Senin, 12 Juli 2021 – Hari Biasa Pekan XV

Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Komunitas SCJ Palembang Indonesia

 
 
 
 

AUDIO RESI (DOWNLOAD)

ANTIFON PEMBUKA –  Mazmur 124:8

Penolong kita ialah Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

PENGANTAR: 

Umat Allah di Mesir ditimpa cobaan berat. Nasib para murid. Yesus tidak lebih baik. Barangsiapa tidak mengangkat salibnya dan mengikuti Dia, tidak pantas sebagai murid-Nya. Tetapi yang memenuhi tuntutan secara radikal, disamakan dengan diri-Nya

DOA PEMBUKA

Marilah berdoa: Allah Bapa mahakuasa dan kekal, perkenankanlah kami mengenal suara sabda-Mu dan selanjutnya menyesuaikan suara kami dengan suara Sabda itu, ialah Yesus Kristus Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Keluaran 1:8-14.22

“Marilah kita bertindak terhadap orang Israel dengan bijaksana, agar mereka jangan semakin bertambah banyak.”

Pada waktu itu tanah Mesir diperintah oleh raja baru yang tidak mengenal Yusuf. Berkatalah raja itu kepada rakyatnya, “Lihat, bangsa Israel itu sangat banyak, dan jumlahnya lebih besar daripada kita. Marilah kita bertindak terhadap mereka dengan bijaksana, agar mereka jangan semakin bertambah banyak. Jangan-jangan, jika terjadi peperangan, mereka bersekutu dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari sini.” Maka pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas orang-orang Israel, untuk menindas mereka dengan kerja paksa. Mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses. Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembanglah mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu. Maka dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat. Mereka dipaksa mengerjakan tanah liat dan membuat batu bata. Juga berbagai-bagai pekerjaan di padang; ya segala macam pekerjaan dengan kejam dipaksakan oleh orang Mesir kepada mereka itu. Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya, “Setiap anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani lemparkanlah ke dalam Sungai Nil. Tetapi anak-anak perempuan biarkanlah hidup.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 124:1-3.4-6.7-8

Ref. Pertolongan kita dalam nama Tuhan.

  1. Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, — biarlah Israel berkata demikian, — jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.

  2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu. Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!

  3. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat perangkap, jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Mat 5:10) Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 10:34- 11:1

“Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.”

Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.

Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya.” Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ

Vivat Cor Jesu, Per Cor Marie… Hiduplah Hati Kudus Yesus, melalui Hati Maria…

Sahabat Resi Dehonian yang dicintai dan mencintai Hati Kudus Yesus.. Jumpa Kembali Bersama Saya, Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Palembang dalam Resi (Renungan singkat) Edisi Senin, 12 Juli 2021, dalam masa Biasa Pekan ke 15. Semoga belas kasih dan kerahiman, serta berkat melimpah dari Hati Kudus Yesus turun atas kita semua. Amin

Tema Resi kita kali ini adalah: Pedang yang memisahkan kita dari dosa dan duniaMari kita persiapakan hati untuk mendengarkan bacaan hari ini. Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin

Saudari-saudara sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. Mendengarkan sabda Tuhan hari ini sontak membuat hati kita terkejut dan bertanya-tanya, bukan Yesus sang raja damai lalu mengapa Tuhan justru mengatakan hal tersebut. “Aku dating bukan untuk membawa damai melainkan pedang” Apa yang dimaksud Tuhan? Apakah benar menginginkan pedang yang dalam arti harafiah sebagai symbol perang? Para sahabatku yang terkasih, apa yang disabdakan Tuhan hari ini bukanlah tujuan Tuhan hadir di dunia, tetapi apa yang disabdakan Tuhan Yesus adalah konsekuensi kita sebagai murid-muridNya.  Oleh karena itu, perkataan Yesus yang mengatakan bahwa Dia datang “bukan membawa damai melainkan pedang” harus dipahami dalam konteks konsekuensi yang akan dihadapi oleh murid-murid-Nya. Yesus tidak mengajarkan jalan kekerasan, perpecahan, atau pertengkaran dalam rumah tangga dan masyarakat. Namun, mau tidak mau, hal tersebut akan dihadapi oleh para murid sebagai akibat dari panggilan untuk menjadi murid-Nya. Hal ini ditegaskan oleh Yesus, “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.” Kata “salib” di sini dipahami sebagai penderitaan yang ditanggung oleh seseorang karena menjadi pengikut Yesus. Salib yang paling berat adalah ketika orang itu ditolak atau dijauhi oleh anggota keluarga sendiri. Seorang murid Yesus harus sanggup menanggung salib tersebut. Tuhan Yesus membawa “Pedang” yaitu sebagai pemisah ketika hadir kedunia menyelamatkan kita. Memisahkan umat yang dikasihinya dari dosa dan dari dunia yang menolak-Nya. Lalu apa yang bisa kita pelajari dari perikop yang kita dengar hari ini. Saya menawarkan 3 hal.

