Senin, 04 November 2024 – Peringatan Wajib St. Karolus Boromeus, Uskup

Rm. Aegidius Warsito SCJ dari Komunitas SCJ Toronto Kanada

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Yeh 14:11.23-24

Tuhan bersabda, “Aku akan memperhatikan domba-domba-Ku, mengangkat seorang gembala sebagai pemimpin, dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah mereka.”

KATA PENGANTAR:

Nasib hari depan berada di tangan kaum muda. Usia muda dapat menghembuskan nafas baru ke dalam kehidupan. Pada usia 22 tahun Karolus telah menjadi cardinal dan sekretaris Sri Paus. Ia telah meremajakan Gereja dengan dinamikanya. Ia ikut menangani persiapan Konsili Trente. Memang ia tepat pada tempatnya. Sebagai uskup agung Milan ia mengenal keuskupannya. Ketika wabah pes berjang kita ia selalu siap di rumah sakit. Maka ia menjadi pelindung para uskup.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber segala pembaharuan, kuatkanlah kiranya dalam umat-Mu semangat yang menjiwai uskup-Mu Santo Karolus Borromeus. Semoga Gereja-Mu selalu diperbaharui dan semakin menyerupai Kristus, sehingga sanggup menampakkan wajah Kristus kepada dunia. Sebab Kristuslah ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi 2:1-4

“Lengkapilah sukacitaku, hendaklah kalian sehati sepikir.”

Saudara-saudara dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasih. Maka sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kalian sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia. Sebaliknya dengan rendah hati anggaplah orang lain lebih utama daripada dirimu sendiri. Janganlah masing-masing hanya memperhatikan kepentingan sendiri, melainkan kepentingan orang lain juga.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 131:1.2.3

Ref. Tuhan, lindungilah aku dalam damai-Mu.

  1. Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.

  2. Sungguh, aku telah menenangkan dan mendirikan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.

  3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alelluya
S : (Yoh 8:31b-32)  Jika kalian tetap dalam firman-Ku, kalian benar-benar murid-Ku, dan kalian akan mengetahui kebenaran.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 14:12-14

“Janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, melainkan undanglah orang-orang miskin dan cacat.”

Yesus bersabda kepada orang Farisi yang mengundang Dia makan, “Bila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi bila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Maka engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Aegidius Warsito SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Jumpa lagi saudara-saudari pendengar Resi Dehonian bersama saya: Rm. Aegidius Warsito SCJ, dari Komunitas SCJ Toronto Kanada, di dalam Resi: renungan singkat Dehonian edisi hari Senin dalam peringatan wajib St. Carolus Boromeus, tanggal 4 November 2024. Mari kita baca bersama perikopa pada hari ini yang diambil dari Injil Lukas 14:12-14.

Para pendengar Resi Dehonian yang budiman, di dalam Injil yang baru saja kita dengarkan bersama, Yesus mengajak kita semua untuk secara khusus menyambut orang-orang yang tidak beruntung seperti: orang miskin, orang cacat, orang lumpuh, orang buta, dan orang – orang lain yang membutuhkan di sekitar kita  dengan memberi dan membantu mereka tanpa mengharapkan balasan. Dengan pemberian yang cuma-cuma ini kita dapat bertumbuh sebagai pribadi yang utuh dalam beriman akan Yesus, dan ini menuntut sebuah pengorbanan dari dalam diri kita.

Kita semua sadar dan tahu bahwa tindakan untuk memberi itu tidak akan membuat orang menjadi miskin, tetapi justru akan memperkaya jiwa si pemberi. Walaupun demikian tindakan semacam ini bukanlah hal yang mudah kita lakukan begitu saja entah sebagai seorang murid Yesus atau warga negara Indonesia yang sudah terkanal sejak lama sebagai bangsa yang ramah, welcoming, murah hati dan  yang suka menolong orang lain. Sifat ini tidak hanya merupakan bentuk dari adat istiadat atau kebiasaan yang hidup di Indonesia, melainkan keutamaan ini merupakan cerminan dari apa yang kita hayati sebagai seorang Katolik atau pengikut Yesus dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena tindakan untuk memberi ini harus muncul dari hati yang penuh belas kasih dan menuntut sebuah pengorbanan. Dan kita tahu bahwa Tuhan lebih dahulu menyapa, peduli, mengasihi, memelihara dan bermurah hati kepada kita, sehingga kasih kita merupakan bentuk dari respon rasa syukur atas belas kasihan dan kebaikan yang Tuhan telah berikan kepada kita secara cuma-cuma. Dengan perbuatan memberi tanpa meminta imbalan ini, kita mengundang orang lain masuk ke dalam kehidupan kita bersama sebagaimana Allah melakukanNya kepada kita.

