Selasa, 01 Desember 2020 – Peringatan Wajib Beato Dionisius dan Redemptus, Martir Indonesia

Senin 01-12-2020: Rm. Thomas Suratno SCJ dari Komunitas SCJ Jakarta Indonesia

 
 
 
 
AUDIO RESI: 

ANTIFON PEMBUKA

Para Kudus bergembira di surga, sebab telah mengikuti jejak Kristus Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria selamanya

 

PENGANTAR

Dionisius, asal Perancis Utara, semula seorang pelaut. Pada umur 35 tahun ia memutuskan menjadi imam dan masuk biara Karmel. Sedangkan Redemptus, asal Portugal, semula seorang tentara Portugal, yang menjadi bruder Karmel. Pada tahun 1638 keduanya mengikuti rombongan utusan Portugal ke Aceh. Sampai di sana mereka ditangkap dan dipenjarakan. Pada tanggal 29 November 1638 mereka gugur sebagai martir. Usaha mereka untuk mewartakan Injil di Indonesia nampaknya gagal total. Tetapi bukankah biji gandum harus jatuh dan mati, supaya dapat tumbuh dan berbuah?

 

DOA PEMBUKA

Marilah berdoa: Allah Bapa, sekalian manusia, Engkau telah mendorong Beato Dionisius dan Redemptus untuk meninggalkan tanah airnya masing-masing dan menaburkan benih sabda-Mu di Asia, Di tanal air kami mereka menyerahkan nyawa demi nama-Mu dan usaha mereka untuk mendatangkan kerajaan Allah terhenti. Kiranya kami mampu melanjutkan usaha mulia itu. sehingga akhirnya biji gandum yang jauh dan mati, menghasilkan buah melimpah Demi Yesus Kristus, Putra-Mu…

 

BACAAN PERTAMA: Kitab Yesaya 11:1-10

“Ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan.”

Pada akhir zaman sebuah tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia kan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan dengan kejujuran akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri. Ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang yang tetap terikat pada pinggang. Pada waktu itu serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan merumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anak-anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Bayi akan bermain-main dekat liang ular tedung, dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Mu yang kudus. Sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya. Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi para bangsa. Dia akan dicari oleh suku-suku bangsa, dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 72:2.7-8.12-13.17

Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim.

  1. Ya Allah, kiranya raja mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!

  2. Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut sampai ke laut, dari Sungai Efrat sampai ke ujung bumi!

  3. Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, ia kan membebaskan orang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa.

  4. Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari. Kiranya segala bangsa saling memberkati dengan namanya, dan menyebut dia berbahagia.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U ; Alleluya
S : Tuhan pasti datang; Ia datang dengan megah, dan mata para hamba-Nya akan berseri-seri.

 

BACAAN INJIL: Lukas 10:21-24

“Yesus bergembira dalam Roh Kudus.”

Pada waktu itu bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tiada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang oleh Anak diberi anugerah mengenal Bapa.” Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya dan berkata, “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kalian lihat. Sebab Aku berkata kepadamu, banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kalian lihat, namun tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, namun tidak mendengarnya.”

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Thomas Suratno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.

Sahabat Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya, Romo Thomas Suratno, SCJ dari komunitas SCJ  Jakarta Indonesia dalam Renungan Singkat- dehonian edisi hari ini Selasa, 01 Desember 2020 – PW Beato Dionesius dan Beato Redemptus – Biarawan Martir Indonesia. Marilah kita mendengarkan sabda Tuhan, yakni firman Tuhan yang tersurat dalam  INJIL: Luk 10:21-24

Melihat dan mendengar dalam konteks para murid ini kiranya adalah melihat dan mendengar Anak Manusia sendiri, yakni Yesus Kristus. Sang Mesias selalu dinantikan oleh setiap orang Yahudi. Dia yang diurapi Allah menjadi sumber dan tumpuan harapan Israel untuk kembali kepada masa kejayaan. Orang-orang sebelum para murid tentu saja menantikan datangnya Sang Mesias. Demikian juga dengan para nabi dan para raja yang menantikan saat itu. Namun mereka semua tidak pernah berjumpa dengan mereka dan mendengar secara langung dari Sang Mesias. Para rasul lah yang mengalami melihat dan mendengar itu.

Alasan berbahagia menjadi sangat komplit dan padat. Mereka tidak hanya membaca kisah, namun mereka mengalami Dia yang berkisah dan bersaksi. Para rasul bersentuhan langsung dengan Sang Mesias. Mereka mendengarkan suara-Nya, melihat mukjizat-mukjizat-Nya, mereka mengikuti-Nya kemana saja Ia pergi. Sampai dengan kematian-Nya disalib, beberapa dari mereka menyaksikan secara langsung dengan mata kepala mereka sendiri.

