Minggu, 11 Februari 2024 – Hari Minggu Biasa VI – Hari Orang Sakit Sedunia

Rm. Benediktus Mulyono SCJ dari Komunitas Resistencia, Provinsi Chaco – Argentina – Argentina

 

“Tidak baiklah kalau manusia itu sendirian”.

Penyembuhan Orang Sakit melalui Penyembuhan Relasi

 

AUDIO RESI:

KOMENTAR – PERSIAPAN

(Dibawakan oleh komentator/petugas)

Bapak/Ibu, Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Hari ini,11 Februari 2024, pada hari minggu biasa ke VI, Gereja merayakan Hari Orang Sakit Sedunia ke-32.

Mengutip Kejadian 2:18, Paus Fransiskus dalam pesannya untuk Hari Orang Sakit Sedunia tahun ini mengatakan bahwa tidak baik manusia itu hidup seorang diri, khususnya dalam keadaan sakit. Bentuk perawatan pertama yang diperlukan dalam penyakit apapun adalah kedekatan yang berbela-rasa dan penuh kasih sayang dari orang di sekitar orang yang sakit. Oleh karena itu, merawat orang sakit berarti merawat semua relasi: relasi dengan Tuhan, relasi dengan orang lain: dengan anggota keluarga, teman, petugas kesehatan, dengan ciptaan, dan dengan diri sendiri.

Sejak lahir di dunia ini, kita selalu dinantikan oleh orang lain dan langsung tergabung dalam persaudaraan kasih bersama keluarga dan sanak saudara. Sejak peristiwa mendasar dalam kehidupan manusia ini, kita sudah bersama orang lain dan tidak pernah sendiri. Karena itu, kita semua dipanggil untuk menjadi seperti Yesus yang penuh belas kasih. Mari kita peduli terhadap mereka yang menderita dan sendirian, mungkin terpinggirkan dan terasingkan. Dengan cinta terhadap sesama yang dilimpahkan Kristus Tuhan kepada kita dalam doa, khususnya dalam Ekaristi, marilah kita merawat luka kesendirian dan keterasingan. Dengan cara ini, kita akan bekerja sama dalam memerangi budaya individualisme, ketidakpedulian, dan memungkinkan tumbuhnya budaya kelembutan dan kasih sayang.

Kita siapkan hati, untuk mengikuti perayaan Ekaristi suci ini.

ANTIFON PEMBUKA – (Mzm 31:3-4)

Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku.

PENGANTAR: 

Bapak/Ibu, Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Pada Hari Orang Sakit Sedunia ke-32 ini, Paus Fransiskus mengajak kita untuk merenungkan kembali arti kehadiran kita bagi sesama kita yang sedang mengalami sakit, sedang stress, sedang merasa sendiri, dan berbagai keadaan keterasingan lainnya. Apakah kita sudah peduli? Ataukah kita hanya mementingkan rasa aman kita sendiri tanpa peduli sesama saudara kita?

Mengutip Kitab Kejadian 2:18, Paus Fransiskus mengatakan bahwa sejak awal Tuhan menciptakan kita bersama orang lain, “tidak baik manusia itu hidup seorang diri.” Paus Fransiskus mengajak kita untuk peduli pada sesama dan meneladani Yesus yang penuh belas kasih. Kita diajak untuk peduli pada sesama kita yang menderita dan sendirian, terpinggirkan dan terasingkan.

Berkaca pada kisah penyembuhan orang yang sakit kusta dalam bacaan Injil hari ini, kita pun diajak untuk selalu berseru pada Tuhan saat kita sedang berada dalam keadaan sakit atau sendiri, sehingga pada akhirnya kita boleh mendengar Tuhan berkata kepada kita, “Aku mau, jadilah engkau sembuh.”

Marilah, pada hari orang sakit sedunia ini, kita satukan doa-doa kita, bersama mereka yang sakit. Semoga di hari khusus ini menjadi tanda kasih dan kemurahan hati Allah, melalui sapaan, doa-doa, peneguhan, kekuatan, penghiburan untuk mereka.

PERNYATAAN TOBAT:

I :  Saudara-saudari, marilah mengakui dosa-dosa kita, supaya kita layak merayakan misteri suci ini.

