya, terdapat kalimat berikut yang ditulis dengan huruf-huruf yang besar : “Di sini kami tidak membicarakan yang buruk tentang siapa pun.”  dan “Terlambat aku mencintai-Mu, Tuhan”. Agustinus menghabiskan sisa hidupnya untuk mencintai Tuhan dan membawa orang-orang lain untuk juga mencintai-Nya.

Agustinus wafat pada tanggal 28 Agustus 430 di Hippo dalam usia 76 tahun. Makamnya kini terletak di Basilika Santo Petrus di Roma. Kumpulan surat, khotbah serta tulisan-tulisannya adalah warisan Gereja yang amat berharga. Di antara ratusan buku karangannya, yang paling terkenal ialah   “Pengakuan-Pengakuan” dan “Kota Tuhan”.

Arti nama

Agustinus = Penuh Keagungan (Latin)

Variasi Nama

Augustinus, Augustus (Ancient Roman), Agustí (Catalan), Augustin, Dino, Tin (Croatian), Augustin, Augustín (Czech), August (Danish), Augustijn, Augustus, Guus, Stijn, Tijn (Dutch), Aukusti, Aku, Kusti (Finnish), Auguste, Augustin (French), August (German), Ágoston (Hungarian), Agostino, Augusto, Dino (Italian), Augusts (Latvian), Augustas, Augustinas (Lithuanian), August (Norwegian), August, Augustyn (Polish), Agostinho, Augusto (Portuguese), Augustin (Romanian), Augustín (Slovak), Avgust, Avguštin (Slovene), Agustín, Augusto (Spanish), August (Swedish), Awstin (Welsh)

 

Sumber : https://katakombe.org/para-kudus/agustus/agustinus.html

No Comments

Leave a Comment