Jumat, 02 Mei 2025 – Peringatan Wajib St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja

Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Komunitas SCJ Cipinang-Cempedak Jakarta Indonesia

 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON KOMUNI – Sir 44:15.14

Kebijaksanaan orang suci diwartakan bangsa-bangsa. Kemuliaannya dikabarkan umat, dan nama mereka hidup terus, dikenangkan turun-temurun.

PENGANTAR: 

Ketika Atanasius menjadi batrik di Alexandria, nampaknya Gereja akan mengalami masa tenang. Penganiayaan berdarah sudah berlalu. Tetapi ternyata di dalam Gereja sendiri muncul pertentangan sengit. Arius seorang imam keuskupannya mengingkari bahwa Yesus adalah Tuhan. Pengikut-pengikutnya mengarahkan sasarannya kepada Atanasius, sebab ia dekat dengan umat, dan tidak menyembunyikan imannya akan keallahan Yesus. Berkali-kali Atanasius tak berkenan di hati Kaisar. Gerak-geriknya dibatasai. Berkat pernyataan imannya yang tegas ia dijuluki ‘Rasul Penjelmaan Tuhan’.

DOA KOLEKTAN: 

Marilah berdoa: Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau menugasi Santo Atanasius, uskup,Mu, untuk membela keallahan Putera-Mu. Kami mohon semoga kebenaran ini semakin meresap di dalam hati kami, sehingga kami semakin mendalami iman kami dan semakin berkembang dalarn cinta kasih. Demi Yesus Kristus,….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kisah Para Rasul 5:34-42

“Para rasul bergembira karena mereka dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus.”

Pada waktu itu para rasul sedang diperiksa oleh Mahkamah Agama Yahudi. Maka seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta supaya para rasul itu disuruh keluar sebentar. Sesudah itu ia berkata kepada sidang, “Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! Sebab dahulu telah muncul Si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa, dan ia mempunyai kira-kira empat ratus pengikut; tetapi ia dibunuh, lalu cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah Si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap; tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.” Nasihat itu diterima. Sesudah itu para rasul dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus. Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah umat dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 27:1.4.13-14

Ref. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, diam di rumah Tuhan seumur hidupku.

  1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?

  2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.

  3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya
S : (Mat 4:4b) Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 6:1-15

“Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak yang duduk di situ, sebanyak mereka kehendaki.”

Pada waktu itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paska, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, “Di manakah kita akan membeli roti, sehingga mereka ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!” Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya, “Di sini ada seorang anak, yang membawa lima roti jelai dan mempunyai dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Kata Yesus, “Suruhlah orang-orang itu duduk!” Ada pun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang.” Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia!” Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus

RESI DIBAWAKAN OLEH Br. Adndreas Gatot Yudoanggono SCJ

Vivat Cor IESU per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria!

Sahabat Resi Dehonian yang dicintai dan mencintai Hati Kudus Yesus.. Salam jumpa Bersama Saya, Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Rumah SCJ Cipinang Cempedak Jakarta Timur Indonesia dalam Resi (Renungan singkat) Edisi Jumat, 02 Mei 2025, Peringatan wajib St. Atanasius Uskup dan Pujangga Gereja. Tema Resi kita kali ini adalah: Dari 5 roti – Hati yang Terbuka”. Marilah kita mempersiapkan hati untuk mendengarkan bacaan hari ini. Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin

Para Sahabatku, saudari-saudara yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus.  Dalam Injil hari ini dikisahkan, Bahsa Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ikan dari seorang anak kecil. Pemberian sederhana dari seorang anak yang mungkin bekal satu-satunya untuk makan siang, dan pemberian itu menjadi berkat berlimpah di tangan Sang Guru – Tuhan Yesus. Hari ini Gereja juga memperingati Santo Atanasius, seorang Uskup dan Pujangga Gereja yang mempertahankan iman akan keilahian Kristus di tengah arus penyesatan. Ia menyerahkan seluruh hidup dan keberaniannya kepada Tuhan—seperti anak kecil dalam Injil yang mempercayakan roti dan ikannya. Keduanya mengajarkan bahwa ketika kita mempersembahkan apa yang kita miliki kepada Tuhan, sekecil apa pun itu, Tuhan mampu membuatnya menjadi berkat besar bagi banyak orang. Lalu apa yang bisa kita pelajari? Saya menawarkan 4 hal saja.