I+U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.

I : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal. U Amin.

DOA PEMBUKA (DOA KOLEKTA) :

Marilah kita berdoa (hening sejenak) Allah, Bapa yang Mahakuasa dan Kekal, Engkau mengasihi semua orang tanpa kecuali, khususnya mereka yang menderita dan terkucil. Bukalah hati kami akan Sabda-Mu yang membahagiakan. Ajarilah kami untuk melaksanakannya pula dalam hidup kami.

Pada Hari Orang Sakit Sedunia ini, kami mohon, anugerahkanlah penghiburan, ketabahan dan kekuatan kepada mereka yang sakit, sendirian, dan terlupakan, sehingga mereka mampu mempersatukan penderitaan mereka dengan penderitaan Putra-Mu di kayu salib. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. U Amin.

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Imamat 13:1-2.44-46

“Orang yang sakit kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan.”

Tuhan Allah berfirman kepada Musa dan Harun, “Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada Imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, yang adalah imam. Karena orang itu sakit kusta, maka ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian cabik-cabik, dan rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 32:1-2.5.11

Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.

  1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!

  2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau mengampuni kesalahanku.

  3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar; bersorak-gembiralah, hai orang-orang jujur!

BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 10:31-11:1

“Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.”

Saudara-saudara, jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya
S : (Lukas 7:16) Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita dan Allah telah melawat umat-Nya.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 1:40-45

“Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir.”

Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Benediktus Mulyono SCJ

Vivat Cor Iesu  per Cor Maria – Hiduplah hati Yesus melalui Hati Bunda Maria

Saudara-Saudari salam jumpa, bersama saya Rm Benediktus Mulyono SCJ dari Resistencia, Argentina dalam RESI (Renungan Singkat) Dehonian: Minggu, 11 Februari 2024, bertepatan dengan Hari Orang Sakit Sedunia.

Saudara-Saudari Terkasih, Bacaan hari ini sama persis dengan bacaan Injil tanggal 11 Januari yang lalu, dimana saya telah membagikan renungan. Mari kita melihat aspek lain yang juga dapat memperkaya permenungan kita. Mari kita perhatikan saat Yesus tergerak oleh belas kasihan lalu mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu. Kita sudah merenungkan bagaimana orang kusta mendapat perlakuan diskriminatif dan terpinggirkan bahkan disingkirkan. Orang-orang kusta terasing karena telah kehilangan kesempatan untuk merasakan kehadiran orang lain di sisinya; mereka tidak mendapatkan perlakuan yang penuh cinta kasih.

Dalam situasi seperti itu Yesus hadir dengan sentuhan kasih, menjamahnya dan menyembuhkannya. Sentuhan dan jamahan penuh kasih inilah yang juga dibutuhkan oleh orang kusta ini sehingga ia merasakan bahwa dirinya berharga, hidupnya berarti. Mungkin sudah bertahun-tahun ia tidak mengalami sentuhan tangan penuh kasih dari keluarganya atau orang-orang di sekitarnya. Sehingga kita dapat membayangkan bagaimana reaksi jiwa orang kusta ini saat Yesus mengulurkan tangan-Nya; Tangan Yesus menjamahnya dengan penuh penerimaan. Ia menemukan betapa hidupnya berarti, ia menemukan masih ada orang yang mau menerima apa adanya. Getaran jiwa penuh kebahagiaan disertai iman akan Yesus yang begitu besar, menjadikan ia sembuh.

Saudara-Saudari Terkasih, Kita bisa melihat diri kita sendiri dan menemukan “kekustaan kita” masing-masing. Lebih dari itu mampukah kita melihat Tangan Tuhan yang memiliki daya untuk mengubah kita, menyembuhkan kita dan memulihkan martabat kita. Tergerakkah kita untuk membuka hati kita, hidup kita, pikiran dan perasaan kita dan membiarkan kita juga untuk disentuh oleh Yesus? Kita memang orang-orang percaya akan Yesus, namun apakah kita juga mau untuk menyambut uluran tangan-Nya dan menerima sentuhan kasih-Nya yang penuh daya itu? Kerendahan hati dan keterbukaan untuk menerima sentuhan Yesus merupakan pilihan kita.

