Selasa, 17 November 2020 – Peringatan Wajib Sta. Elisabet dari Hungaria, Biarawati

Br. Markus Triyono Yulianto SCJ dari Komunitas SCJ Postulat-Novisiat Gisting Lampung Indonesia

 
 
 

ANTIFON PEMBUA  – Mat. 25: 34.36.40

Marilah kalian yang diberkati oleh Bapa-Ku. Sebab Aku sakit dan kalian mengunjungi Aku. Sungguh Aku bersabda kepada kalian: Apa saja yang kalian lakukan bagi saudara-Ku yang terhina sekalipun, itu kalian lakukan bagi-Ku.

 

PENGANTAR

Setelah hidup berkeluarga selama enam tahun, Elisabeth kehilangan suaminya, seorang hertog di Thuringen, yang gugur dalam perang salib. Kematian suami itu menjadi permulaan jalan salibnya la diusir dari istana dan tiga orang anaknya dirampas orang. Tetapi dengan tabah perlakuan di luar perikemanusiaan itu diterimanya. Kekayaan yang masih ada padanya dibagi-bagikannya kepada orang miskin. Ia menjadi a anggota Ordo Ketiga Santo Fransiskus dan mengabdikan diri sepenuhnya di rumah sakit, yang didirikannya sendiri

 

DOA PEMBUKA

Marilah berdoa: Allah Bapa para yatim piatu, Santa Elisabet melihat dan menghormati Kristus dalam diri kaum papa. Semoga karena doa dan teladannya kami pun melayani orang malang dan papa dengan cinta kasih sejati Demi Yesus Kristus, Putra-Mu,.

 

BACAAN PERTAMA: Kitab Wahyu 3:1-6.14-22

“Jika ada orang yang membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan makan bersama dengan dia.”

Aku Yohanes, mendengar Tuhan bersabda kepadaku, “Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal, yang sudah hampir mati. Sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku. Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jika engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu. Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Daku dalam pakaian putih, karena mereka layak untuk itu. Barangsiapa menang, ia akan diberi pakaian putih seperti itu. Aku tidak akan menghapus namanya dari Kitab Kehidupan, tetapi akan Kuakui namanya dihadapan Bapa-Ku dan dihadapan para malaikat-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yangdikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat diLaodikia: Inilah firman dari Amin, yaitu saksi yang setia dan benar, permulaanciptaan Allah: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas! Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, maka Aku akan memuntahkan dikau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkaya diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasehati engkau, supaya engkau membeli daripada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya; dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumasi matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Lihatlah, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk. Jika ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan makan bersama dengan dia, dan ia bersama dengan Daku. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama dengan Daku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.”

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 15:2-3ab,3cd-4ab,5

Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?

  1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.

  2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.

  3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya
S : Allah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai silih atas dosa-dosa kita.

 

BACAAN INJIL: Lukas 19:1-10

“Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Yesus memasuki kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, “Zakheus, segeralah turun. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu.” Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya, “Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

 
 

RESI DIBAWAKAN OLEH Br. Markus Triyono Yulianto SCJ

Vivat Cor Iesu, Per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus, melalui Hati Maria.

Bapak ibu dan saudara saudari sahabat renungan singkat Dehonian yang diberkati Tuhan, marilah kita mengambil waktu sejenak untuk hening merenungkan Injil yang baru saja kita dengarkan. Injil pada hari ini berbicara apa untuk kita dan pesan apa yang dapat kita petik untuk iman dan hidup kita.

Bapak ibu dan saudara saudari sahabat renungan singkat Dehonian yang diberkati Tuhan, bacaan Injil yang baru saja kita dengarkan tentu sudah tidak asing lagi bagi kita yaitu kisah perjumpaan Zhakeus dengan Yesus. Zhakeus tinggal di kota Yerikho dan mempunyai pekerjaan sebagai kepala pemungut cukai (saat ini bisa disamakan dengan pegawai pajak). Karena pekerjaannya itu, Zhakheus mendapatkan cap sebagai orang berdosa dari kalangan masyarakat. Mengapa perkerjaan memungut cukai dianggap sebagai pendosa? Pertama-tama karena mereka dianggap sebagai penghianat yang bersekongkol dengan penjajah (Romawi) dengan memungut pajak kepada masyarakat dan menyerahkan kepada Romawi. Dan juga suka mengambil keuntungan dari pajak yang diambil tersebut.

