Sabtu, 19 September 2020 – Hari Biasa Pekan XXIV

Fr. Rafael Sudibyo SCJ dari Komunitas Rumah Retret La Verna Padang Bulan Pringsewu Lampung – Indonesia

 
 
 
 

ANTIFON PEMBUKA  – 1 Kor 15:49

Seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.

 

PENGANTAR

Bila orang menggambarkan Yesus yang telah bangkit, mudah kita mengacu kepada hidup duniawi yang diperbarui. Paulus mau menjelaskan bahwa hidup itu sama sekali baru. Yesus yang telah bangkit itu lain sama sekali. Warta ini tetap diwartakan Tuhan dan hal itu diminta-Nya pula dari Gereja. Segalanya diperbarui. Roh-Nya yang melakukan itu. Surga dan bumi dijadikan baru.

 

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa kami, sumber segala pembaruan, perkenankanlah kami menyerupai Sang Manusia baru yang telah Kauutus mendatangi kami. Kami mohon agar dapat mendiami dunia seperti rumah-Mu. Demi Yesus Kristus Putra-Mu 

 
BACAAN PERTAMA: I Korintus 15:35-37.42-49

“Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.”

Saudara-saudara, mungkin ada orang bertanya, “Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apa mereka akan datang kembali?” Hai orang bodoh! Benih yang kautaburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, jika tidak mati dahulu. Dan yang kautaburkan itu bukanlah rupa tanaman yang akan tumbuh, melainkan biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. Demikian pulalah halnya dengan kebangkitan orang mati: Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. Seperti ada tertulis, ‘Manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup. Tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan’. Tetapi yang mula-mula datang, bukanlah yang rohaniah, melainkan yang alamiah; barulah kemudian yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani; manusia kedua berasal dari surga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan yang berasal dari debu tanah, dan makhluk-makhluk surgawi sama dengan Dia yang berasal dari surga. Jadi seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.

 

MAZMUT TANGGAPAN: Mazmur 56:10.11-12.13-14

Ref. Aku berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.

  1. Musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin bahwa Allah berpihak kepadaku.

  2. Kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Tuhan, yang sabda-Nya kujunjung tinggi, kepada-Nya aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadapku?

  3. Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kupenuhi dan kurban syukur akan kupersembahkan kepada-Mu. Sebab Engkau telah meluputkan daku dari maut, dan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; sehingga aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U:  Alleluya
S: (Luk 8:15) Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

 

BACAAN INJIL: Lukas 8:4-15

“Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.”

Banyak orang datang berbondong-bondog dari kota-kota sekitar kepada Yesus. Maka Yesus berkata dalam suatu perumpamaan, “Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih. Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat.” Sesudah itu Yesus berseru, “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar.” Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: benih itu ialah Sabda Allah. Yang jatuh di pinggir jalan ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.”

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Fr. Rafael Sudibyo SCJ

Vivat cor Jesu, Per cor Maria. Terpujilah Hati Yesus, melalui hati Maria.

Pendengar Resi Dehonian yang terkasih, selamat berjumpa kembali dengan saya, Fr. Rafael Sudibyo, SCJ, dari komunitas La Verna Padang bulan Pringsewu, Lampung, dalam resi – renungan singkat dehonian, edisi hari sabtu, pekan biasa ke XXIV, Sabtu, 19 September 2020.

Pendengar Resi Dehonian yang terkasih, bagi seorang petani, memilah dan memilih benih yang baik sudah menjadi keahlian mereka. Mereka akan mempersiapkan dan memilih benih terbaik yang akan ditanamnya. Benih yang baik itu akan ditaburkan, di tempat yang sudah disiapkan. Kadangkala benih yang dipilihnya adalah yang terbaik, namun tanah yang diolahnya, kadangkala kurang baik.

Dalam bacaan Injil pada hari ini, kita telah mendengarkan perumpaan tentang penabur yang menaburkan benih yang baik. Benih yang baik itu jatuh dalam berbagai tempat. Ada benih yang jatuh di Jalan, yang mana Allah hadir ke dalam diri seseorang, namun hilang begitu saja, karena si Jahat telah merampasnya. Ada benih yang jatuh di tanah bebatuan, yang mana sabda Allah itu mampu tumbuh dan berkembang, namun tidak bisa menembus atau masuk ke dalam hati manusia. Sehingga, ketika ada godaan yang datang, kita juga bisa ikut arus godaan itu, bahkan bisa meninggalkan iman kita. Ada benih yang jatuh dalam semak berduri, yang mana sabda Allah itu telah merasuk dalam diri kita, namun kita sering dan masih berada dalam rasa takut dan khawatir. Dan yang terahkhir, ada bernih yang jatuh ke tanah yang subur, yang mana sabda Allah itu telah merasuk dalam diri kita, dan telah tubuh, berakar, dan berbuah. Artinya, sabda Allah itu telah kita wujudkan dalam kegiatan kita setiap hari.

Perumpaan hari ini mengajarkan kepada kita, bahwa benih yang berkualitas baik, belum tentu tumbuh subur dan menghasilkan buah yang melimpah jikalau benih itu jatuh di tempat yang tidak baik dan subur. Namun sebaliknya, bila benih yang baik dan jatuh di tanah yang baik dan subur, maka benih yang berkualitas itu juga bisa menghasilkan buah yang berlimpah.

Tanah dalam perumpaan itu adalah diri kita masing-masing, dan benih yang baik adalah iman yang Allah taburkan ke dalam diri kita. Setiap dari kita telah diberi benih yang baik oleh Allah. Namun Allah juga telah memberi pilihan kepada kita. Allah telah memberi kebebasan kepada kita semua, bagaimana nantinya kita akan menerima, memupuk, dan merawat benih dari Allah itu.

Kebebasan yang Allah berikan kepada kita, mendorong kita untuk menentukan sikap dan pilihan kita masing-masing. Entah kita memelihara benih yang Allah berikan kepada kita atau kita tidak memeliharanya dengan baik, Allah tetap memanggil kita semua.

Ketika kita menjawab panggilan Allah itu, berarti kita dipanggil untuk menjadi murid-murid Kristus. Menjadi murid-murid Kristus, berarti ikut dalam teladan-Nya, khusunya dalam pelayanan yang tulus dan pengorbanan diri bagi sesama. Pertanyaan bagi kita semua, bagaimana selama ini, aku menyediakan tempat bagi Tuhan dalam diriku?

Semoga Hati Kudus Yesus merajai hati kita. …… amin.

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa, sumber kehidupan, semoga hidup, wafat, dan kebangkitan Yesus menyuburkan hidup kami, Putra-Mu bagaikan butir gandum yang jatuh di tanah lalu menghasilkan buah yang menjadi rezeki kami. Demi Kristus …

 

ANTIFON KOMUNI  – Lukas 8:15

Yang jatuh di tanah baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

 

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber kehidupan, kami bersyukur atas benih sabda-Mu, yang telah Kautaburkan di dunia ini. Semoga pertumbuhannya jangan sampai kami ganggu, tetapi semoga kami terbuka terhadap Roh-Mu, yang mendampingi pertumbuhannya dengan subur. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

No Comments

Leave a Comment