  1. Hati yang Mau Memberi: Anak kecil dalam kisah ini tidak memiliki banyak, tetapi ia rela memberikan yang ia punya. Dalam dunia yang sering menuntut kita menyimpan untuk diri sendiri, apakah aku masih memiliki hati yang siap memberi, meski hanya sedikit? Yang menjadi pertanyaan bagi kita: “lima roti dan dua ikan” dalam hidupku yang bisa kuberikan bagi sesamaku hari ini?

  2. Tangan Yesus yang Menggandakan: Yang kecil dan sederhana bisa menjadi berkat besar jika diserahkan ke tangan Tuhan. Seperti Tuhan Yesus yang memberkati dan menggandakan makanan, Ia juga dapat menggandakan karya dan pengorbanan kita. Pertanyaan refleksi adalah:“Apakah aku sungguh mempercayakan usahaku kepada Tuhan, ataukah aku hanya mengandalkan kekuatanku sendiri?”

  3. Terlibat dan berkolaborasi: Setelah semua kenyang, masih ada dua belas bakul sisa. Kasih Tuhan tidak pernah tanggung. Ia melimpah. Namun, kasih yang melimpah hanya hadir melalui proses keterlibatan dan kolaborasi—persis seperti dalam semangat Dehonian: cinta dan kurban. Yang menjadi pertanyaannya adalah: “Apakah aku ikut ambil bagian dalam karya pelayanan yang mempercayakan diri kepada limpahan kasih Allah?”

Saudari-saudaraku yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. Mukjizat kasih Allah selalu dimulai dari hati yang bersedia memberi dan mempercayakan diri. Hari ini, kita belajar dari seorang anak kecil dan juga belajar dari Santo Atanasius yang agung, kita diajak menjadi bagian dari mukjizat kasih – yaitu dengan iman yang teguh, hati yang rela berbagi, dan semangat cinta, pengorbanan, belarasa, dan penyerahaan diri untuk percaya pada limpahan rahmat Tuhan.

Mari kita semakin membuka hati dan budi kita pada kasih-Nya yang mengalir dari Hati-Nya yang Maha Kudus, dan semoga Hati Yesus semakin merajai hati kita. Amin. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin. Tuhan memberkati. Berkah Dalem.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN: 

Allah Bapa yang mahaagung, pandanglah dengan rela persembahan kami pada peringatan Santo Atanasius ini. Semoga imannya yang murni serta kesaksiannya akan kebenaran, sungguh bermanfaat bagi kaum beriman. Demi Kristus,…..

ANTIFON KOMUNI – 1Kor 1:23-24

Kami memaklumkan Kristus yang tersalib Kristus, kuasa dan kebijaksanaan Allah.

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahakuasa, bersama Santo Atanasius kami mengimani keallahan Putera-Mu yang tunggal. Kami mohon semoga berkat perayaan ekaristi ini iman kami semakin hidup dan semakin teguh. Demi Kristus,….

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santo Atanasius Agung, Uskup dan Pujangga Gereja

Atanasius dilahirkan di Aleksandria kurang lebih pada tahun 297. Pada tahun 318, Atanasius ditabhiskan menjadi diakon, dan ditunjuk sebagai sekretaris Uskup Aleksandria. Dalam kurun waktu singkat setelah tabhisan diakon itu, ia menerbitkan karangannya tentang rahasia Penjelmaan. Sebagai sekretaris Uskup, ia berhubungan erat dengan para rahib padang gurun, seperti St. Antonius Abas, sang pertapa dari Mesir. Athanasius sendiri sangat tertarik sekali dengan kehidupan para rahib itu. Akhirnya dia sendiri pun meneladani cara hidup para pertapa itu dan menjadi seorang pendoa besar.

Atanasius membaktikan seluruh hidupnya untuk membuktikan bahwa Yesus adalah sungguh Allah. Hal ini amat penting, karena dimasa itu ada sekelompok orang yang disebut Arian menyangkalnya. Ajaran itu disebut ajaran Arianisme. Sebelum ia menjadi seorang imam, Atanasius telah banyak membaca buku tentang iman. Oleh sebab itulah dengan mudah ia dapat menunjukkan kelemahan-kelemahan ajaran bidaah Arian.

