Sabtu, 12 Juni 2021 – Peringatan Wajib Hati Tersuci SP. Maria

Rm. Thomas Suratno SCJ dari Komunitas SCJ Jakarta Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 12:6

Hatiku bergembira karena Engkau menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu terhadapku..

PENGANTAR :

Beberapa kali di dalam Injil disebutkan kalimat ini: “Ia menyimpan semuanya itu di dalam hati.” Rupa-rupanya dalam rencana Tuhan dengan manusia tidak diperlukan orang-orang yang berakal budi sehat, terang dan tajam, melainkan terutama yang beriman, yang berhati lapang, orang yang baik hati. Dan Bunda Maria telah menyatakan kesanggupannya mau bekerja sama sepenuh hati dengan menyerahkan hidup pribadinya, hari depannya, agar terlaksanalah sabda Tuhan.

DOA PEMBUKA

Marilah bedoa: Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah memenuhi hati Santa Perawan Maria dengan rahmat-Mu, Sehingga ia menjadi kediaman yang pantas bagi Roh Kudus. Semoga berkat jasa dan doa restunya kami pun diterima dalam bait kemuliaan-Mu. Demi Yesus Kristus putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 5:14-21

“Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa bagi kita.”

Saudara-saudara, kasih Kristus menguasai kami. Sebab kami mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka semua orang telah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, agar mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, melainkan untuk Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang pun seturut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi barangsiapa ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama telah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang. Semuanya ini datang dari Allah yang telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dengan perantaran Kristus, dan yang telah mempercayakan pelayanan perdamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus tanpa memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kalian dengan perantaraan kami. Maka dalam nama Kristus kami meminta kepada kalian: berilah dirimu didamaikan dengan Allah! Kristus yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, agar dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 103:1-2.3-4.8-9.11-12

Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.

  1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!

  2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!

  3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.

  4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takut akan Dia!

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Mzm 119:3a,29b) Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 5:33-37

“Aku berkata kepadamu, jangan sekali-kali bersumpah.”

Dalam khotbah di bukit, Yesus Berkata, “Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita, ‘Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Jangan sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Agung. Jangan pula bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kalian katakan: ya, jika tidak, hendaklah kalian katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH  Rm. Thomas Suratno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sehari setelah merayakan Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus, kita memperingati Hati Tersuci Santa Perawan Maria. Devosi kepada Hati Tersuci Santa Perawan Maria di dalam di dalam Gereja Katolik dimulai sejak tahun 1640 di Napoli, Italia. Ketika itu St. Yohanes Eudes memulai sebuah gerakan devosional kepada Hati Tersuci Bunda Maria. Hal yang mendorongnya untuk mempopulerkan devosi ini adalah Magnificat yang diucapkan Bunda Maria di dalam Injil Lukas: “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah Juru selamatku”. (Luk 1:46-47) Maria juga menyimpan semua perkara di dalam hatinya (Luk 2:51). Devosi ini semakin dikenal luas di dalam Gereja Katolik pada tahun 1805. Hingga tahun 1942, devosi ini tetap dikenal di dalam Gereja dan dirayakan setiap tanggal 22 Agustus. Pada masa kepemimpinan Paus Pius ke-XII, yakni tahun 1944, beliau mempersembahkan pengudusan dunia kepada Hati Tersuci Santa Perawan Maria di kandung tanpa noda. Sejak tahun 2000 kita merayakannya sehari setelah perayaan Hati Yesus yang Mahakudus. Merayakan Hati Tersuci Santa Perawan Maria membantu kita untuk memandang Maria dan belajar untuk memiliki hati yang suci dan murni.

Tuhan Yesus dalam Sabda Bahagia-Nya mengatakan: “Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah” (Mat 5:8). Orang yang suci hatinya, hatinya tembus pandang akan mengalami kekudusan Allah dalam hidupnya dan menunjukkan kekudusan Allah kepada sesamanya. Allah yang kudus bersemayam di dalam hatinya. St. Paulus menasihati kita semua: “Tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu. Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah…” (1Kor 6:19). Perkataan St. Paulus ini kiranya tepat ditujukan kepada Bunda Maria. Tuhan memadang kesucian hatinya sehingga memilihnya untuk menjadi bunda Yesus Putera-Nya. Kita pun berjalan dalam jalan yang sama untuk berjalan dalam jalan kekudusan.

