Rabu, 09 September 2020 – Hari Biasa Pekan XXIII

Rm. Agustinus Riyanto SCJ dari Komunirtas SCJ Biara Gentiaras Palembang Indonesia

 
 
 

ANTIFON PEMBUKA  –  Luk 6:20

Berbahagialah orang yang miskin karena merekalah yang empunya Kerajaan Allah.

       
DOA PEMBUKA

Marilah berdoa: Allah Bapa Mahapengasih, semoga hati kami tertap terbuka terhadap sabda-Mu dan perkenankanlah kami memahami kehendak_Mu mengenai dunia dan manusia yang mendiaminya. Semoga kami dapat merasakan bahwa Engkaulah yang menanggung hidup kami. Demi Yesus Kristus Putera-Mu….

 

BACAAN PERTAMA: I Korintus 7:25-31

“Adakah engkau terikat pada seorang wanita? Janganlah mengusahakan perceraian. Adakah engkau tidak terikat pada seorang wanita? Janganlah mencari seseorang.” 

Saudara-saudara, mengenai para gadis aku tidak mendapat suatu perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercaya berkat rahmat yang telah kuterima dari Tuhan. Aku berpendapat bahwa mengingat zaman darurat sekarang ini baiklah orang tetap dalam keadaannya. Adakah engkau terikat pada seorang wanita? Janganlah mengusahakan perceraian. Adakah engkau tidak terikat pada seorang wanita? Janganlah mencari seorang. Tetapi kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi, orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani, dan aku mau menghindarkan kalian dari kesusahan itu. Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan: Waktunya singkat! Sebab itu dalam waktu yang masih sisa ini: mereka yang beristeri hendaknya berlaku seolah-olah tidak beristeri; dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli. Pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia yang kita kenal sekarang ini akan berlalu.

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 45:11-12.14-15.16-17

Ref. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu.

  1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya!

  2. Keindahan belaka puteri raja itu, pakaiannya bersulamkan emas. Dengan pakaian bersulam berwarna-warni ia dibawa kepada raja; anak-anak dara mengikutinya, yakni teman-temannya, yang didatangkan untuk dia.

  3. Dengan sukacita dan sorak sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja. Para leluhurmu akan diganti oleh anak-anakmu nanti; mereka akan kauangkat menjadi pembesar di seluruh bumi.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U: Alleluya
S:  (Luk 6:23ab)  Bersukacitalah dan bergembiralah, karena besarlah upahmu di surga.

 

BACAAN INJIL: Lukas 6:20-26

“Berbahagialah orang yang miskin, celakalah orang yang kaya.” 

Pada waktu itu Yesus memandang murid-murid-Nya, lalu berkata, “Berbahagialah, hai kalian yang miskin, karena kalianlah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kalian yang kini kelaparan, karena kalian akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kalian yang kini menangis, karena kalian akan tertawa. Berbahagialah, bila demi Anak Manusia kalian dibenci, dikucilkan, dan dicela serta ditolak. Bersukacitalah dan bergembiralah pada waktu itu karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kalian, orang kaya, karena dalam kekayaanmu kalian telah memperoleh hiburan. Celakalah kalian, yang kini kenyang, karena kalian akan lapar. Celakalah kalian, yang kini tertawa, karena kalian akan berdukacita dan menangis. Celakalah kalian, jika semua orang memuji kalian; karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Riyanto SCJ

MERAIH KEBAHAGIAAN SEJATI

Vivat Cor Jesus per Cor Mariae!

Yesus Memandang Penderitaan Manusia

            Saudara-saudariku pencinta Resi. Sekilas, perkataan Yesus dalam Injil hari ini dapat membuat kita bertanya-tanya, apakah menjadi miskin, lapar, sedih, dan dikucilkan merupakan suatu berkat? Lalu apakah menjadi kaya, puas, gembira, dan disukai orang merupakan suatu kutuk? Apakah dengan demikian Yesus mau mengatakan bahwa keselamatan hanya bisa diperoleh ketika kita miskin, lapar, menangis, dan menderita? Apakah kita diajak untuk terus hidup dalam kesusahan? Apakah itu berarti kekayaan, rasa kenyang, canda-tawa, dan berbagai macam kebahagiaan lain di dunia ini adalah hal yang buruk? Apakah selama di dunia ini kita tidak boleh mengalami semua itu? Apakah itu semua menghambat datangnya keselamatan?