Bersamaan dengan Hari Orang Sait Sedunia ini, kita juga bisa bertanya diri; setelah kita menerima uluran dan sentuhan Tangan Tuhan, apakah kita juga tergerak untuk memberikan uluran tangan penuh kasih persaudaraan dan meneruskan anugerah Tuhan itu bagi sesama? Sentuhan kita yang sederhana, perhatian kita kepada mereka yang sakit (dan secara luas juga bagi yang membutuhkannya), bantuan, kehadiran dan doa-doa kita akan menjadi kekuatan dan penghiburan bagi mereka.

Mari kita ingat bahwa saat kita sakit, Yesus berkenan hadir mengunjungi dan mengulurkan tangan untuk menyembuhkan kita. Dan semestinya kita menyadari bahwa dalam diri sesama yang sakit dan menderita, Tuhan Yesus mengundang kita juga untuk memberikan uluran tangan dan sentuhan penuh cinta kita.

Berkat Allah Yang Maha Kuasa untuk kita: (+) Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amiin.

DOA UMAT: 

I : Sabda Allah yang telah kita dengar memperkuat pengharapan kita akan belas kasih Allah. Karena itu, dengan penuh kepercayaan, kita sampaikan permohonan kepada-Nya.

L : Bagi Paus Fransiskus, Para Uskup dan Para Imam Semoga Paus Fransiskus, para Uskup, dan para Imam selalu memiliki semangat melayani tanpa pilih kasih, sehingga seluruh umat, terutama mereka yang sakit, menderita, dan tersingkir, mengalami kasih Kristus. Marilah kita mohon …

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi semua pemimpin Bangsa Semoga mereka selalu memperjuangkan kesejahteraan rakyat seluruhnya dan menjauhkan ketidakadilan akibat perbedaan suku, agama, golongan, dan aliran politik. Marilah kita mohon …

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi tenaga medis, para dokter, perawat, asisten orang sakit dan sukarelawan Semoga para dokter, perawat, asisten orang sakit dan sukarelawan yang mengabdikan diri dalam pelayanan setiap hati, diberi roh kebijaksanaan, roh kelemah-lembutan dan Kesehatan. Semoga mereka mampu bekerjasama dan berjalan bersama dalam membangun dan mengembangkan kehidupan yang lebih insani, sesuai dngan kehendak Tuhan yaitu kedekatan, kasih sayang dan kelembutan. Marilah kita mohon…

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi semua korban bencana Kita berdoa juga agar mereka mendapat perhatian dan pertolongan yang wajar dan memadai, sehingga mereka tetap merasa diri sebagai manusia yang berharga dan bermartabat. Marilah kita mohon …

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Bagi kita di sekitar altar ini Marilah kita berdoa supaya Sabda Allah yang telah kita dengar dan renungkan hari ini menggerakkan kita untuk memberi perhatian kepada orang yang disingkirkan dan mengajak kita untuk menghargai martabat mereka. Marilah kita mohon …

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L : Untuk ujud-ujud pribadi Marilah kita hening sejenak, untuk memanjatkan ujud permohonan pribadi kita masingmasing…. (hening sesaat) Marilah kita mohon……

U :  Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

I :  Ya Bapa, dengarkanlah doa-doa yang kami sampaikan ke hadirat-Mu. Semoga Engkau berkenan mengabulkan permohonan kami di hari orang sakit sedunia ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. U Amin.

PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

I : Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami persembahkan kepada-Mu, Hasil bumi dan usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.

U :  Terpujilah Allah selama-lamanya.

I :  Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami persembahkan kepada-Mu, hasil pokok anggur dan usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.

U : Terpujilah Allah selama-lamanya.

I : Berdoalah, saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang Mahakuasa.

U : Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang Kudus.

DOA ATAS PERSEMBAHAN:

Tuhan, kami mohon, semoga persembahan ini menyucikan dan membarui kami, sehingga kami yang melaksanakan kehendak-Mu akan memperoleh anugerah hidup abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. U Amin

PREFASI III – Hari Minggu Biasa (Allah Selalu Menolong)

I :  Tuhan bersamamu.

