Jumat, 31 Juli 2020 – Peringatan Wajib St. Ignasius dari Loyola, Imam

Diakon Alexander Pambudi SCJ dari Komunitas SCJ Rumah Damai Dehon Palembang – Indonesia

 

ANTIFON PEMBUKA  – Flp. 2:10-11

Dalam nama Yesus hendaknya setiap makhluk di surga, di bumi dan di bawah bumi bertekuk lutut. Dan demi kemuliaan Bapa hendaknya setiap lidah mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.

 

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa, Raja mahamulia, untuk menyebarluaskan kemuliaan nama-Mu, Engkau menampilkan Santo Ignasius di tengah umat. Semoga dengan bantuan dan teladannya kami berjuang di dunia, agar memperoleh mahkota di surga.  Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan…

 

BACAAN PERTAMA: Yeremia 26:1-9

“Seluruh rakyat berkumpul menghadap Tuhan.”

Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN, bunyinya: Beginilah firman TUHAN: “Berdirilah di pelataran rumah TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah katapun! Mungkin mereka mau mendengarkan dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal akan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka oleh karena perbuatan-perbuatan mereka yang jahat. Jadi katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN: Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu, –tetapi kamu tidak mau mendengarkan– maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi.” Para imam, para nabi dan seluruh rakyat mendengar Yeremia mengucapkan perkataan-perkataan itu dalam rumah TUHAN. Lalu sesudah Yeremia selesai mengatakan segala apa yang diperintahkan TUHAN untuk dikatakan kepada seluruh rakyat itu, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata: “Engkau harus mati! Mengapa engkau bernubuat demi nama TUHAN dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya?” Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah TUHAN.

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 69:5.8-10.14

Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar, jawablah aku, ya Tuhan.

  1. Orang-orang yang membenci aku tanpa alasan lebih banyak dari pada rambut di kepalaku; terlalu besar jumlah orang yang hendak membinasakan aku, yang memusuhi aku tanpa sebab; aku dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak kurampas.

  2. Sebab karena Engkaulah aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi asing bagi anak-anak ibuku; Sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela ENgkau telah menimpa aku.

  3. Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U: Alleluya, alleluya
S: Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku.

 

BACAAN INJIL: Matius 13:54-58

“Bukanlah Dia itu anak tukang kayu? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?”

Pada suatu hari Yesus kembali ke tempat asal-Nya. Di sana Ia mengajar orang di rumah ibadat mereka. Orang-orang takjub dan berkata, “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat di situ.

 

RESI DIBAWAKAN OLEH: Diakon Alexander Pambudi SCJ

Vivat cor Iesu per cor Mariae. Hiduplah Hati kudus Yesus melalui hati Maria. 

Sahabat Dehonian yang terkasih, salam jumpa dengan saya, Diakon Alexander Pambudi SCJ, dari Rumah Damai Dehon km 7 Palembang, dalam RESI-Renungan Singkat, edisi Jumat, 31 Juli 2020. 

Para sahabat Dehonian terkasih, bacaan Injil hari ini melukiskan kepada kita salah satu potret pengalaman kekecewaan dan penolakan itu terjadi dalam diri manusia. Orang2 di kampung halaman Yesus kecewa dan menolak Yesus karena tahu bagaimana latarbelakang-Nya. Saya menduga, sebelum mereka tahu latarbelakang Yesus, mereka menerima dengan baik Yesus dan pengajaran-Nya. Sangat disayangkan bahwa perasaan kecewa yang berujung pada penolakan itu harus terjadi, karena berimbas pada Yesus yang tidak banyak membuat mujizat di kampung halaman-Nya. 

Para sahabat yang dikasihi Tuhan, karena kelemahan kita sebagai manusia, bisa saja kekecewaan kita alami. Kekecewaan bisa terjadi karena apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan apa yang kita alami. Bisa saja kita kecewa karena doa-doa yang sudah kita lambungkan kepada Tuhan (apalagi sudah novena berkali-kali) belum dikabulkan Tuhan. Sebelum kecewa, apakah kita sudah mempertimbangkan bahwa apa yang kita minta di dalam doa2 kita barangkali BUKAN APA YANG KITA BUTUHKAN, melainkan hanya YANG KITA INGINKAN? Lihat, kita perlu membedakan apa yang SUNGGUH2 KITA BUTUHKAN dan APA YANG KITA INGINKAN. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan dan kapan hal2 itu harus Dia sediakan. Seperti lirik lagu yang mengatakan bahwa “Waktu Tuhan pasti yang terbaik. Walau kadang tak mudah dimengerti. Lewati cobaan kutetap percaya. Waktu Tuhan pasti yang terbaik.” Nah, seperti lagu di atas, Tuhan pasti punya waktu yang terbaik untuk kita. 

Bisa juga kita kecewa kepada pimpinan karena kebijakan-kebijakannya sangat tidak populis dan terkesan hanya mementingkan kepentingan sesaat atau segelintir orang, dan sebagainya. 

Singkat kata, ada banyak alasan kita kecewa, tetapi…pleaseeee….jangan sampai kekecewaan itu berakhir pada PENOLAKAN, baik itu kepada sesama, apalagi pada Tuhan. Ini sangat berbahaya bagi diri kita sendiri dan orang lain, khususnya dalam konteks hidup bersama di dalam Gereja maupun masyarakat. 

Para sahabat Dehonian yang dikasihi Tuhan, apapun yang terjadi Tuhan tetap mengasihi kita. Sejak awal mula kehadiran kita di dunia ini, kita dikehendaki oleh Tuhan dengan segala kelemahan dan kelebihan kita. Mari kita perbanyak syukur atas rahmat Tuhan yang sudah kita nikmati. Jika hidup kita dipenuhi dengan syukur, kita boleh yakin bahwa rasa kecewa dan penolakan akan jauh dari kita. 

Seperti yang dikatakan Rasul Paulus di dalam Suratnya kepada jemaat di Filipi 4:13 (Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku), mari kita juga serahkan segala pergumulan hidup kita kepada Tuhan yang selalu mengasihi kita. 

Saudara/i yang dikasihi Tuhan,Allah Bapa kita itu baik. Dia sangat mencintai kita. Dia tidak akan tinggal diam melihat anak-anak-Nya bergumul. Dia tetap berkarya di tengah-tengah kita dengan cara-Nya sendiri, khususnya melalui Roh Kudus yang terus mendampingi kita. Rahmat dan Roh Kudus  sudah dicurahkan kepada kita sejak babtis. Sekarang bagian kita adalah PERCAYA akan karya-Nya di dalam hidup kita masing2 dan BERUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN.

Tuhan memberkati. Amin  

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa, Raja mahamulia, berkenanlah menerima roti anggur yang kami sajikan pada peringatan Santo Ignasius dari Loyola. Semoga perayaan kudus ini yang Kaujadikan sumber segala kesucian mengutamakan kami pula dalam kebenaran. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

 

ANTIFON KOMUNI

Aku datang membawa api ke dunia. Dan betapa hasrat hati-Ku supaya itu bernyala.

 

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Allah Bapa mahamulia mahaluhur, dengan penuh syukur kami hunjukkan kepadaMu kurban pujian untuk menghormati Santo Ignasius dari Loyola. Bimbinglah kami melalui Ekaristi ini menuju kemuliaanMu di mana kami akan selalu memuji keagunganMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

 
 

1 Comment

  • Oe Mei Ly Juli 30, 2020 at 3:05 pm

    Romo Alexander Pambudi SCJ, terima kasih untuk renungannya.

    Reply

Leave a Comment