Para pendengar Resi Dehonian yang budiman, bersikap ramah, mengasihi, berbuat baik, mengampuni, dan berbelas kasih kepada orang yang selalu memberi perhatian, kasih dan perhatiannya kepada kita tentunya akan lebih mudah untuk kita lakukan. Akan tetapi Yesus meminta kita, sebagai muridNya, untuk melakukan sebuah tindakan kasih yang lebih menantang yaitu berbuat kasih kepada orang yang pasti tidak akan membalas perbuatan kasih kita bahkan yang mungkin malah akan menyusahkan kita. Perikopa hari ini merupakan sebuah tantangan dan mengajak kita semua untuk berpikir ulang bagaimana kita hidup dan menghidupi iman ke Katolikan kita dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaannya adalah: apakah kita berani berbuat baik dan berkorban kepada orang lain tanpa harus diembel-embeli ucapan terimakasih atau mendapatkan keuntungan pribadi/imbalan sebagaimana Yesus lakukan kepada kita? Apa yang kita butuhkan sekarang ini untuk merespon ajakan Yesus ini?

Akhir kata, semoga ajakan untuk berbuat kasih tanpa harus meminta imbalan menjadi prioritas kita pada hari ini dan selanjutnya. Dan semoga kasih Tuhan memberkati langkah dan perjuangan hidup kita di sepanjang hari ini, serta semoga Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati kita semua. Amin

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa yang mahakuasa, berkatilah kiranya persembahan ini yang telah kami unjukkan di atas altar-Mu pada peringatan Santo Karolus Borromeus. Ia telah melaksanakan tugasnya sebagai gembala umat dengan teliti dan penuh pengabdian dan berjasa karena keutamaannya. Semoga demikian pulausaha kami menghasilkan buah berlimpah yang tahan uji. Demi Kristus, …

ANTIFON KOMUNI – Mat 20:28

Putera Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan manusia.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang penuh kasih setia, kurnia cinta kasih-Mu telah kami sambut. Kuatkanlah kiranya semangat kami, agar kami pun setia dalam pengabdian dan berkobar-kobar dalam cinta kasih seperti uskup-Mu Santo Karolus Borromeus. Demi Kristus, …

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santo Karolus Barromeus

Bapa kaum Klerus, Rasul Konsili Trente

Karolus Borromeus (Italia: Carlo Borromeo) adalah seorang Kardinal dan Uskup Agung Milan pada 1564-1584. Dia adalah salah satu dari para reformis besar Gereja pada masa kekacauan di abad keenam belas.  Karolus Borromeus, bersama St.Ignatius Loyola, St Filipus Neri, dan lain-lain, memimpin gerakan untuk membendung pengaruh  Reformasi Protestan. Dia adalah seorang tokoh terkemuka selama Kontra-Reformasi berlangsung dan ia bertanggung jawab untuk Reformasi internal Gereja yang signifikan dalam tubuh Gereja Katolik, termasuk pendirian seminari-seminari untuk meningkatkan mutu pendidikan para imam. 

Karolus lahir pada tanggal 2 Oktober 1538  dalam sebuah Kastil megah di Aron Novara, Italia. Ayahnya adalah Gilberto Borromeo, Count of Arona dan  ibunya bernama Margherita de’ Medici. Sama seperti para pemuda ningrat Italia  lainnya, ia hidup serba berkecukupan. Tetapi, tidak seperti kebanyakan dari mereka, ia tidak ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang mengundang dosa seperti pesta-pora yang sering dilangsungkan di Kastil para bangsawan pada masa itu.

Sejak kecil Carolus sudah bercita-cita untuk menjadi seorang biarawan. Karena itu pada usia yang sangat muda ia sudah masuk seminari. Di sekolah; awalnya Karolus terkesan sebagai murid yang lamban karena ia tidak dapat berbicara dengan lancar, tetapi ketekunannya membuat ia memperoleh kemajuan yang menggembirakan.

Masa itu adalah masa yang amat kelam dalam Sejarah Gereja. Hidup keagamaan umat amat memprihatinkan. Banyak anak tidak mengenal Tuhan, bahkan mulai berdoa dengan membuat tanda salib saja tidak bisa. Gereja-gereja sepi dari kunjungan umat, bahkan ada gereja yang diubah menjadi toko atau bangsal pesta.  Kehidupan iman umat kristiani sudah sangat merosot. Berbagai perpecahan dalam tubuh Gereja semakin kuat. Gereja dihadapkan pada Reformasi Protestan. Gelombang protes terhadap kebijakan-kebijakan Gereja berkecamuk deras.

