Sabtu, 17 September 2022 – Hari Biasa Pekan XXIV

Rm. Agustinus Guntoro SCJ dari Komunitas SCJ Martino Capelli Hong Kong

 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – 1 Korintus 15:49

Seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.

PENGANTAR:

Bila orang menggambarkan Yesus yang telah bangkit, mudah kita mengacu kepada hidup duniawi yang diperbarui. Paulus mau menjelaskan bahwa hidup itu sama sekali baru. Yesus yang telah bangkit itu lain sama sekali. Warta ini tetap diwartakan Tuhan dan hal itu diminta-Nya pula dari Gereja. Segalanya diperbarui. Roh-Nya yang melakukan itu. Surga dan bumi dijadikan baru.

DOA PEMBUKA:

Marilah bedoa: Allah Bapa kami, sumber segala pembaruan, perkenankanlah kami menyerupai Sang Manusia baru yang telah Kauutus mendatangi kami. Kami mohon agar dapat mendiami dunia seperti rumah-Mu. Demi Yesus Kristus Putra-Mu ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus 15:35-37.42-49

“Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.”

Saudara-saudara, mungkin ada orang bertanya, “Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apa mereka akan datang kembali?” Hai orang bodoh! Benih yang kautaburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, jika tidak mati dahulu. Dan yang kautaburkan itu bukanlah rupa tanaman yang akan tumbuh, melainkan biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. Demikian pulalah halnya dengan kebangkitan orang mati: Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. Seperti ada tertulis, ‘Manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup. Tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan’. Tetapi yang mula-mula datang, bukanlah yang rohaniah, melainkan yang alamiah; barulah kemudian yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani; manusia kedua berasal dari surga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan yang berasal dari debu tanah, dan makhluk-makhluk surgawi sama dengan Dia yang berasal dari surga. Jadi seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAP: Mazmur 56:10.11-12.13-14

Ref. Aku berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.

  1. Musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin bahwa Allah berpihak kepadaku.

  2. Kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Tuhan, yang sabda-Nya kujunjung tinggi, kepada-Nya aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadapku?

  3. Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kupenuhi dan kurban syukur akan kupersembahkan kepada-Mu. Sebab Engkau telah meluputkan daku dari maut, dan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; sehingga aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Luk 8:15)  Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 8:4-15

“Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.”

Banyak orang datang berbondong-bondog dari kota-kota sekitar kepada Yesus. Maka Yesus berkata dalam suatu perumpamaan, “Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih. Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat.” Sesudah itu Yesus berseru, “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar.” Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: benih itu ialah Sabda Allah. Yang jatuh di pinggir jalan ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.”

Demikianlah Sabda Tuhan 
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Guntoro SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Para sahabat dimana pun Anda berada, saya, Agustinus Guntoro, scj dari komunitas Martino Capelli di Hong Kong, menyapa dan mengundang Anda untuk sejenak merenung bersama RESI (Renungan Singkat) Dehonian, hari ini, tanggal 17 September 2022.

Para sahabatku yang terkasih, ada 4 macam jenis tanah yang dijadikan perumpamaan oleh Tuhan Yesus. Untuk ringkasnya, saya bagi dua, yaitu tanah yang tidak baik dan tanah yang baik atau subur.

Pertanyaan untuk kita renungkan, kita (Anda masing-masing) memilih mau menjadi tanah yang mana? Ya, tentu saja kita ingin menjadi tanah subur, karena hanya dengan tanah yang subur, kita akan menghasilkan buah. Tetapi kalau kenyataannya, kita ini seperti tanah yang tidak subur, gimana dong?

Disinilah tantangannya! Sebetulnya bukan soal keadaan tanah kita saat ini yang menjadi masalahnya, tetapi lebih soal bagaimana kita merawat dan mengubah keadaan tanah kita. Tanah yang subur, tetapi tanaman dan tanahnya tidak dirawat, ya jelas nggak akan maksimal menghasilkan buah. Sebaliknya, bila tanah yang tidak subur terus menerus diolah, diberi pupuk, dan diberi air secukupnya, pasti pada akhirnya akan bisa menghasilkan buah. Nah… dengan demikian yang menjadi kata kuncinya adalah perawatan. Dalam konteks ini, dosanya kita adalah saat kita tidak merawat tanah atau hati ini secara konsisten alias malas-malasan. Gereja menyediakan banyak sarana untuk perawatan hati kita (doa, Ekaristi, Kitab Suci, Sakramen dan yang lain-lain), sudahkah kita manfaatkan semaksimal mungkin?

Para sahabat yang terkasih, semoga Hati Kudus Yesus semakin merajai hati kita, agar kita dimampukan untuk menjadi pribadi-pribadi yang tidak malas untuk merawat diri, merawat hati. Tuhan memberkati kita semuanya.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa, sumber kehidupan, semoga hidup, wafat, dan kebangkitan Yesus Putra-Mu menyuburkan hidup kami, bagaikan butir gandum yang jatuh di tanah lalu menghasilkan buah yang menjadi rezeki kami. Demi Kristus ….

ANTIFON KOMUNI – Lukas 8:15

Yang jatuh di tanah baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

DOA SSESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber kehidupan, kami bersyukur atas benih sabda-Mu, yang telah Kautaburkan di dunia ini. Semoga pertumbuhannya jangan sampai kami ganggu, tetapi semoga kami terbuka terhadap Roh-Mu, yang mendampingi pertumbuhannya dengan subur. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. 

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

1 Comment

Leave a Comment