Senin, 15 Juli 2024 – Peringatan Wajib St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja

Rm. V. Teja Anthara SCJ dari Komunitas SCJ Seminari St. Paulus Palembang Indonesia

 
 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Dan. 12:3

Orang bijaksana akan bersemarak cemerlang laksana surya dan guru kebenaran akan berseri bagaikan bintang abadi.

PENGANTAR:

Tidak banyak orang yang tabah dan berani memperkembangkan bakat bakatnya semaksimal mungkin. Demikianlah jasa Jean Firanza. Ia lahir di dekat Viterbo tahun 1218. Sebagai anak yang sakit-sakitan ia pernah disembuhkan oleh Santo Fransiskus Asisi. Setelah menyelesaikan studi filsafatnya ia masuk Ordo Fransiskan dengan nama Bonaventura pada umur 25 tahun. Berkat kecakapan dan ketekunannya, meski masih muda ia diserahi pimpinan tertinggi (1257-1274). Gagasan-gagasanya yang diresapi semangat Injil, ditulisnya dalam banyak buku rohani. Sekalipun begitu berat, namun wataknya tetap lemah lembut. Kelak ia menjadi uskup agung Albano dan meninggal dalam Konsili Lyon.

DOA PEMBUKA: 

Marilah berdoa: Allah Bapa yang kekal din kuasa, hari ini kami memperingati Santo Bonaventura. Semoga hati budi kami diterangi pengetahuannya yang cemerlang dan hati kami dikabarkan oleh cinta kasihnya.. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Yesaya 1:11-17

“Bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku.”

Dengarkanlah sabda Tuhan, hai para pemimpin Sodom, “Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak? Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah. Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 50:8-9.16bc-17.21.23

Ref. Siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

  1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.

  2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?

  3. Itukah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U :  Alleluya, alleluya, alleluya
S : (Mat 5:10) Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.   

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 10:34 – 11:1

“Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.”

Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia kan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya.” Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.
Demikianlah Dabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Valentinus Teja Anthara SCJ

Vivat Cor Jesu, Per Cor Marie… Hiduplah Hati Kudus Yesus, melalui Hati Maria…

Pendengar Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya Romo Valentinus Teja Anthara scj dari Komunitas SCJ – Seminari Menengah St Paulus,  Indonesia, dalam Resi – renungan singkat – dehonian edisi hari Senin – tanggal lima belas  – Juli – tahun dua ribu dua puluh empat – Hari biasa, pw. St. Bonaventura  – Semoga anda dalam keadaan sehat, sejahtera dan bahagia.

Sahabat Resi yang dikasihi Tuhan. Kita yakin dan percaya, Yesus adalah Raja Damai. Waktu saya masih ‘nambah ilmu’ dinegara orang,  saya ditanyai seorang ibu  yang mengutip perikopa ini. Ia merasa takut dan sangat bingung. Dalam perikopa itu dikatakan bahwa Yesus datang bukan untuk membawa damai, bahkan perpecahan dan pedang.  Ada apa ini dan bagaimana nasip kita yang percaya pada Jesus? 

Sementara Ibu itu bangga memiliki keluarga yang harmonis, bahagia dan damai. Itu idaman setiap orang yang berkeluarga. Mereka ingin damai dan kebahagian, maka menjadi pengikut Jesus. Tetapi, Yesus memberikan gambaran tentang perpecahan dalam keluarga. Banyak kenyataan menjadi contoh kasus di mana-mana. Orang yang beriman kepada Kristus dimusuhi, dikucilkan, dibuang oleh keluarga, dan bahkan dibunuh. Ketika seseorang memutuskan hidup sesuai dengan kehendak dan kebenaran Kristus, maka ejekan dan cemoohan serta permusuhan akan muncul dari orang-orang dunia. Inilah yang dimaksud dengan ayat ini. Suatu ayat yang sangat keras dan berat!

Sahabat Resi yang dikasihi Tuhan. Pedang adalah simbol kekerasan, peperangan, pemisahan, dan penolakan. Apakah Yesus mengajarkan jalan kekerasan dan perpecahan? Bukankah Yesus dikenal dengan ajaran-Nya tentang hukum yang paling utama, yakni hukum kasih?