Kita merayakan peringatan Hati Tersuci Bunda Maria, membuka wawasan kita untuk selalu bersukacita dalam hidup, apa pun situasinya. Hidup dalam sukacita bukan berarti hidup tanpa masalah. Sebagai pengikut Kristus, Tuhan Yesus sendiri berkata: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela, dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” (Mat 5:11-12). Orang yang menerima penderitaan dalam sukacita akan layak disebut keturunan yang diberkati Tuhan.

Kesucian hati Maria tidak berarti menghilangkan penderitaan Maria. Pedang tetap akan menembus hati-nya seperti yang dinubuatkan Simeon di bait Allah. Namun hal ini justru menyadarkan diri kita bahwa dengan pedang yang tertancap jantungnya tanda bahwa hati Maria disucikan dengan segala penderitaan yang dialaminya. Itulah panggilan Tuhan terhadap Maria. Dia sungguh suci hati-nya. Hati yang suci pastilah akan menumbuhkan sukacita ilahi dalam diri manusia. Dan ini menunjukkan bahwa hati penuh sukacita karena Tuhan sungguh hadir dalam hidup manusia. Pengalaman Maria ini bisa juga menjadi pengalaman kita  ketika membuka diri dan merasakan sukacita Tuhan dalam situasi apapun.

Di dalam warta Injil tadi disebutkan ‘Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak,’ menyadarkan kita akan FIAT SP Maria, jawaban ‘ya’ terhadap apa yang menjadi kehendak Tuhan. ‘Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu,’ (Luk 1,38). Jawaban Maria itu tidak lain adalah ‘ya’ terhadap keinginan Tuhan yang menhendaki dia menjadi ibu Yesus, ibu Tuhan. Itu semua berdasarkan bukan kehebatan Maria tetapi justru kerendahan hati Maria, hati Maria yang suci yang selalu menyelaraskan dengan hati atau kehendak Tuhan.

Untuk mengerti hati  Maria yang suci dapat kita lihat melalui rasa tanggung jawab sebagai seorang ibu bagi anaknya Yesus Kristus. Dikisahkan dalam Kitab Suci bahwa setelah seharian perjalanan, mereka tidak melihat Yesus. Mereka mencari dan tidak menemukan-Nya. Mereka pun kembali ke Yerusalem dan mencari-Nya selama tiga hari. Ketika berjumpa dengan Yesus, Maria menunjukkan keibuan dan kesuciannya dengan berkata: “Anak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami? Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” (Luk 2:48). Maria bahkan menyimpan semua perkara ini di dalam hatinya (Luk 2:51). Dia benar-benar bertanggung jawab terhadap anaknya Yesus Kristus. Yesus  bertumbuh, bertambah besar hikmat-Nya di dalam keluarga Kudus Nazaret.

Dari sikap Bunda Maria ini, kita belajar sesuatu yang sangat bernilai. Pertama, supaya kita selalu bersukacita dalam hidup, apa pun situasinya. Kedua, kita menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap segala tugas yang dipercayakan kepada kita. Kalau anda sudah menjadi ibu dan ayah, jangan hanya menjadi ibu dan ayah yang baik tetapi yang terbaik di dalam keluarga. Kalau menjadi suster, bruder, frater dan pastor maka jangan hanya menjadi yang baik tetapi yang terbaik di hadapan Tuhan dan sesama. Bunda Maria menujukkan kepada kita yang terbaik yakni kekudusannya, kesuciannya. Lalu, bagaimana dengan kita?

DOA: Ya Tuhan Yesus, terimakasih atas firmanMu yang selalu meneguhkan aku pada hari ini, khususnya ketika aku peringati SP Maria, terlebih hatinya yang kudus. Semoga aku dapat mewujudkan kekudusanku lewat setiap kata dan pebuatanku dalam hidup ini. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Pandanglah kiranya doa dan persembahan yang kami unjukkan di altar-Mu pada peringatan Santa Maria, Bunda Kristus. Semoga Engkau berkenan menerima dan memberkatinya serta melimpahkan rahmat-Mu kepada kami. Demi Kristus,…

ANTIFON KOMUNI – Lukas 2:19

Maria menyimpan segala peristiwa itu dan merenungkannya di dalam hatinya

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang maha pengasih, pada peringatan Bunda Putera-Mu kami Kauperkenankan ikut serta dalam penebusan kekal. Penuhilah kami dengan rahmat-Mu, agar penyelamatan-Mu semakin kami rasakan. Demi Kristus, ..….

 

1 Comment

  • Herlin djunaidy Juni 11, 2021 at 8:47 pm

    Amin

    Reply

Tinggalkan Balasan ke Herlin djunaidy Cancel Reply