
Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Komunitas SCJ Cipinang-Cempedak Jakarta Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA:
Ia membuka mulutnya, Roh Kebijaksanaan dan pengetahuan dilimpahkan Tuhan ke dalam hatinya. Ia dihias semarak kemuliaan.
PENGANTAR:
Riwayat hidup Santo Agustinus mengisahkan hati gelisah yang akhirnya menemukan ketenangan pada Tuhan. Semula ia mengarahkan kepada kesesatan. Tanpa Tuhan dan iman hidup dianggapnya cukup mengasyikkan. Sesudah mengalami tahun-tahun petualangan, ia bertobat, menjadi imam dan kemudian uskup di Hippo, Afrika Utara. Pemikirannya yang cemerlang dan imannya yang mendalam, masih hidup terus pada teologi zaman sekarang. Tata biaranya dalam bentuk surat menjadi dasar tata biara banyak kongregasi yang kini masih hidup.
DOA KOLEKTAN:
Marilah berdoa: Allah Bapa, cahaya kebenaran, baharuilah kiranya di dalam Gereja-Mu semngat yang Kaucurahkan dalam diri Santo Agustinus. Semoga kami merindukan Dikau, sumber kebijaksanaan sejati, dan mencari Engkau, asal segala cinta ilahi. Demi Yesus Kristus, …
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika 3:7-13
“Semoga Tuhan membuat kamu berkelimpahan dalam kasih persaudaraan.”
Saudara-saudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu. Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan. Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita? Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu. Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu. Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu. Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 90:3-5a.12-13.14.17
Ref. Penuhilah kami dengan kasih setia-Mu, ya Tuhan, supaya kami bersukacita.
-
Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
-
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, — berapa lama lagi? — dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
-
Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya perbuatan tangan kami, teguhkanlah!
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya, alleluya.
S : (Mat 24:42a,44) Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, sebab kalian tidak tahu bilamana Anak Manusia datang.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 24:42-51
“Hendaklah kalian selalu siap siaga.”
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Terpujilah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Para Sahabatku, Saudari-saudara yang dicintai dan mencintai Hati Kudus Yesus.. Salam jumpa bersama Saya, Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Komunitas SCJ Cipinang-Cempedak Jakarta Indonesia.dalam Resi (Renungan singkat) Edisi Kamis, 28 Agustus 2025. Bertepatan dengan Peringatan wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja. Semoga Belas Kasih dan Kerahiman dari Hati Yesus yang Maha Kudus memberkati anda semua. Amin. Tema Resi kita kali ini adalah: “Hidup dalam Kesiapsiagaan dan Kesetiaan” Namun sebelumnya, mari kita persiapakan hati dan kita awali permenunga kita dengan tanda kemenangan kristus. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus..
Para sahabatku, Saudari-saudara yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengingatkan kepada para murid-Nya untuk selalu berjaga-jaga, sebab kita tidak tahu pada saat mana Tuhan datang. Ia memberi gambaran tentang hamba yang setia dan bijaksana yang tetap menjalankan tugasnya meski tuannya tidak ada, berlawanan dengan hamba yang jahat yang menyalahgunakan waktu dan kuasanya. Peringatan ini mengajak kita menata hidup dengan penuh tanggung jawab. Pada hari ini juga kita mengenang St. Agustinus, seorang Bapa Gereja besar yang dalam perjalanan hidupnya mengalami pertobatan radikal. Dari seorang yang gelisah dan mencari di luar, akhirnya ia menemukan kebahagiaan sejati dalam Tuhan: “Inquieto è il nostro cuore, finché non riposa in Te.” (“Gelisah hati kami sebelum beristirahat dalam Dikau, ya Tuhan.”) Lalu apa yang bisa kita renungkan? Saya menawarkan 3 hal saja:
-
Hidup dalam Kesiapsiagaan: Tuhan Yesus menegaskan pentingnya berjaga, sebab kita tidak tahu saat kedatangan-Nya. Kesiapsiagaan berarti hidup setiap hari seakan-akan Tuhan akan datang pada saat ini juga. St. Agustinus yang dulu menunda-nunda pertobatannya, akhirnya menyadari bahwa menunda berarti menyia-nyiakan kasih Tuhan. Pertanyaan refleksi bagi kita: “Apakah aku menunda untuk berubah dan bertobat dengan alasan ‘nanti saja’?”