Kita perlu merenungkan konteks bacaan Injil hari ini adalah panggilan menjadi murid Yesus dan konsekuensinya. Di ayat  ini dibicarakan tentang panggilan kedua belas rasul. Perikopa ini juga bercerita tentang pengutusan kedua belas rasul. Hal ini bicara tentang apa saja yang harus mereka perbuat dan mereka wartakan. Sementara itu, ayat selanjutnya berbicara tentang konsekuensi dari panggilan menjadi murid Yesus. Oleh karena itu, perkataan Yesus yang mengatakan bahwa Dia datang “bukan membawa damai melainkan pedang” harus dipahami dalam konteks konsekuensi yang akan dihadapi oleh murid-murid-Nya.

Saya yakin, bahwa Yesus tidak mengajarkan jalan kekerasan, perpecahan, atau pertengkaran dalam rumah tangga dan masyarakat. Ini konskwensi kemuridan itu. Hal tersebut akan dihadapi oleh para murid sebagai akibat dari panggilan untuk menjadi murid-Nya. Hal ini ditegaskan oleh Yesus, “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.”

Kata “salib” di sini dipahami sebagai penderitaan yang ditanggung oleh seseorang karena menjadi pengikut Yesus. Salib yang paling berat adalah ketika orang itu ditolak atau dijauhi oleh anggota keluarga sendiri. Seorang murid Yesus harus sanggup menanggung salib tersebut.

Sahabat Resi. Merenungkan bacaan Injil hari ini, kita bisa memetik beberapa hal. Pertama, menjadi murid Yesus Kristus berarti harus siap menerima penolakan, permusuhan, bahkan kekerasan dari pihak lain. Ini resiko berat yang harus kita terima, berat tetapi kita tidak sendirian. Semoga St. Bonaventura menjadi teladan kasih.

Kedua, kendati menghadapi kekerasan dan penolakan, mewartakan sukacita damai adalah tugas pengutusan para murid Yesus. Beranikah kita menghadapi resiko itu! Siapkah kita menghadapi semua itu? Semoga Hati Kudus menjadi sumber kekuatan kita. Tuhan memberkat. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN: 

Allah Bapa kami, sumber segala kebenaran, Santo Benaventura telah mengajarkan iman untuk memuliakan Nama-Mu. Semoga kami pun diterangi Roh Kudus dengan cahaya iman dalam menjalankan tugas-tugas kami. Demi Kristus, Tuan dan pengantara kami.

ANTIFON KOMUNI – 1 Kor. 1:23-24

Kami memaklumkan Kristus yang tersalib, Kristus, kuasa dan kebijaksanaan Allah.

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Marilah berdoa : Allah Bala, sumber sogala kebijaksanaan, kami telah disegarkan dengan santapan suci. Kami mohon semoga berkat doa restu dan nasihat Santo Bonaventura kami tetap bersyukur atas segala anugerah daripada-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

DOWNLOAD AUDIO RESI:

St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja

Konon, ketika masih kecil ia menderita sakit gawat. Ibunya menggendong bocah ini dan membawanya kehadapan St.Fransiskus Asisi. Beliau memberkati anak tersebut dan berseru : “O Buona Ventura…” (Betapa baiknya kejadian ini..). Bocah itu seketika sembuh dan kata-kata Santo Fransiskus kemudian diabadikan menjadi namanya. Mungkin saja saat itu sang pengemis suci sudah mengetahui bahwa bocah yang diberkatinya ini adalah permata gereja di kemudian hari;  salah seorang pujangga terbesar dalam sejarah Gereja.