Kita saat ini tidak mendengar dan melihat secara langsung Sang Mesias. Pengakuan Iman para rasul menjadi pengakuan iman kita. Pengalaman perjumpaan para rasul dengan Yesus yang bangkit menjadi dasar pengalaman iman kita juga. Kita akan melihatnya nanti ketika Ia datang sebagai raja. Saat ini adalah saat kita menantikan hari itu, persis tidak tahu kapan saat dan waktunya. Kita senantiasa diajak untuk berjaga dalam iman.

Masa adven ini sekaligus menjadi masa penegasan iman kita kembali. Melalui masa penantian ini, kita diajak untuk semakin serius dalam beriman. Serius berarti kita tahu dan mengerti bagaimana kita, kita berani dan siap untuk mempertanggungjawabkan iman kita. Iman kita bukanlah iman yang dibangun dari dasar khayalan atau sesuatu yang semu sifatnya, namun justru dibangun dari pengalaman konkret perjumpaan dengan Dia yang bangkit dari antara orang mati.

Maka dari itu kalau hari ini kita memperingati dua orang beato yang meninggal sebagai biarawan di Aceh – Indonesia, yakni Beato Dionesius dan Beato Redemptus, di mana mereka bertahan dalam iman ketika semua anggota misi di Aceh pada waktu itu ditangkap, dipenjarakan, dan disiksa agar menyangkal imannya. Ini menjadi contoh bagi kita semua untuk siap siaga dan berjaga-jaga dalam iman. Ketahuilah bahwa selama sebulan mereka meringkuk di dalam penjara dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Lalu beberapa orang dari antara mereka meninggalkan imannya untuk membeli kebebasan mereka.

Pater Dionisius dan Bruder Redemptus terus meneguhkan iman saudara-saudaranya dan memberi mereka hiburan. Akhirnya di pesisir pantai tentara sultan mengumumkan bahwa mereka dihukum mati bukan karena berkebangsaan Portugis melainkan karena mereka adalah pemeluk agama Katolik.

Sebelum menyerahkan nyawa ke tangan para algojo, mereka semua berdoa dan Pater Dionisius mengambil salib dan memperlihatkan kepada mereka supaya jangan mundur, melainkan bersedia mengorbankan nyawa demi Yesus Yang Tersalib dan yang telah menebus dosa dunia, dosa mereka. Pater Dionisius memohon ampun kepada Tuhan dan memberikan absolusi terakhir kepada mereka satu per satu. Segera tentara menyeret Dionisius dan dimulailah pembantaian massal.

Setelah teman-temannya dibunuh satu-demi satu, Pater Dionisius masih bersaksi tentang Kristus dengan penuh semangat. Dia kemudian berdoa kepada Tuhan agar niatnya menjadi martir dikabulkan. Dikatakan bahwa seorang algojo – yang adalah seorang Kristen Malaka yang murtad – mengangkat gada dan mengayunkan dengan keras ke kepala Dionisius, disusul dengan kelewang yang memisahkan kepala Dionisius dari tubuhnya.

Kemartiran Pater Dionisius disertai dengan tanda-tanda di mana jenazahnya selama 7 bulan tidak hancur, tetap segar seperti sedang tidur. Menurut saksi mata, jenazah Dionisius sangat merepotkan orang sekitarnya, karena setiap kali dibuang – ke laut dan tengah hutan – senantiasa kembali lagi ke tempat ia dibunuh. Akhirnya jenazahnya dengan hormat dimakamkan di Pulau Dien (‘pulau buangan’). Kemudian dipindahkan ke Goa, India. Pater Dionisius a Nativity di beatifikasi bersama dengan Bruder Redemptus a Cruce pada tanggal 10 Juni 1900 oleh Paus Leo XIII.

Mari kita mengisi masa adven ini sebagai masa penantian dan pertobatan. Salah satu bentuk siap siaga dan kewaspadaan kita sebagai orang beriman adalah berani mengakui dan menyesali dosa-dosa dan kesalahan kita.

DOA:

Ya Tuhan, bantulah aku agar aku mampu menghayati masa penantian ini dengan imanku. Semoga masa ini menjadi masa yang berahmat bagiku untuk semakin mengenal Engkau sebagai penyelamatku. Bantulah aku agar aku mampu untuk senantiasa bersiaga dan waspada dalam iman. Amin.

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa mahakudus, Beato Dionisius dan Redemptus telah mengurbankan hidupnya. Terimalag kiranya kini roti anggur ini dan semoga karenanya kami berani memberi kesaksian tentang penebusan Mu tanpa gentar Demi. Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

 

ANTIFON KOMUNI – Yoh 12:24-25

Biji gandym yang tidak ditanam dan mati, akan tetap tinggal sebiji. Tetapi, jika mati, akan berbuah banyak sekalI.

 

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Allah Bapa kami yang maha pengasih, kami sudah menyambut tubuh Kristus dan bersatu dengan Dia. Semoga kami takkan pernah terpisah dari cinta kasih-Nya. berkat doa dan teladan para martir-Mu Beato Dionisius dan Redemptus serta berani menghadapi segala tantangan Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami

No Comments

Leave a Comment