-
Kesetiaan dalam Tugas Kecil: Hamba yang setia tetap melaksanakan tugasnya, meskipun tuannya tidak hadir. Kesetiaan ditunjukkan bukan dalam hal-hal besar, melainkan dalam keseharian yang sederhana. St. Agustinus setelah bertobat setia mengajar, menulis, dan menggembalakan umatnya dengan penuh cinta. Pertanyaan reflsksi bagi kita: “Apakah aku setia dalam tugas-tugas kecil sehari-hari yang dipercayakan kepadaku?”
-
Menggunakan Waktu dengan Bijaksana: Hamba yang jahat memakai waktu untuk memuaskan diri sendiri. Hidup yang sia-sia tanpa arah hanya akan berakhir dalam penyesalan. St. Agustinus mengingatkan kita untuk menggunakan waktu sebagai kesempatan menuju Allah dan pelayanan kasih kepada sesama. Lalu:”Bagaimana aku menggunakan waktu yang Tuhan berikan? Apakah untuk semakin mendekatkan diriku kepada-Nya dan sesama?”
Nah para Sahabatku, saudari-saudara yang dikasihi dan mengasihi Hati yesus. Injil hari ini dan melalui teladan St. Agustinus kita diingatkan bahwa hidup ini adalah kesempatan untuk berjaga, untuk setia, dan berlaku bijaksana memiliki kecerdasan hati dalam menggunakan waktu. Janganlah menunda pertobatan, janganlah sia-siakan kesempatan, sebab kita tidak tahu hari dan saatnya. Semoga dengan meneladani St. Agustinus, hati kita yang gelisah menemukan istirahat dan damai sejati hanya dalam Tuhan.
Semoga Hati Kudus Yesus semakin merajai hati kita, sehingga kita dimampukan untuk setia dan berjaga-jaga menyambut kedatanggan-Nya dalam hidup kita. Amin. Tuhan memberkati. Berkah Dalem. Dalam nama bapa dan putra dan roh kudus. Amin
DOA PENGANTAR PERSEMBAHAN:
Allah Bapa yang mahamurah, dengan sangat kami mohon kebaikan hati-Mu, sambil merayakan peristiwa penyelamatan-Mu. Semoga sakramen belaskasih ini menjadi tanda persatuan dan ikatan cinta kasih. Demi Kristus, …
ANTIFON KOMUNI:
Tuhan bersabda, “Pemimpinmu hanya satu, yakni Kristus. Kalian ini saudara-saudara!”
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahakudus, berkat perjamuan suci ini kami menjadi anggota tubuh Kristus, Putera-Mu. Sucikanlah kiranya kami ini, sehingga menjadi serupa pula dengan Dia, yang akami sambut dalam perayaan ini. Sebab Dialah …
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Resi-Kamis 28 Agustus 2025 oleh Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Komunitas SCJ Cipinang-Cempedak Jakarta IndonesiaUnduh
Santo Agustinus
Augustine of Hippo, Aurelius Augustinus, Doctor of Grace
Pujangga Besar Gereja ini lahir pada tanggal 13 November 354 di Tagaste, Algeria, Afrika Utara dan diberi nama Aurelius Augustinus. Ia dibesarkan dan dididik di Karthago, dan dibaptis di Italia. Ibunya, St.Monika, adalah seorang Katolik yang saleh, sementara ayahnya, Patrisius seorang kafir. (Kelak ibunda St.Agustinus juga dinyatakan sebagai orang kudus dan menjadi pelindung bagi para ibu rumah tangga). Agustinus sendiri memilih menganut aliran Manikeanisme, yaitu aliran yang menolak Allah dan sangat mengagungkan rasionalisme.