            Sebagai murid Tuhan Yesus yang masih yang masih berjuang di dunia, sabda Yesus menjadi peneguhan yang melegakan bagi kita semua yang saat ini sedang dirundung berbagai macam kesusahan hidup. Yesus memandang seluruh derita dan persoalan hidup murid-muridNya. Dalam sabda tersebut Yesus memberikan suatu janji bahwa mereka yang saat ini miskin, lapar, menangis, dan menderita pun pada saatnya nanti akan menerima dan mengalami kebahagiaan sejati yang diberikan Allah dan bukan kebahagiaan yang biasa dikejar secara manusiawi di dunia ini. Sabda Yesus itu mengingatkan kita umat-Nya untuk tidak berputus asa dalam menghadapi berbagai kesukaran hidup. Yesus mengingatkan kita untuk selalu memiliki harapan. Harapan yang terus hidup dalam iman dan kasih akan Yesus membuat hidup kita sebagai umat beriman kristiani berbeda dengan orang-orang lain pada umumnya. Ketika orang-orang lain berputus asa ketika menghadapi kesusahan hidup, kita sebagai umat kristiani justru diajak untuk selalu bersemangat dan terus berharap. Harapan yang tumbuh secara kuat dalam iman dan kasih Yesus saat menghadapi berbagai kesulitan hidup menjadi ciri khas kita sebagai murid Tuhan Yesus.

Kebahagiaan Sejati

            Kendati dalam situasi manusiawi yang tidak menguntungkan; miskin, lapar, menangis dan dianiaya, namun Yesus yang memandang dengan kasihNya menjanjikan kebahagiaan sejati bagi yang berharap kepadaNya. Di sisi lain, Yesus juga mengecam orang-orang yang kaya, kenyang, tertawa dan suka dipuji. Mengapa demikian?

            Tidak dapat dipungkiri bahwa kekayaan, kepuasan, kepemilikan harta duniawi, kehormatan akan membawa orang menutup dirinya terhadap sesama dan Tuhan. Orang tidak lagi mengandalkan Tuhan dan membuka dirinya kepada sesama. Orang kaya dalam pikiran Lukas adalah mereka yang puas dengan semua kebutuhan hidupnya sehingga tidak lagi membutuhkan Tuhan dan tidak peduli kepada sesama.

            Saudara saudariku yang terkasih, Sabda Bahagia hari ini akhirnya mengingatkan kita untuk tidak menggantungkan kebahagiaan hidup kita pada situasi dan kondisi hidup kita. Karena kondisi manusiawi yang dipandangg tidak menguntungkan oleh dunia dan banyak orang, dapat diubah oleh Tuhan Yesus menjadi jalan meraih kebahagiaan sejati. Satu hal yang dibutuhkan adalah sikap hati yang hanya mengandalkan Allah dalam segala situasi hidup. Sikap ini kerap menjadi luntur saat orang bergelimang kekayaan, hidupnya bertabur pujian dan penghormatan, hari-harinya dipenuhi pesta pora dan tawa ria. Gaya hidup semacam ini menentukan konsep bahagianya sendiri yang justru menjauhkan diri dari sumber kebahagiaan sejati yaitu Allah.

            Pertanyaan bagi kita adalah Apakah anda dan saya merasa bahagia di dalam hidup ini dengan segala sesuatu yang kita miliki? Atau kita masih berlaku sombong dan egois sehingga kita mengabaikan Tuhan dan melupakan kesulitan sesama? Apakah sebagai Murid Yesus kita sungguh hanya menyandarkan hidup kepadaNya serta memiliki perhatian yang besar kepada sesama yang miskin, kelaparan, yang berduka dan mengalami penganiayaan? Marilah hal ini kita refleksikan bersama, agar kecaman Yesus tidak menimpa kita. Sebaliknya, kita semua yang kaya maupun miskin memiliki sikap yang sama, yaitu mengandalkan Allah dalam segala situasi hidup kita dan selalu memiliki kepedulian kasih terhadap sesama yang menderita. Maka kita semua boleh berharap untuk menikmati kebahagiaan sejati seperti yang dijanjkanNya. Tuhan memandang seluruh hidup kita dan memberkati kita semua dengan kebahagiaan sejati. Amin.

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa sumber kebijaksanaan, berkenanlah menjelaskan misteri kehidupan melalui roti anggur ini. Tunjukkanlah kepada kami Yesus Putera-Mu, yang menjadi kebijaksanaan kami. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.  Amin.

 

ANTIFON KOMUNI  –  Koloses 3:1

Kalian telah dibangkitkan bersama Kristus. maka carilah perkara yang di atas. Di mana Kristus berada, di sisi kanan Allah.

 

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber pembaharua hidup, jadikanlah kami manusia baru, karena kami telah bertemu dengan Putera-Mu. Berilah kami kira-Nya kejujuran dan kesederhanaan serta bongkarlah tembok pemisah antara kami satu sama lain. Demi Kristus, ….

No Comments

Leave a Comment