Rabu, 24 Maret 2021 – Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Rm. Albertus Joni SCJ dari Komunitas SCJ Paroki St Petrus Kenten Palembang Indonesia

 
 
 
 

AUDIO RESI 

ANTIFON PEMBUKA  — Mazmur 18:48-49⁣

Tuhan, Engkau membebaskan daku dari musuh. Engkau memberi aku kemenangan atas segala lawan dan merebut aku dari tangan orang jahat.⁣

PENGANTAR:

“Mati membela kebenaran dapatkah dianggap bernilai?” Tiga orang pemuda harus memilih: menyembah berhala atau di bakar hidup-hidup. Yesus pun terancam ketika menyatakan, “Kalian berusaha membunuh Aku, sementara Aku mengatakan kebenaran yang Kudengar dari Allah.” Siap sediakah kita mem pertaruhkan nyawa membela kebenaran?⁣

DOA PEMBUKA⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa maha penyayang, Engkaulah yang membangkitkan semangat tobat Dengarkanlah permohonan kami dan terangilah hati putra dan putri-Mu, dalam hati umat-Mu. agar kami Kaukuduskan karena usaha tobat kami. Demi Yesus Kristus Putra-Mu…..⁣

ATAU : ⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber hidup damai, berilah sabda pembawa kebebasan dan kedamaian kepada dunia dalam diri Yesus Putra Manusia. Semoga kami meyakini bahwa hanya kekuatan-Mu sajalah yang mampu melestarikan hidup kami. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….⁣

 

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Nubuat Daniel 3:14-20.24-25.28

“Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya.”

Sekali peristiwa berkatalah Nebukadnezar, raja Babel, kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, “Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sekarang, jika kamu bersedia, demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah kamu menyembah patung yang kubuat ini! Tetapi jika kamu tidak menyembah, seketika itu juga kamu akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab, “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada Tuanku dalam hal ini. Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui, bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu.” Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar. Air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lipat lebih panas dari yang biasa. Kepada beberapa orang yang sangat kuat di antara tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu. Tetapi terkejutlah Raja Nebukadnezar, lalu bangun dengan segera. Berkatalah ia kepada para menterinya, “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?” Jawab mereka kepada raja, “Benar, ya Raja!” Kata raja, “Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu. Mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!” Maka berkatalah Nebukadnezar, “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya tetapi melanggar titah raja, yang menyerahkan tubuh mereka karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

 

KIDUNG TANGGAPAN – Daniel 3:52.53.54.55.56

P. Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
I. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau di bentangan langit.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
S : Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

 

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 8:31-42

“Apabila Anak memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, maka kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jawab mereka, “Kami adalah keturunan Abraham, dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan hamba tidak tetap tinggal di rumah; yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak. Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, seperti halnya kamu melakukan apa yang kamu dengar dari bapamu.” Jawab mereka kepada-Nya, “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah! Pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.” Jawab mereka, “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.” Kata Yesus kepada mereka, “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Albertus Joni SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.

Sahabatku yang terkasih, saya termasuk orang yang cukup beruntung karena dapat berjumpa dengan pelbagai sahabat dari banyak negara. Satu yang saya amati dengan unik adalah cara menjawab panggilan telfon. Setiap bangsa dan budaya punya caranya sendiri. Saya hampir tersedak saat minum kopi bersama seorang teman di salah satu pojok kota Tokyo karena caranya menjawab telpon begitu imut: “Moshi-moshiiii…” Teman Korea akan menjawab: “Yeoboseyo?” Teman dari Tiongkok: “Wei?” Teman dari Italia: “Pronto?” Hahahaha… semua kata ini menunjuk kebenaran yang sama: “sapaan halo” untuk mereka yang wajahnya tidak dilihat di ujung sana.

Dan semua padanan kata “halo” yang lucu nan imut ini hanya berfungsi dalam budaya dan bahasa yang serupa itu saja. Maka, jangan coba-coba engkau menjawab: “moshi-moshi” saat bosmu menelpon dari kota Palembang atau “pronto-pronto” saat ibumu menelpon dari kota Medan. Atau kalau mau sok ke-Korea-Korea-an pada temanmu dari Banyumas: “Yeoboseyo? Annyong haseo. Kepriwek kabare rika kabeh wong Banyumas?” Tidak nyambung! Hahaha… 

Mungkin ilustrasi ini membantumu, temanku, untuk mengerti bahwa tidak semua orang dapat mengerti kebenaran yang “memerdekakan” seperti yang Tuhan Yesus sabdakan dalam Injil.

Hanya mereka yang tinggal tetap dalam FirmanNya yang akan mengetahui kebenaran itu. Itu sebabnya, St. Thomas Aquinas meyakini bahwa kebenaran yang sejati, yang memerdekakan manusia adalah kebenaran yang sesuai dengan hukum dan cinta Ilahi. 

