Senin, 12 Agustus 2024 – Hari Biasa Pekan XIX (SCJ merayakan Wafat Venerabilis Leo Yohanes Dehon SCJ, Pendiri SCJ)

Rm. Anselmus Inharjanto SCJ dari Komunitas SCJ Seminari Menengah St. Paulus Palembang Indonesia

 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 148:1-2

Pujilah Tuhan di surga! Pujilah Dia di angkasa raya! Pujilah Tuhan, semua malaikat-Nya! Pujilah Dia, seluruh bala tentara-Nya!

PENGANTAR: 

Dengan gambaran aneh Yehezkiel mengisahkan penglihatan dahsyat yang dialaminya, ketika Allah memanggil dia. Penghormatan itu kebalikan kedangkalan penghormatan kita terhadap yang suci. Tetapi jarak itu telah dibuat Yesus lebih manusiawi. Namun, tanpa iman takkan dapat dijembatani.

DOA PEMBUKA:

Marilah bedoa: Allah Bapa mahakudus, bangkitkanlah kami dari perang dan kemiskinan serta bangunkanlah hati kami, agar dapat memperoleh kedamaian sejati berkat daya sabda-Mu, berkat Roh Yesus, Putra-Mu dan Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Yehezkiel 1:2-5.24-2:1a

“Penglihatan gambar kemuliaan Tuhan.” 

Pada tanggal lima bulan, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang, datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia. Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, Kalau mereka berjalan, aku mendengar suara sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara Yang Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 148:1-2.11-12ab.12c-14a.14bcd

Ref. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu.

  1. Pujilah Tuhan di surga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!

  2. Pujilah Tuhan, hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; Pujilah Tuhan, hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!

  3. Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.

  4. Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya.
S :  (2Tes 2:14)  Allah memanggil kita, agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 17:22-27

“Ia akan dibunuh, tetapi Ia akan bangkit. Putra-putra raja bebas dari pajak.” 

Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya ada di Galilea. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia; mereka akan membunuh Dia, tapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati para murid itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan para murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?” Jawab Petrus, “Memang membayar.” Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, “Bagaimana pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja di dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?” Jawab Petrus, “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya, “Jadi bebaslah rakyatnya! Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Anselmus Inharjanto SCJ

Vivat Co Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sobat Resi terkasih, pertama-tama, selamat memperingati Wafatnya Pater Leo Yohanes Dehon, pendiri Kongregasi SCJ hari ini. Bagi para SCJ dan awam Dehonian serta umat beriman Kristiani inilah kesempatan berefleksi kembali akan kharisma Pater Dehon terutama untuk semakin jayanya Kerajaan Hati Kudus Yesus di tengah masyarakat dan jiwa manusia.

Terkait Injil hari ini, kembali para murid dibuat sedih karena Yesus untuk kedua kalinya mengungkapkan kepada mereka tentang penderitaan, wafat dan kebangkitan-Nya. Dapat dibayangkan betapa mereka akan semakin menganggap serius kedukaan yang akan mereka alami. Mesias yang mereka impikan akan berbeda jauh dengan gambaran yang diberikan Yesus. Kitapun diajak terus menerus sadar bahwa Sang Mesias yang kita cintai bukanlah yang jaya secara duniawi dengan bangunan Kerajaan yang megah dan kesaktian penyembuhannya, namun yang menyelamatkan kita dari kedosaan kita. Keselamatan inilah yang semestinya kita rindukan.

Bagian selanjutnya di Injil hari ini adalah khas Matius saja. Para pemungut pajak penasaran apakah Yesus membayar pajak atau tidak. Petrus meyakinkan mereka bahwa Yesus taat pajak. Menarik bahwa dikisahkan mereka memasuki sebuah rumah, tanpa menyebut itu rumah siapa. Rumah menjadi simbol Gereja atau komunitas Kristiani. Menarik juga bahwa Yesus tidak menyapa dengan nama Petrus tapi dengan nama lamanya yakni ‘Simon’.

Salah satu yang dapat kita petik adalah peran keterlibatan kita. Yesus mengundang kita untuk terlibat dalam menciptakn keadilan sejati di tengah masyarakat dan bukan menjadi batu sandungan. Kebebasan yang diungkapkan Yesus mengarahkan kita akan kebebasan mencintai. Murid-murid Kristus harus berani melepaskan hak mereka jika hak itu merugikan sesamanya.

Semoga Hati Kudus-Nya semakin merajai hati kita.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa, sumber kedamaian, berkenanlah mengadakan perjamuan penuh kedamaian. Berilah kiranya kami rezeki yang memuaskan lapar kami akan kedamaian, yaitu Yesus Kristus Putra-Mu, lambang kedamaian bagi semua orang, yang hidup ….

ANTIFON KOMUNI – Mazmur 148:13

Biarlah semua orang memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya sajalah yang tinggi luhur, Keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa mahamulia, kami bersyukur karena dapat mengimani sabda-Mu. Kami memuji Engkau, karena kerajaan-Mu semakin berkembang dan di situ kami disebut putra dan putri-Mu, apalagi Engkau berkenan menjadi Bapa kami. Demi Kristus, ….