Bonaventura dilahirkan pada tahun 1221 di Tuscany, Italia dengan nama Giovanni di Fidanza.  Sejak usia muda ia bergabung dengan Ordonya St.Fransiskus Asisi  yaitu Fransiskan (O.F.M. = Ordo Fratrum Minorum / Ordo Friars Minor = Ordo Saudara-saudara Hina-dina). Sebagai seorang biarawan muda, Bonaventura harus meninggalkan negerinya untuk belajar di Universitas Paris di Perancis. Ia menjadi seorang penulis tentang hal-hal ketuhanan yang hebat. Kasihnya kepada Tuhan demikian besar sehingga orang memanggilnya dengan sebutan “Doctor Seraphicus”. Seraphicus artinya seperti malaikat.

Salah seorang sahabat Bonaventura yang terkenal ialah seorang biarawan Dominikan St. Thomas Aquinas. Thomas bertanya kepada Bonaventura dari manakah ia mendapatkan semua hal-hal mengagumkan yang ia tulis. Bonaventura membimbing temannya itu ke meja tulisnya. Ia menunjuk sebuah salib besar yang selalu ada di atas mejanya. “Dialah yang mengatakan segalanya kepadaku. Dia-lah satu-satunya Guru-ku.” Di lain waktu, ketika sedang menuliskan kisah hidup St. Fransiskus dari Asisi, Bonaventura menjadi begitu bersemangat sehingga St. Thomas berseru: “Mari kita biarkan seorang kudus menulis tentang seorang kudus.” Bonaventura selalu bersikap rendah hati, meskipun buku-bukunya telah menjadikannya sangat terkenal.

Pada tahun 1265, Paus Klemens IV ingin mengangkatnya menjadi seorang Uskup Agung. Tetapi, Bonaventura kemudian memohon kepada Paus agar menunjuk orang lain; karena ia masih ingin hidup dalam biara.  Bapa Suci menghormati keputusannya. Meskipun menolak diangkat menjadi Uskup Agung, Bonaventura setuju diangkat menjadi pembesar umum Ordo Fransiskan. Tugas berat ini dilaksanakannya selama tujuhbelas tahun.

Pada tahun 1273, Beato Paus Gregorius X mengangkat Bonaventura menjadi Kardinal. Dua orang utusan Paus mendapatkan Bonaventura sedang berada di sebuah bak cuci yang besar dalam biaranya. Ia sedang mendapat giliran tugas menggosok setumpuk panci dan wajan. Para utusan Paus menunggunya dengan sabar hingga Bonaventura selesai menggosok pancinya yang terakhir, membasuh serta mengeringkan tangannya. Kemudian para utusan itu dengan khidmat menyerahkan topi merah besar yang melambangkan jabatannya yang baru.

Kardinal Bonaventura memberikan bantuan yang amat besar kepada Paus yang pada tahun 1274 mengadakan Konsili Lyon. Sahabatnya Thomas Aquinas wafat dalam perjalanannya menuju Konsili tersebut, tetapi Bonaventura berhasil tiba di sana. Ia memberikan pengaruh yang besar pada konsili tersebut.  Karya besarnya yang lain semasa hidupnya adalah perannya dalam reformasi Dewan Gereja, melakukan rekonsiliasi pendeta sekuler dengan ordo miskin, dan terlibat dalam rekonsiliasi Gereja Katolik Yunani dengan Gereja Khatolik Roma.

Santo Bonaventura wafat secara mendadak pada tanggal 15 Juli 1274 dalam usia lima puluh tiga tahun. Ia dimakamkan pada hari yang sama dalam salah satu Gereja Fransiskan di Lyon, Perancis. Upacara pemakamannya dihadiri oleh Paus, uskup, dan wali Gereja. Peristiwa tersebut disebut oleh para penulis kronik sebagai berikut: “Orang Kristen Yunani dan Latin, biarawan dan awam mengantar jenazahnya dengan tangis kesedihan, sangat berduka cita karena kehilangan seorang tokoh besar”

Arti nama

Konon berasal dari kata-kata St.Fransiskus Asisi : “O Buona Ventura…”. yang berarti : “Betapa baiknya kejadian ini..”

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/juli/bonaventura.html

1 Comment

  • Firmus dega Juli 15, 2024 at 10:10 am

    Makasih Romo

    Reply

Leave a Comment