Gereja Katolik dan ajaran moralnya sering dianggap “kolot” dan terlalu “tradisional,” bukan? Apalagi tentang ajaran moral yang berkaitan dengan perlindungan pada hidup manusia: sejak konsepsi atau pembuahan hingga kematian. Gereja banyak diserang kan oleh orang-orang yang mengaku “maju dan modern” karena Gereja mengajarkan bahwa kontrasepsi buatan adalah melawan hukum Tuhan, bahwa aborsi adalah dosa besar, bahwa tindakan seks sejenis adalah tidak sesuai dengan hukum kodrat. Pun ada yang berpendapat bahwa hukum selibat sebaiknya tidak dipakai lagi oleh para klerus karena hanya melahirkan pelbagai skandal seksual; lebih baik wanita dan pria menikah juga boleh ditahbiskan. Dan lain-lain, dan lainlain… 

Banyak orang – dan mungkin juga kita – bertanya: “Mengapa kebenaran ajaran moral ini harus dipertahankan mati-matian sementara zaman telah maju dan berkembang?” Hello? Ini 2021, Rom. Sebentar lagi akan ada koloni manusia di Mars, dan Gereja masih pakai kacamata kuda?

Sahabatku yang terkasih, tidak semua orang dapat mengerti kebenaran yang memerdekakan itu! Mengapa? Karena masing-masing orang memiliki imajinasinya sendiri tentang apa itu kebebasan, kemerdekaan. Di Seminari dulu, saya seringkali harus bergulat dengan kenyataan bahwa kami tak bebas: semua serba diatur. Sedikit-sedikit bel. Bangun tak bisa sesukanya. Jam 4.15 pagi sudah bangun karena jam 05 sudah harus doa pagi. Saya ingat dulu kalau terlambat bangun, ada Pater Kolvenbag – seorang Belanda yang tinggi besar, siap untuk menyiram bed kami dengan air. Rasanya kesal sekali. Tidak bebas menurut ukuran dunia. Namun, entah mengapa, ada sukacita saat hidup kita dibentuk dan diarahkan sesuai nilai yang kita hidupi. 

Pada akhirnya, kita yang berusaha setia tinggal pada FirmanNya dan setia menjadi muridNya, tahu benar bahwa hanya dalam Tuhanlah ada sukacita yang sejati; ada sukacita yang tak bisa dibeli dengan emas dan perak. Sukacita yang datang karena hidup kita mencerminkan hidup Allah sendiri: tertib, penuh welas-asih, berkomitmen, dan selalu bersedia memberi diri. 

Nah, sekali lagi, engkau tak perlu membandingkan kebenaran imanmu dengan “kebenaran” dunia. Saya ingat dulu ada lagu: “Dunia boleh berkata: engkau sok suci, you aneh, you crazy. Yesus berkata ini jalannya dan belajarlah mengikutinya…” 

“Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN⁣

Allah Bapa mahamulia, kepada-Mu kami hunjukkan roti anggur ini, yang Kauanugerahkan kepada kami.  Terimalah kiranya demi kemuliaan nama-Mu dan jadikanlah rahmat guna menyehatkan jiwa raga kami. Demi Kristus, ….⁣

ATAU : ⁣

Allah Bapa mahakudus, berkat roti anggur persembahan ini, sucikanlah kiranya kami dengan Roh-Mu, dan perkenankanlah kami menyambut Utusan-Mu yang datang mengunjungi kami, yaitu Yesus Kristus, ….⁣

ANTIFON KOMUNI  —  Kolose 1:13-14⁣

Allah telah memindahkan kita ke dalam Putra-Nya terkasih. Dalam Dialah kita memperoleh penebusan dan dalam darah-Nya penghapusan dosa.⁣

DOA PENUTUP⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa yang kekal dan kuasa, semoga anugerah yang baru kami terima ini menyembuhkan dan membersihkan kami dari kejahatan serta menguatkan kami dengan perlindungan-Mu. Demi Kristus, .⁣

ATAU :⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber kehidupan, jadikanlah kami putra dan putri Bapa Abraham, dan ajarilah kami mengakui bahwa Engkaulah Allah mahaesa, dan bahwa Engkau selalu menaruh cinta kasih kepada kami serta menghidupi kami. Demi Kristus, ….

 

1 Comment

  • Trisanna Lanson Maret 24, 2021 at 1:55 pm

    Terimakasih Rm Joni
    Renungan² nya selalu saya nantikan setiap bulan. Seperti biasa selalu bagus dan selalu menyentuh.
    Tuhan memberkati Rm Joni selalu.

    Reply

Leave a Comment