Senin, 30 November 2020 – Pesta St. Andreas, Rasul

Rm. Stefanus Sigit Pranoto SCJ dari Komunitas Skolastikat SCJ Yogyakarta Indonesia

 
 
 
 
AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA  – lihat. Mat 4:18-19

Di tepi Danau Galilea Yesus melihat dua orang bersaudara yaitu Petrus dan Andreas, la memangil mereka, Mari, ikutlah Aku Kalian ikan Kujadikan penjala manusia.

 

PENGANTAR

Andreas dari Betsaida punya perhatian besar terhadap hal-hal religius. Harapan akan Mesias diterimanya sungguh-sunggu. Maka ia menjadi murid Yohanes Pembaptis. Tetapi mendengar kesaksian Yohanes, ia segera mengikuti Yesus dan mengajak saudaranya. Selanjutnya ia amat terpesona oleh pribadi Yesus. Kelak ia berkeliling ke Laut Hitam dan Yunani, mewartakan bahwa Yesuslah Mesias yang dinanti-nantikan ke datangan-Nya oleh umat manusia. Ia meninggal seperti Gurunya di kayu salib, namun terbalik.

 

DOA PEMBUKA

Marilah berdoa: Allah Bapa, Raja Maha Mulia,  kami bersujud menyembah Engkau. Rasul Andreas telah Kauberi tugas mewartakan Injil dan membimbing umat-Mu. Semoga ia tetap mendoakan kami di hadapan-Mu. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu………

 

BACAAN PERTAMA: Roma 10:9-18

“Iman timbul dari pendengaran, dan pendengarkan dari firman Allah.”

Saudara-saudara, jika kamu mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, “Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika tidak diutus? Seperti ada tertulis, “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik.” Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata, “Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?” Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran dari firman Kristus. Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Sungguh, mereka telah mendengarnya! “Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.”

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 19:2-3.4-5

Ref. Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.

  1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.

  2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya

S : (Mat 4:19) Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.

 

BACAAN INJIL: Matius 4:18-22

“Ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.”

Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka itu penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Mereka pun segara meninggalkan jalanya, lalu mengikuti Yesus. Setelah Yesus pergi dari sana, dilihatnya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka, dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Stefanus Sigit Pranoto SCJ

Menjadi Pengikut Yesus

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.

Para Sahabat Hati Kudus Yesus yang terkasih, Injil hari ini mengisahkan panggilan empat orang nelayan menjadi murid Yesus, yakni Petrus dan Andreas, Yakobus dan Yohanes anak-anak Zebedeus. Keempat orang ini dipanggil pada saat mereka sedang melaksanakan aktivitas/pekerjaan harian mereka. Yesus hadir, menyapa dan memanggil mereka. Isi panggilan-Nya adalah “Ikutlah Aku”. Kata-kata inilah yang selalu diulang Ketika Yesus memanggil para murid yang lainnya (lih. Mat 8, Mat 9, Mat 10), juga kepada beberapa orang lain yang mau mengikuti-Nya (mis. Mat 19:21).

Saat ini pun, dalam keseharian hidup kita, Yesus pun datang dan memanggil kita dengan ungkapan yang sama: “Ikutlah Aku”. Apa makna panggilan untuk mengikuti Yesus itu saat ini? Bagaimana kita menjadi “pengikut Yesus”?
Pertama-tama, sebagai orang Katolik, panggilan mengikuti Yesus tidak cukup hanya dengan pergi ke gereja. Setiap orang bisa pergi ke gereja, bahkan mereka yang tidak percaya akan Yesus sebagai penyelamat, bisa datang ke gereja. Dalam Injil pun dikatakan bahwa saat Yesus mengajar di rumah ibadat, ada orang yang kerasukan roh jahat di dalam rumah ibadat (Mrk 1:23). Berarti, kuasa jahat pun bisa juga ada di dalam rumah ibadat. Maka rajin ke gereja saja bukanlah ukuran satu-satunya sebagai pengikut Yesus Kristus.

Kedua, mengikuti Yesus tidak hanya cukup dengan mengetahui dan mempercayai siapa Yesus itu. Artinya, tahu dan percaya tentang siapa Yesus itu saja tidak cukup untuk menjadi pengikut Yesus. Kita ingat saat Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa, roh-roh jahat itu mengatakan: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi?” (Mrk 5:7). Roh jahat pun tahu siapa Yesus. Atau dalam Yakobus 2:19-20 dikatakan bahwa setan-setan pun percaya, tetapi mereka bukanlah pengikut Yesus. Maka, tahu dan percaya tentang siapa Yesus itu juga belum cukup sebagai pengikut Yesus.

Lalu apa ukurannya?

Keempat murid yang dipanggil tadi memberikan contoh Tindakan bagaimana menjadi “pengikut Yesus”. Mereka dengan segera ‘meninggalkan’ jala, perahu dan ayah mereka dan pergi mengikuti Yesus.

Ini berarti kita diundang untuk menjadikan Yesus sebagai yang utama dalam hidup kita. Menjadikan Yesus sebagai yang utama berarti kita mau membiarkan hidup kita dibimbing-Nya dan berani meninggalkan dosa-dosa kita dan sikap egois kita. Menjadikan Yesus sebagai yang utama berarti pula kita mewujudkan apa yang dikehendaki-Nya, yang tidak lain adalah KASIH.

Kalau kita mengaku sebagai orang beragama Katolik, tetapi kehadiran kita malah meresahkan orang lain dan masyarakat, kita belum benar-benar mewujudkan panggilan hidup kita. Oleh karena itu, menjadi pengikut Yesus berarti kita mau menjadi nabi-nabi cinta kasih dan pelayan perdamaian di tengah dunia kita. 

Semoga Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati kita semua. Amin 

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa mahakuasa, terimalah dan kuduskanlah kiranya roti anggur yang kami hunjukkan pada pesta Santo Andreas Rasul-Mu. Semoga kami Kaulimpahi rahmat-Mu, Kauberi daya kehidupan baru Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

 

ANTIFON KOMUNI  – Yoh 1:41-42

Andreas berkata kepada Simon saudaranya, “Kami telah berjumpa dengan Mesias.” Lalu ia mengantar Simon kepada Yesus.

 

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber kekuatan kami, satukanlah umat-Mu berkat santapan suci ini dan teguhkanlah iman kami akan Yesus Kristus agar kami dapat mengikuti teladan Santo Andreas. Semoga kami pun mati bersama Kristus, agar hidup bersama Dia dalam kemulihan Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin. 

No Comments

Leave a Comment