Yang menarik adalah, Zhakeus adalah kepala pemungut cukai dan orang kaya, tentu punya pengaruh di dalam masyarakat. Pasti akan dengan mudah apabila ingin menjumpai Yesus dengan menerobos dikerumunan orang banyak, karena dia orang kaya dan mempunyai jabatan sebagai kepala pemungut cukai. Tetapi Zakheus tidak melakukan itu, melainkan menghindari kerumunan dan memanjat pohon untuk melihat Yesus. Sepertinya Zakheus menyadari akan siapa dirinya, yaitu sebagai pendosa yang disingkiri/dijauhi oleh masyarakat, sehingga merasa tidak pantas untuk berjumpa dengan Sang Juru Selamat. Dalam Injil dikatakan bahwa Zhakeus badannya pendek. Badan pendek jg bermakna simbolis, ketika orang berbuat dosa maka pribadi tersebut hatinya menjadi kerdil sehingga tidak mampu/tidak dapat berjumpa dengan Sang Juru Selamat. Maka membutuhkan sarana atau pertolongan agar dapat berjumpa dengan Sang Juru Selamat.

Apa yang dilakukan Yesus berbeda dengan orang-orang disitu, setelah Yesus melihat Zhakheus, Yesus memberikan sapaan pribadi kepadanya. Dan saapaan Yesus tersebut membuahkan pertobatan karena Yesus mau datang dan singgah ke rumahnya. Dan kedatangan Yesus membawa sukacita bagi Zhakeus. Yesus mau datang ke dalam rumah yang berarti ke dalam hati Zhakeus dan dia mau membuka hati untuk kedatangan Yesus, sehingga membuahkan pertobatan dan sukacita.

Bapak ibu dan saudara saudari sahabat renungan singkat Dehonian yang diberkati Tuhan, marilah kita sebagai murid-murid Yesus meneladani sikap-Nya. Dalam kehidupan bermasyarakan dan menggereja kadang kita juga menjumpai “Zhakeus-Zhakeus” lain, yang mendapat cap negatif, pendosa, jelek dimata masyarakat, sehingga disingkiri oleh orang lain, bahkan juga kita. Marilah kita juga memberi sapaan dan membantu sesama agar kembali dapat berjumpa dengan Sang Juru Selamat. Orang yang merasa berdosa seringkali takut, dan tidak tau harus berbuat apa, maka butuh sapaan kita, pendekatan kita. Agar kehadiran kita juga membawa keselamatan bagi yang membutuhkan, sehingga terjadi sukacita dalam Gereja (baik pribadi yang bersangkutan maupun kita warga Gereja). Tuhan memberkati. Amin.

DOA PENGANTAR PERSEMBAHAN

Allah Bapa yang mahamurah, terimalah kiraya persembahan umat-Mu yang mengenangkan karya cinta kasih Putra-Mu yang dilanjutkan Santa Elisabet. Semoga hati kami Kaukobarkan dengan cinta kasih sehinga karya-Mu dewasa ini tetap berlangsung. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

 

ANTIFON KOMUNI  – Yoh 15:13

Tiada cinta kasih yang lebih besar dinpada cinta kasih orang yang menyerahkan nyawa untuk sahabatnya

 

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Allah Baba maha pengasih dan penyayang. Semoga berkat kekuatan santapan suci ini kami dapat mengikuti teladan Santa Elisabet yang mengabdi-Mu tanpa kenal lelah dan menanamkan cinta kasih nyata di tengah-tengah umat-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.. 

No Comments

Leave a Comment