1. Tuhan Yesus meminta kita untuk memisahkan diri dari Tindakan-tindakan dosa, dari orang-orang yang berdosa, dari dunia yang jelas-jelas menolak-Nya. Kita diundang untuk hidup benar dalam terang iman Kristiani, artinya kita siap memikul salib kehidupan kita sebagai orang Kristen, bahkan kalua harus bertentangan dengan keluarga yang menolak Kristus atau lingkungan yang mengajak kita berbuat tidak benar atau berdosa.

2. Maksud Tuhan dalam pemisahan ini adalah, agar kita umatNya selalau bertekun dalam iman, dalam mengejar keselamatan dan kekudusan, agar kita hidup semata demi kemuliaan Allah dan berjuang agar Hati Kudus-Nya senantiasa merajai hati banyak orang dengan demikian banyak orang diselamatkan dan terbebas dari dosa dan kesalahan. Dengan kata lain selalu mengajak orang untuk berbuat baik, berbuat kasih.

3. Sikap kita terhadap perintah Tuhan ini atau sabda Tuhan yang keras ini adalah, agar kita membenci dosa, ketidak benaran dan sistim dunia yang melawan ajaran moral Gereja. Melawan segala Tindakan dan ajaran yang bertentangan dengan ajaran moral Gereja, kita juga tetap diundang untuk senantiasa berbuat kasih kepada mereka yang melawan ajaran moral Gereja, tetap berbuat kasih kepada orang-roang yang memusuhi kita karena Tindakan kita yang benar.

Para sahat Resi dehonian yang dikasih dan mengasihi hati Yesus. Sekali lagi saya tegaskan bahwa Tuhan Yesus tidak mengajarkan jalan kekerasan, perpecahan, atau pertengkaran dalam rumah tangga dan masyarakat. Namun, itulah konsekuensi kita sebagai pengikut Kristus, sebagai murid-muridNya. Yang menjadi pertanyaan dan renungan kita sekarang adalah: apakah sebagai murid Yesus Kristus, kita sudah siap menghadapi bermacam-macam “pedang” dalam kehidupan harian kita?

Semoga Hati Kudus Yesus semakin merajai hati kita dan memberikan rahmat yang sungguh kita butuhkan untuk menghadapi bermacam-macam pedang dalam hidup kita. Amin. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin. Tuhan memberkati. Berkah Dalem

DOA PEMBUKA: 

Allah Bapa mahabaik, melalui roti anggur ini kami mohon diberi kedamaian dan semoga kami dapat merasakan daya Sabda-Mu, ialah Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

ANTIFON KOMUNI  – Matius 10:38

Barangsiapa tidak mengangkat salibnya dan mengikuti Aku, tak layak menjadi murid-Ku.

DOA SESUDAH KOMUNI

Marilah berdoa: Allah Bapa mahasetia, semoga kami mematuhi sabda yang telah Kausampaikan melalui Yesus, sumber kedamaian. Perkenankanlah kami mengikuti Dia serta menghayati sabda-Nya sepanjang hidup kami. Sebab Dialah ….

No Comments

Leave a Comment