Menanggapi ajaran sesat Arianisme, Athanasius bersama uskupnya pergi menghadiri Konsili Nicea (sekarang: Iznik, Turki) yang diprakarsai oleh kaisar Konstantianus. Dalam konsili itu, Atanasius terlibat aktif dalam diskusi-diskusi mengenai Ke-Allah-an Yesus Kristus,Pribadi kedua dalam Tritunggal MahaKudus. Sekembali dari konsili itu, peranan Atanasius semakin terasa penting, terutama setelah meninggalnya uskup Aleksandria enam bulan kemudian. Atanasius kemudian ditahbiskan sebagai Uskup Agung Alexandria (Uskup dalam Gereja Timur disebut Patriark) ketika usianya masih belum tiga puluh tahun. Dalam tugasnya sebagai uskup, Atanasius mengunjungi seluruh wilayah keuskupannya, termasuk pertapaan-pertapaan para rahib. Ia mengangkat seorang uskup untuk wilayah Ethiopia. Ia sendiri memimpin keuskupannya selama 45 tahun.

Pada masa kepemimpinannya Arianisme mulai timbul lagi di Mesir. Dengan tegas Athanasius menentang Arianisme itu. Ia banyak menghadapi tantangan. Sebanyak lima kali ia terpaksa melarikan diri untuk menyelamatkan diri dari kepungan musuhnya. Athanasius dikenal sebagai seorang uskup yang banyak menulis. Dengan tulisan-tulisannya ia berusaha menerapkan dan membela ajaran iman yang benar.

Umat sungguh sangat mengasihi uskup agung mereka yang baik hati itu. Ia seperti seorang bapa bagi mereka. Sementara tahun-tahun berlalu, mereka menghargainya lebih dan lebih lagi, betapa banyak ia telah menderita bagi Yesus dan Gereja. Umatlah yang mengatur serta mengusahakan agar ia dapat hidup dengan tenang. Ia menghabiskan tujuh tahun terakhir hidupnya dengan tenang bersama mereka. Para musuhnya, kaum arian yang didukung oleh kaisar  tetap mengejarnya, namun tak pernah dapat menemukanya.Pada masa itu Gereja sedang berada dalam perpecahan akibat munculnya ajaran bidaah Aranisme yang mengingkari ke-Allahan Kristus. Aranisme bahkan telah merebak sampai kedalam istana kekaisaran Romawi dan beberapa kaisar juga sempat menjadi pengikut Arian. Uskup Athanasius berjuang sekuat tenaga untuk melawan ajaran sesat dari kaum arian ini. Bahkan Kaisar Romawi yang juga pengikut Arian tidak dapat memaksanya berhenti menuliskan penjelasan-penjelasannya yang terang dan jelas mengenai iman kita yang kudus. Para musuhnya menganiayanya dengan berbagai cara. Lima kali ia diusir dari keuskupannya sendiri. Pengasingannya yang pertama berlangsung dua tahun lamanya. Ia dibuang ke kota Trier pada tahun 336.

St. Atanasius adalah pembela terbesar ajaran Gereja Katolik tentang Tritunggal Maha Kudus dan misteri Penjelmaan Sabda menjadi Manusia. St. Atanasius dikenal sebagai ‘Bapak Ortodoksi’ karena perjuangannya yang besar dalam menentang ajaran-ajaran sesat yang berkembang pada masa itu. St.Atanasius wafat dalam damai pada tanggal 2 Mei 373. Ia tetap menjadi salah seorang santo terbesar dan tergagah sepanjang masa dan pembela iman kristiani yang paling gigih yang pernah ada.

Arti Nama: 

Abadi

Variasi Nama

Atanas, Tase (Bulgarian), Athanasios, Thanasis, Thanos (Greek), Atanas, Atanasij, Tase (Macedonian), Afanasiy, Afanasy (Russian), Atanasije (Serbian), Athanacio (Portugues), Athanacio (Spanish)

 

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/mei/athanasius.html

2 Comments

  • IT Telkom Mei 1, 2025 at 1:54 pm

    Bagaimana kisah mukjizat penggandaan lima roti dan dua ikan oleh Yesus Kristus dapat menginspirasi kita untuk memiliki ‘hati yang terbuka’ dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal berbagi sumber daya yang terbatas, mempercayakan apa yang kita miliki kepada kehendak Tuhan, dan menyadari potensi berkat yang mungkin terjadi ketika kita berani memberikan dengan tulus meskipun terasa kecil dan tidak mencukupi?

    Reply
  • Firmus dega Mei 2, 2025 at 7:48 am

    Makasih Br

    Reply

Tinggalkan Balasan ke IT Telkom Cancel Reply