U : Dan bersama rohmu.

I : Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan.

U : Sudah kami arahkan.

I : Marilah bersyukur kepada Tuhan, Allah kita.

U : Sudah layak dan sepantasnya.

I : Sungguh pantas dan benar, layak dan menyelamatkan, bahwa kami selalu dan di mana pun bersyukur kepada-Mu, Tuhan, Bapa yang Kudus, Allah yang Mahakuasa dan Kekal. Sungguh tak terhingga kemuliaan-Mu: Engkau menopang makhluk yang fana dengan keallahan-Mu; dengan mengubah kodrat yang menyebabkan kami jatuh menjadi sarana keselamatan kami, Engkau menyembuhkan kami yang fana ini, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

Dengan pengantaraan Kristus itu, Bala Malaikat, yang bersukacita di hadapan-Mu dalam keabadian, menyembah keagungan-Mu. Kami mohon, perkenankanlah kami memadukan suara dengan mereka dalam sukacita bersama sambil berseru:

U : Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah segala kuasa. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engakau di surga.

DOA SYUKUR AGUNG II(TPE Imam, hlm. 143)

BAPA KAMI:

I : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa…

U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki, pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami, dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

I :  Tuhan, kami mohon, bebaskanlah kami dari segala yang jahat, sudilah memberi damai sepanjang hidup kami, supaya, kami yang telah dikuatkan oleh kelimpahan belas kasih-Mu, selalu bebas dari dosa, dan dijauhkan dari segala gangguan sambil menantikan harapan yang membahagiakan dan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.

U : Sebab Engkaulah raja yang Mulia dan Berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI

I : Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah bersabda kepada para Rasul-Mu: Damai-Ku Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu: janganlah memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu; dan berilah kami damai dan kesatuan sesuai dengan kehendak-Mu. Engkau yang hidup dan meraja sepanjang segala masa.

U Amin.

I : Semoga damai Tuhan selalu bersamamu

U : Dan bersama rohmu

SALAM DAMAI

PEMECAHAN HOSTI: 

I : Semoga percampuran Tubuh dan Darah Tuhan kita Yesus Kristus ini memberikan kehidupan abadi kepada kita semua yang menyambut-Nya

PERSIAPAN KOMUNI:

I : Lihatlah Anak Domba Allah. Lihatlah Dia yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah saudara-saudari yang diundang ke perjamuan Anak Domba.

U : Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.

PENERIMAAN TUBUH (Dan DARAH) KKRISTUS:

I :  Tubuh Kristus/Darah Kristus

U : Amin 

DOA UNTUK ORANG SAKIT: 

Allah Bapa yang Maha pengasih dan penyayang, kami bersyukur atas segala anugerah kesehatan yang Engkau anugerahkan kepada kami umat-Mu. Saat ini, secara khusus kami berdoa bagi saudara-saudari kami yang sedang menderita sakit penyakit baik secara fisik maupun mental.

Tuhan Yesus, Engkau banyak melakukan mujizat penyembuhan bagi orang-orang yang menderita sakit. Kami percaya akan kuasa-Mu itu. Kami serahkan saudara-saudari kami yang sakit kepada kebijaksanaan-Mu. Dengan penuh iman dan harapan kami mohon: kuatkanlah mereka dalam penderitanya, dampingilah dan hiburlah mereka dalam kesunyian dan kesepian, dan teguhkanlah mereka dalam iman dan harapan. Sudilah Engkau menyembuhkan mereka dari penyakit yang mereka derita.

Semoga dalam menanggung sakit penyakit ini, mereka senantiasa mempersatukan dengan penderitaan-Mu di kayu Salib. Bantulah mereka, agar mampu memetik hikmat dari pengalaman sakit mereka itu. Semoga mereka semakin memahami makna kehidupan, bahkan dapat melihat sakitnya sebagai karunia yang mendatangkan aneka karunia.