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Riwayat Hidup P. Leo Dehon

Pater Leo Yohanes DEHON

Pendiri Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus – SCJ
(1843 – 1925)

Masa Kecil
Leo Dehon lahir pada 14 Maret 1843 di La Capelle, Aisne, Prancis Utara. la lahir sebagai anak ketiga dari keluarga yang tergolong berada. Ayahnya, Alexander Jules Dehon, seorang jujur, murah hati dan penderma. Namun Alexander sudah sejak masa mudanya meninggalkan Gereja, sewaktu belajar di kota Paris. Ia terpengaruh oleh gerakan anti Gereja. Istrinya, Adele Belzamine (ibu Leo), seorang yang saleh dan sangat memperhatikan pendidikan rohani anak anaknya.

Alexander Jules Dehon

Leo memperoleh pendidikan dasar di La Capelle. Kemudian ia melanjutkan di Kolese di Hazebrouck. Selesai belajar di kolese tersebut, ia mengajukan keinginannya menjadi imam. Ayahnya menolak keinginannya. Leo malahan dianjurkan belajar hukum di Universitas Sorbone di Paris. Hal itu sebagai taktik ayahnya agar Leo melupakan cita citanya menjadi imam. Ternyata masa studi ini sangat bermanfaat bagi Leo. Kurikulum Fakultas saat itu banyak membicarakan masalah masalah sosial, ekonomi dan politik yang aktual. Leo juga aktif dalam riset riset pribadi maupun studi kelompok, sehingga perhatiannya pada masalah masalah sosial sangat berkembang. Dalam tahun 1864 Leo meraih gelar doktor Hukum Sipil.

Adele Belzamine

Menjadi Imam
Ayahnya menghendaki agar Leo menduduki jabatan tinggi di pemerintahan. Tetapi Leo lebih memilih menjadi imam. Setelah banyak mendapat pertentangan dari keluarganya, akhirnya Leo diizinkan mengikuti cita citanya. Tahun 1865 ia masuk Seminari Santa Klara di Roma. Studinya dilaluinya dengan lancar. Pada 19 Desember 1868 ia ditahbiskan di Gereja Santo Yohanes Lateran, di Roma. Kedua orangtuanya menyaksikan peristiwa yang sangat bersejarah dalam kehidupan Leo Yohanes Dehon itu. Pada hari itulah ayahnya, yang tidak begitu peduli dengan kehidupan imannya, mengaku dosa dosanya agar dapat menyambut komuni suci dalam persembahan misa pertama Leo hari berikutnya.

Leo kemudian meneruskan studinya di Roma hingga meraih gelar doktor ilmu Ketuhanan (teologi) tahun 1871. Pada Konsili Vatikan I, ia juga bekerja sebagai stenograf dalam sidang sidang Konsili itu. Meskipun kesibukan menyita waktunya, Leo masih berhasil meraih gelar Hukum Gereja dan Filsafat.

Setelah kembali ke Prancis ia ditugaskan sebagai pastor pembantu di Saint Quentin, sebuah kota industri di Prancis Utara. Kehidupan kaum buruh waktu itu sangat memprihatinkan. Leo Dehon tergerak hatinya dan mulai memperjuangkan nasib mereka. Ia mengunjungi mereka dan membicarakan suka duka hidup mereka. Ia juga mengadakan pendekatan dengan para pemilik pabrik, membujuk mereka agar upah buruh dinaikkan. Sebuah surat kabar didirikannya untuk memperjuangkan orang orang miskin dan kaum buruh.

Sejak belajar di Roma, Leo Dehon mencita citakan kehidupan belajar dan merenung. Dan setelah menjadi imam dengan berbagai pekerjaan yang menyita seluruh hidupnya, cita cita itu dirasakannya sebagai sangat tepat untuk dikembangkan. Pada waktu itu ia juga menjadi pembimbing rohani Suster suster Hamba Hati Kudus Yesus. Kongregasi ini sangat membantu Pater Leo Dehon dalam karya karya sosialnya. Di samping itu kehidupan rohani dan semangat mereka sangat sesuai dengan cita cita Leo Dehon sendiri, yakni cintakasih dan pemulihan kehormatan Hati Yesus dan bersama Yesus kepada Allah. Keinginannya yaitu menjadi imam sekaligus biarawan dengan semangat itu. Ia mencari Kongregasi kongregasi dengan semangat para Suster Hamba Hati Kudus Yesus, namun ia tidak menemukan satu pun yang sesuai dengan dorongan hatinya.

Mendirikan Kongregasi SCJ
Kaitannya dengan Asrama …….
Di bawah bimbingan Pater Modiste SJ ia mulai merintis cara hidup baru. Atas nasihat Pater Modiste juga ia berani mengambil keputusan yang sangat menentukan dengan memulai masa persiapan, yaitu Masa Novisiat. Ia memilih nama Yohanes dari Hati Kudus. Pada Hari Raya Hati Kudus Yesus, 28 Juni 1878, Leo Yohanes Dehon mengikrarkan kaul kaul hidup membiaranya. Itulah awal mula berdirinya Kongregasi Imam imam Hati Kudus Yesus, suatu Kongregasi yang dipersembahkan untuk cintakasih dan pemulihan kepada Allah.