Carolus muda yang saat itu usianya baru dua puluh dua tahun dipanggil pamannya, Paus Pius IV, ke Roma dan diminta untuk melaksanakan banyak tugas penting. Pada tanggal 31 Januari 1560 Carolus  diangkat menjadi kardinal dan pada 7 Februari tahun yang sama ia ditunjuk menjadi Administrator Keuskupan Milan. Ia baru ditahbiskan menjadi diakon pada 21 Desember 1560, dan ditahbiskan imam 4 September 1563, dan ditahbiskan menjadi uskup pada 7 Desember 1563. Ia juga menjabat sebagai Sekretaris Negara Vatikan dan menjadi anggota  Kuria Romana. Tugas utamanya adalah mengurus permasalahan Gereja yang paling penting.

Paus meminta Santo Carolus untuk mempersiapkan Konsili Trente dan sekaligus menjadi wakil  dari Tahta Suci pada saat konsili itu berlangsung. Carolus berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik.  Setelah Konsili Trente, Carolus menjadi tokoh yang sangat getol dalam usaha mengaplikasikan keputusan-keputusan konsili tersebut ke dalam kehidupan umat. Ia bahkan mengajukan surat pengunduran diri kepada paus agar ia dibebaskan dari tugasnya di Kuria Roma agar ia bisa lebih memiliki waktu untuk memperbaharui kehidupan iman umat di keuskupannya, Milano.

Di Milan;  Kardinal Carolus menjadi suri teladan bagi umatnya. Ia menyumbangkan sejumlah besar uang kepada kaum miskin. Ia sendiri hanya memiliki sehelai jubah lusuh berwarna hitam. Tetapi, di hadapan umum, ia berpakaian seperti layaknya seorang kardinal. Ia ambil bagian dalam upacara-upacara Gereja dengan penuh hormat dan wibawa.

Dalam melaksanakan tugas pengembalaannya yang penuh kesibukan, Kardinal Carolus  senantiasa cemas kalau-kalau ia bisa semakin jauh dari Tuhan karena banyaknya godaan di sekelilingnya. Oleh sebab itulah, setiap memiliki waktu luang ia selalu berlatih menyangkal diri terhadap segala kesenangan dan senantiasa berusaha untuk rendah hati serta sabar. 

Penduduk kota Milan awalnya mempunyai banyak kebiasaan buruk dan percaya pada banyak takhayul. Namun dengan peraturan-peraturan yang bijaksana, dan dengan kelemah lembutan serta kasih sayang, dan dengan teladan hidupnya sendiri yang mengagumkan, St. Karolus menjadikan keuskupannya teladan bagi Reformasi Gereja seluruhnya. Sungguh mengagumkan mengingat Ia adalah seorang yang gagap dan tidak pernah dapat berbicara dengan lancar. Umat hampir-hampir tidak dapat mendengarkannya;  namun demikian setiap kata-kata yang diucapkannya sangat berwibawa dan membawa pengaruh yang sangat besar bagi setiap mereka yang mendengarnya.

Ketika suatu wabah ganas menyerang dan mengakibatkan banyak kematian di Milan, Kardinal Borromeus tidak memikirkan hal lain kecuali merawat umatnya. Ia berdoa dan bermatiraga dengan keras. Ia membentuk kelompok-kelompok umat yang membantunya membagikan makanan bagi mereka yang kelaparan. Ia bahkan mendirikan altar di jalan-jalan agar orang-orang yang sakit dan sekarat itu  dapat ikut ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi lewat jendela rumah mereka.

Orang suci ini tidak pernah terlalu sibuk untuk menolong rakyat sederhana. Suatu ketika ia menghabiskan waktunya untuk menemani seorang bocah penggembala hingga bocah tersebut dapat berdoa Bapa Kami dan Salam Maria. Menjelang ajalnya, pada usia empat puluh enam tahun, St. Karolus dengan tenang dan damai berkata, “Lihat, aku datang!”. Dan ia pun  wafat pada tanggal 03 November 1584 dan dinyatakan kudus oleh Paus Paulus V pada tahun 1610.

Arti Nama: 

Lelaki, Perkasa

Variasi Nama: 

Charles (English), Carles (Catalan), Karlo (Croatian), Karel (Czech), Carl, Karl (Danish), Karel (Dutch), Carl, Carol, Charles, Karl, Charley, Charlie, Chas, Chaz, Chip, Chuck (English), Kaarle, Kaarlo, Karl, Kalle (Finnish), Charles, Charlot (French), Carl, Karl (German), Kale (Hawaiian), Károly, Karcsi (Hungarian), Séarlas (Irish), Carlo (Italian), Sjarel (Limburgish), Karolis (Lithuanian), Carl, Karl (Norwegian), Karol (Polish), Carlos, Carlinhos, Carlito, Carlitos (Portuguese), Carol (Romanian), Karol (Slovak), Karel, Karol (Slovene), Carlos, Carlito, Carlitos (Spanish), Carl, Karl, Kalle (Swedish), Siarl (Welsh)

BENTUK FEMINIM  : Carolin

 

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/november/karolus-barromeus.html

No Comments

Leave a Comment