Kami berdoa juga bagi mereka yang sakitnya tak tersembuhkan. Semoga dengan hati terbuka mereka menerima kebijaksanaan-Mu. Bagi kami sendiri, semoga peristiwa ini semakin menyadarkan kami akan tanggung jawab kami terhadap mereka yang sakit. Semoga karena berkat-Mu kami selalu berusaha melayani mereka dengan senang hati. Sebab kami sadar bahwa apapun yang kami perbuat bagi mereka, itu kami perbuat bagi Yesus Kristus sendiri, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

DOA SESUDAH KOMUNI:

I : Marilah kita berdoa (hening sejenak) Allah Bapa Maharahim, Kami bersyukur karena Engkau tak henti-hentinya berkenan mendampingi umat-Mu, dalam perziarahan ini, Semoga di hari orang sakit sedunia ini, kami semakin menjadi pribadi yang peduli, penuh kasih, seperti orang Samaria yang baik hati. Semoga kami mampu berjalan bersama-sama dengan memperhatikan saudara-saudari kami yang sakit, terlupakan dan sendirian. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. U Amin

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

PESAN PAUS FRANSISKUS
UNTUK

HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE-32

11 Februari 2024

“Tidak baiklah kalau manusia itu sendirian”.
Penyembuhan Orang Sakit melalui Penyembuhan Relasi

“Tidak baiklah, kalau manusia sendirian” (lih. Kej 2:18). Sejak semula, Allah, yang adalah kasih, menciptakan kita untuk persekutuan; oleh karena itu kita sejak lahir kita dikarunia kemampuan untuk membangun relasi dengan sesama. Kehidupan kita, yang merupakan gambaran Trinitas, akan mencapai kepenuhannya melalui jalinan relasi, persahabatan dan cintakasih, baik dengan memberi maupun menerima. Kita diciptakan untuk hidup bersama, tidak seorang diri. Karena rancangan persekutuan ini berakar kuat di dalam hati manusia, maka pengalaman ditinggalkan dan sendirian sungguh akan dirasakan sebagai suatu pengalaman yang menakutkan, menyakitkan, dan bahkan tidak manusiawi. Hal ini terutama terjadi ketika kita berada dalam kerentanan, ketidakpastian dan ketidakamanan, yang seringkali disebabkan oleh penyakit yang serius.

Dalam hal ini, saya memikirkan semua orang yang merasa sangat sendirian selama pandemi Covid-19: para pasien yang tidak boleh dikunjungi, tetapi juga para perawat, dokter, dan tenaga pendukung yang kewalahan bekerja dan terkurung di ruang isolasi. Tentu saja, kita pasti ingat semua orang yang harus menghadapi saat kematiannya sendirian, yang hanya dibantu oleh petugas kesehatan, namun jauh dari keluarganya sendiri.

Saya juga ikut merasakan kepedihan, penderitaan dan keterasingan yang dirasakan oleh mereka yang, karena perang dan konsekuensi tragisnya, tidak memperoleh dukungan dan bantuan. Perang adalah penyakit sosial yang paling mengerikan dan menimbulkan korban paling besar pada kelompok yang paling rentan.

Pada saat yang sama, bahkan di negara-negara yang menikmati perdamaian dan sumber daya yang lebih besar, orang-orang yang lanjut usia dan sakit seringkali mengalami kesendirian dan, bahkan kadang-kadang ditinggalkan. Realitas yang suram ini terutama disebabkan oleh budaya individualisme yang dengan segala cara mengagung-agungkan produktivitas, memupuk mitos efisiensi, acuh tak acuh, bahkan tidak berperasaan, ketika individu tidak lagi memiliki kekuatan yang dibutuhkan untuk mengimbanginya. Individualisme yang demikian itu melahirkan budaya membuang, di mana “manusia tidak lagi dipandang sebagai nilai terpenting yang harus diperhatikan dan dihormati, terutama ketika mereka miskin atau cacat, ‘belum berguna’ – seperti bayi dalam kandungan, atau ‘tidak lagi diperlukan’. – seperti orang tua” (Fratelli Tutti, 18). Sungguh disayangkan bahwa cara berpikir seperti itu melatarbelakangi pengambilan keputusan politik tertentu yang tidak berpusat pada martabat manusia dan kebutuhannya, serta tidak selalu mendukung strategi dan sumber daya yang diperlukan untuk memastikan bahwa setiap manusia menikmati hak dasar atas kesehatan dan akses terhadap layanan kesehatan. Ketidakpedulian pada kelompok rentan dan isolasi terhadap mereka ini juga diperparah dengan pengurangan pelayanan kesehatan yang hanya sebatas penyediaan pelayanan, tidak ada “perjanjian terapeutik” antara dokter, pasien dan anggota keluarga.