Tidak lama kemudian beberapa orang bergabung dengan Pater Dehon. Hal itu membawa perkembangan cukup pesat bagi Kongregasi, di antaranya Kongregasi mulai berkembang ke negara Eropa Barat dan dimulainya misi di Equador sepuluh tahun kemudian.

Pater Dehon dan karya Social……
Sampai akhir hidupnya Pater Dehon memimpin Kongregasi sebagai Superior Jenderal. Ia rajin mengunjungi putra putranya yang mulai tersebar juga di luar Eropa dan memberikan semangat rohani kepada mereka. Leo Yohanes Dehon wafat di Brussel tgl 12 Agustus 1925.

Pater Leo Yohanes Dehon, Sang Abdi Cintakasih, telah menyerahkan diri seutuhnya demi Kerajaan Hati Kudus Yesus. Ia mengabdi bagi cintakasih Allah. Kesetiaan dan cintanya kepada Kristus diwujud nyatakan dalam karya karya cintakasih kepada sesama manusia. Perhatiannya terutama bagi mereka yang tersingkir dan tertindas serta bagi mereka yang memerlukan uluran tangan penuh cinta.

Semangat hidupnya terungkap dalam pesan terakhir bagi para pengikutnya, “Untuk Dia aku hidup dan untuk Dia aku mati” sambil menunjuk patung Hati Kudus Yesus. Itulah warisan melimpah bagi kita yang hidup pada zaman ini.

Proses Beatifikasi

Dasar Spiritualitas SCJ
1. Kongregasi baru ini berakar pada pengalaman iman Pater Dehon. Pengalaman seperti diungkapkan Santo Paulus, “Hidupku yang kujalani sekarang dalam daging, adalah hidup dalam iman akan Anak Allah, yang telah mengasihi aku, dan telah menyerahkan diri untukku” (Gal 2:20). Leo Dehon mengalami betapa cintakasih itu hadir dan berkarya dalam hidupnya. Baginya Lambung Penebus yang tertikam dan terbuka merupakan ungkapan cintakasih paling mengesan. Cintakasih Kristus, yang mengorbankan diri sampai mati, adalah sumber keselamatan.

2. Pater Dehon sangat peka terhadap dosa yang membuat Gereja menjadi lemah. Ia mengenal baik kemalangan dan kejahatan yang ada dalam masyarakat. Ia mempelajari secara teliti sebab musababnya. Ia sampai pada kesimpulan bahwa sebab yang paling dalam ialah penolakan terhadap cintakasih Kristus. Tergerak oleh cintakasih yang ditolak itu, putra bangsawan De Hon itu ingin membalasnya melalui suatu persatuan mesra dengan Kristus dan ikut menegakkan KerajaanNya dalam batin manusia dan dalam masyarakat.

3. Dengan Kongregasi ini Pater Dehon bermaksud, agar para anggotanya mempersatukan seluruh dirinya, sebagai biarawan dan rasul, dengan persembahan Kristus kepada Bapa sebagai pemulihan demi kepentingan manusia. Itulah maksud khas dan asli Pater Dehon serta menjadi ciri khas Kongregasi. Para anggotanya diharapkan menjadi nabi cintakasih dan pelayan perdamaian. Mereka hendak mempersembahkan seluruh dirinya dengan kegembiraan kesedihannya. Mereka menjadikan seluruh hidupnya suatu ibadah persembahan kasih dan pemulihan. “Persatuan dengan Kristus itu mengungkapkan diri sepadatnya dalam Korban Ekaristi, sehingga seluruh hidupnya menjadi suatu Misa yang terus menerus” (Konst. SCJ no. 5)

Pater Dehon merumuskan seluruh panggilan, cita cita dan tujuan Kongregasi dalam kata kata: ECCE VENIO (Lihatlah Aku datang…. untuk melakukan kehendak Mu, ya Allah) dan ECCE ANCILLA (Aku ini hamba Tuhan).

Pater Dehon menyadari bahwa untuk menghadirkan “Kerajaan Hati Kudus Yesus dalam hati manusia dan dalam masyarakat” tidak mungkin dibuatnya sendiri bersama dengan Kongregasinya. Sejak pertama dia sudah melibatkan orang lain di luar Kongregasinya untuk bekerja sama mewujudkan apa yang menjadi keinginan hatinya itu. Dari sinilah munculnya keyakinan bahwa orang-orang lain di luar biaranya pun dipanggil untuk ikut serta di dalam “Gerakan Cinta Kasih” sebagaimana dicita-citakan oleh Pater Leo yohanes Dehon.

1 Comment

  • Firmus dega Agustus 12, 2024 at 8:34 am

    Makasih Romo

    Reply

Leave a Comment