Agustinus adalah seorang yang sangat cerdas. Pendidikan dan karier awalnya ditempuhnya dalam bidang filsafat dan retorika, seni persuasi dan bicara di depan publik. Awalnya Ia mengajar di Tagaste dan Karthago, namun ia ingin pergi ke Roma karena ia yakin bahwa di sanalah para ahli retorika yang terbaik dan paling cerdas berlatih. Karena itu pada usia 29 tahun Agustinus dan Alypius, sahabatnya, pergi ke Roma Italia. Setelah Beberapa saat tinggal di ibukota kerajaan itu; Agustinus kembali merasa kecewa dengan sekolah-sekolah di Roma, yang dikatakan sangat menyedihkan dan kurang bermutu. Sahabat-sahabatnya yang mengetahui kecerdasannya segera memperkenalkannya kepada kepala kota Roma, Simakhus, yang saat itu sedang mencari seorang dosen retorika untuk istana kerajaan di Milano.
Agustinuslah yang kemudian mendapatkan pekerjaan itu dan pindah ke Milan untuk menerima jabatan itu pada akhir tahun 384. Pada usia 30 tahun karier Agustinus semakin bersinar. Ia dikenal sebagai seorang Professor yang sangat disegani di Milano. Namun demikian, Agustinus merasakan ketegangan dalam kehidupan di istana kerajaan.
Suatu hari ketika ia sedang duduk di keretanya untuk menyampaikan sebuah pidato penting di hadapan kaisar, ia melihat seorang pengemis mabuk yang dilewatinya di jalan ternyata hidupnya begitu bebas dan tidak diliputi kecemasan dibandingkan dirinya. Hal ini membuat ia semakin hari merasa semakin gelisah. Sama seperti kebanyakan dari kita di jaman sekarang, ia mencari-cari sesuatu dalam berbagai aliran kepercayaan untuk mengisi kekosongan jiwanya. Tanpa kehadiran Tuhan dalam hidupnya, jiwanya itu tetap kosong. Semua buku-buku ilmu pengetahuan yang dibacanya, tapi ia tidak menemukan kebenaran dan ketentraman jiwa.
Sejak awal tak bosan-bosannya ibunya menyarankan kepada Agustinus untuk membaca Kitab Suci di mana dapat ditemukan lebih banyak kebijaksanaan dan kebenaran daripada dalam ilmu pengetahuan. Tetapi, Agustinus meremehkan nasehat ibunya. Kitab Suci dianggapnya terlalu sederhana dan tidak akan menambah pengetahuannya sedikit pun.
Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya untuk kembali kepada Tuhan berkat doa-doa ibunya serta berkat ajaran St.Ambrosius, Uskup kota Milan. Namun demikian ia belum bersedia dibaptis karena belum siap untuk mengubah sikap hidupnya yang bergelimang kemewahan. Suatu hari, ia mendengar tentang dua orang yang serta-merta bertobat setelah membaca riwayat hidup St.Antonius Pertapa. Agustinus merasa malu.
“Apa ini yang kita lakukan?” teriaknya kepada Alypius. “Orang-orang yang tak terpelajar memilih surga dengan berani. Tetapi kita, dengan segala ilmu pengetahuan kita, demikian pengecut sehingga terus hidup bergelimang dosa!” Dengan hati yang sedih, Agustinus pergi ke taman dan berdoa, “Berapa lama lagi, ya Tuhan? Mengapa aku tidak mengakhiri perbuatan dosaku sekarang?” Sekonyong-konyong ia mendengar seorang anak menyanyi berulang-ulang, “Ambillah dan bacalah!” Agustinus mengambil Kitab Suci dan membukanya tepat pada ayat, “Marilah kita hidup dengan sopan seperti pada siang hari… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Roma 13:13-14). Ini dia! teriak professor Agustinus dalam hatinya. Inilah yang ku cari. Sejak saat itu, Agustinus memulai hidup baru.