Sebaiknya kita sekali lagi mendengarkan kata-kata dalam Alkitab, ”Tidak baik, kalau manusia itu sendirian!” Tuhan menyampaikan firman tersebut pada awal penciptaan dan dengan demikian mengungkapkan kepada kita makna mendalam dari rancangan-Nya bagi umat manusia, namun pada saat yang sama, luka dosa yang mematikan, yang menjalar dengan menimbulkan kecurigaan, keretakan, perpecahan yang mengakibatkan keterasingan. Dosa menyerang manusia dan seluruh relasi mereka: dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain, dan ciptaan. Keterasingan seperti ini menyebabkan kita kehilangan makna hidup kita; keterasingan  menghilangkan kegembiraan cinta dan membuat kita mengalami perasaan menyendiri yang menyesakkan di semua bagian penting kehidupan.

Saudara-Saudari, bentuk perawatan pertama yang diperlukan dalam penyakit apapun adalah kedekatan yang berbela-rasa dan penuh kasih sayang. Oleh karena itu, merawat orang sakit berarti merawat semua relasi: dengan Tuhan, dengan orang lain – anggota keluarga, teman, petugas kesehatan –, dengan ciptaan, dan dengan diri mereka sendiri. Dapatkah ini dilakukan? Ya, hal itu dapat dilakukan dan kita semua dipanggil untuk memastikan hal itu terjadi. Mari kita melihat gambaran Orang Samaria yang Baik Hati (bdk. Luk 10:25-37), pada kemampuannya untuk merendah dan mendekatkan diri pada orang lain, pada kasih lembut yang ia gunakan untuk merawat luka-luka saudaranya yang menderita.

Marilah kita ingat kebenaran utama dalam hidup ini: kita lahir ke dunia ini karena seseorang menyambut kita; kita diciptakan untuk cinta kasih; dan kita dipanggil untuk persekutuan dan persaudaraan. Aspek kehidupan kita inilah yang menopang kita, terutama pada saat sakit dan rentan. Ini juga merupakan terapi pertama yang harus kita terapkan untuk menyembuhkan penyakit masyarakat tempat kita tinggal.

Kepada kalian semua yang sedang mengalami penyakit, baik sementara maupun kronis, saya ingin mengatakan ini: Jangan malu dengan kerinduan Anda akan kedekatan dan kelembutan! Jangan menyembunyikan kerinduan itu, dan jangan pernah menganggap diri Anda menjadi beban orang lain. Kondisi orang sakit mendesak kita semua untuk mundur dari kesibukan hidup kita demi menemukan kembali diri kita sendiri.

Pada masa perubahan yang besar ini, kita, umat Kristiani khususnya, dipanggil untuk menjadi seperti Yesus yang penuh belas kasih. Mari kita peduli terhadap mereka yang menderita dan sendirian, mungkin terpinggirkan dan terasingkan. Dengan cinta terhadap sesama yang dilimpahkan Kristus Tuhan kepada kita dalam doa, khususnya dalam Ekaristi, marilah kita merawat luka kesendirian dan keterasingan. Dengan cara ini, kita akan bekerja sama dalam memerangi budaya individualisme, ketidakpedulian dan ‘budaya membuang’, serta memungkinkan tumbuhnya budaya kelembutan dan kasih sayang.

Orang sakit, kaum rentan dan orang miskin adalah inti dari Gereja; hal-hal tersebut juga harus menjadi pusat perhatian kemanusiaan dan pastoral kita. Semoga kita tidak pernah melupakan ini! Dan marilah kita membawa kepada Maria Yang Mahakudus, Kesehatan Orang Sakit, agar Bunda Maria berkenan menjadi perantara bagi kita dan membantu kita menjadi aktor dan aktris bagi relasi yang dekat dan bersaudara.

Roma, Santo Yohanes Lateran, 10 Januari 2024

FRANSISKUS

No Comments

Leave a Comment