Tradisi lain yang cukup populer tentang kisah pertobatan St.Agustinus adalah : Suatu hari Agustinus berjalan ditepi pantai sambil memikirkan tentang Tuhan yang dianggapnya tidak ada serta Kitab Suci yang pernah disebutnya sebagai kitab yang terlalu sederhana. Di bibir pantai ia melihat seorang anak kecil berusaha memindahkan air dari laut kedalam sebuah lubang kecil dipasir. “Apa yang sedang kau lakukan..??”. Tanya Agustinus pada anak kecil itu. Ia menjawab bahwa ia sedang mengeringkan air laut dengan memindahkannya kedalam lubang kecil yang digalinya. Professor Agustinus tertawa dan menjelaskan bahwa itu tidak mungkin dilakukan. Anak kecil yang sebenarnya adalah malaikat itu menatap Agustinus lalu berkata : “Dapatkah otak manusia yang kecil itu memahami Tuhan Sang pencipta alam semesta ini….??? ” Agustinus seketika tersadarkan dan sejak saat itu ia memulai hidup baru.
Pada tanggal 24 April 387 Agustinus dipermandikan oleh Uskup St.Ambrosius. Ia memutuskan untuk mengabdikan diri pada Tuhan dan dengan beberapa teman dan saudara hidup bersama dalam doa dan meditasi. Pada tahun 388, setelah ibunya wafat, Agustinus tiba kembali di Afrika. Ia menjual segala harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin papa. Ia sendiri mendirikan sebuah komunitas religius. Atas desakan Uskup Valerius dan umat, maka Agustinus bersedia menjadi imam. Empat tahun kemudian Agutinus diangkat menjadi Uskup kota Hippo.
Semasa hidupnya Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung (lebih dari 350 khotbahnya yang terlestarikan diyakini otentik), dan dikenang akan perjuangannya melawan ajaran sesat Manikeanisme yang pernah dianutnya. Ia juga merupakan pahlawan iman Gereja melawan bidaah Donatis yang telah banyak meyesatkan umat beriman. Agustinus berusaha sekuat tenaga untuk membendung aliran sesat itu. Dalam sebuah debat terbuka dengan para Donatis, Agustinus mematahkan semua argumen mereka sehingga membuat banyak orang telah disesatkan berbalik kembali ke pangkuan Gereja Katolik.
Agustinus menulis surat-surat, khotbah-khotbah serta buku-buku dan mendirikan biara di Hippo untuk mendidik biarawan-biarawan agar dapat mewartakan injil ke daerah-daerah lain, bahkan ke luar negeri. Gereja Katolik di Afrika mulai tumbuh dan berkembang pesat.\
Di dinding kamarnya, terdapat kalimat berikut yang ditulis dengan huruf-huruf yang besar : “Di sini kami tidak membicarakan yang buruk tentang siapa pun.” dan “Terlambat aku mencintai-Mu, Tuhan”. Agustinus menghabiskan sisa hidupnya untuk mencintai Tuhan dan membawa orang-orang lain untuk juga mencintai-Nya.
Agustinus wafat pada tanggal 28 Agustus 430 di Hippo dalam usia 76 tahun. Makamnya kini terletak di Basilika Santo Petrus di Roma. Kumpulan surat, khotbah serta tulisan-tulisannya adalah warisan Gereja yang amat berharga. Di antara ratusan buku karangannya, yang paling terkenal ialah “Pengakuan-Pengakuan” dan “Kota Tuhan”.
Arti Nama
Agustinus = Penuh Keagungan (Latin)
Variasi Nama
Augustinus, Augustus (Ancient Roman), Agustí (Catalan), Augustin, Dino, Tin (Croatian), Augustin, Augustín (Czech), August (Danish), Augustijn, Augustus, Guus, Stijn, Tijn (Dutch), Aukusti, Aku, Kusti (Finnish), Auguste, Augustin (French), August (German), Ágoston (Hungarian), Agostino, Augusto, Dino (Italian), Augusts (Latvian), Augustas, Augustinas (Lithuanian), August (Norwegian), August, Augustyn (Polish), Agostinho, Augusto (Portuguese), Augustin (Romanian), Augustín (Slovak), Avgust, Avguštin (Slovene), Agustín, Augusto (Spanish), August (Swedish), Awstin (Welsh)
Sumber : https://katakombe.org/para-kudus/agustus/agustinus.html
Makasih Br