Minggu, 27 Juni 2021 – Hari Minggu Biasa XIII

Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ dari komunitas SCJ Gisting Lampung – Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mzm. 47:2

Segala bangsa, bertepuk tanganlah, elu-elukanlah Allah de ngan sorak-sorai.

PENGANTAR: 

Ada idiom yang mengatakan, “Manusia berusaha tetapi Tuhan yang menentukan”. Usaha manusia sangatlah ter batas. Namun, dalam ambang batas itulah, manusia diajak untuk berserah seutuhnya kepada Allah. Karena belas kasih-Nya, Allah tidak membiarkan manusia jatuh dalam kebinasaan. Allah menghendaki manusia mengalami kesela matan. Syaratnya adalah manusia mau datang dan berserah kepada Tuhan. Melalui Ekaristi ini kita semakin diteguhkan untuk mengandalkan Allah dalam kehidupan kita.

DOA PEMBUKA:

Marilah kita berdoa. (hening sejenak) Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk memberi hidup baru bagi kami. Kami mohon bangkitkanlah iman kami agar memiliki keberanian untuk berbagi hidup dan talenta kami kepada sanak saudara kami yang berkekurangan. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. U Amin.

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan 1:13-15; 2:23-24 

“Karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia.”

Allah tidak menciptakan maut, dan Ia pun tak bergembira kalau makhluk yang hidup musnah binasa. Sebaliknya Ia menciptakan segala sesuatu supaya ada; dan supaya makhluk-makhluk jagat menemukan keselamatan. Racun yang membinasakan tidak ditemukan di antara mereka, dan dunia orang mati tidak merajai bumi. Maka kesucian mesti baka. Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan menjadikannya gambar hakikat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 30:2+4.5-6.11-12a+13b

Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.

  1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membarkan musuh-musuhku, bersukacita atas diriku. Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku, di antara mereka yang turun ke liang kubur.

     

  2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

     

  3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku, Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus 8:7.9.13-15

“Hendaklah kelebihanmu mencukupkan kekurangan saudara-saudara yang lain.”

Saudara-saudara, hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih, sebagaimana kamu kaya dalam segala sesuatu; dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami. Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, yakni: Sekalipun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kamu, supaya karena kemiskinan-Nya, kamu menjadi kaya. Sebab kamu dibebani bukan supaya orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihanmu mencukupkan kekurangan orang-orang kudus, agar kelebihan mereka kelak mencukupkan kekuranganmu, supaya ada keseimbangan. Seperti ada tertulis: Orang yang mengumpulkan banyak tidak kelebihan, dan orang yang mengumpulkan sedikit tidak kekurangan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (2 Tim 1:10b) Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 5:21-43

“Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!”

Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia. Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau. Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya. Dengan sangat ia memohon kepada-Nya, “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati. Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai habislah semua yang ada padanya; namun sama sekali tidak ada faedahnya, malah sebaliknya: keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya, “Asalkan kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya. Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya, “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab, “Engkau melihat sendiri bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu! Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya. Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus. Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus. Maka kata Yesus kepada perempuan itu, “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata, “Anakmu sudah mati! Apa perlunya lagi engkau menyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat, “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus, dan Yohanes, saudara Yakobus. Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu, “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar. Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu, dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus masuk ke dalam kamar anak itu. Lalu Yesus memegang tangan anak itu, seraya berkata, “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Bagi orang percaya, apapun bisa terjadi. Bahkan hal yang bagi banyak orang tidak mungkin, bagi orang percaya sangat mungkin terjadi. Karena percaya, hanya menyentuh salah satu bagian kecil dari pakaian Yesus, perempuan itu mendapat daya kesembuhan total. Tindakannya sederhana, efeknya total dan penuh. Penderitaannya bertahuan-tahun, kesembuhannya terjadi seketika. Itulah orang percaya, apapun bisa terjadi dan mungkin.

Orang percaya tidak memerlukan diskusi dan perdebatan panjang lebar, seperti kisah kedua dalam Injil hari ini. Kepercayaan itu muncul dari dalam diri sendiri, dikunyah dalam pikiran, perasaan, dan akhirya diwujudkan dalam tindakan. Iman kepercayaan tidak memerlukan pengakuan dari orang lain, apalagi respon dan dukungan dari banyak orang. Tidak satupun dari orang itu yang tau tentang apa yang menjadi pergulatan sang wanita. Tetapi bukan karena itu kemudian imannya tidak berbuah. Bahkan yang tidak terungkap pun ditangkap oleh Yesus, dan karunia keselamatan mengalir kepada mereka yang percaya.

Kita bisa menjadi bagian dari orang yang percaya itu. Membangun kepercayaan dalam hati sering kali tidak mudah. Pikiran kita sering memikirkan secara logis berbagai macam hal, bahkan termasuk juga dengan kepercayaan. Disanalah hambatan besar yang sering kita alami untuk menjadi orang yang percaya tanpa syarat.

Untuk menjadi percaya, tutorial sederhanya persis seperti apa yang dilakukan oleh perempuan yang mengalami pendarahan itu. Ia percaya begitu saja, tidak memikirkan kemungkinan diusir oleh para murid Yesus, tidak memikirkan bagaimana kalau dimarah Yesus. Ia yakin dan percaya, maka dia lakukan. Sederhananya, tidak ada pertentangan antara pikiran, pertimbangan hati, dan tindakan kehendak.

Demikian juga dengan kita, saya yakin dan percaya dalam iman, maka saya melakukannya. Bukan untuk mencelakai orang lain, atau mencari kekayaan sendiri, atau yang hanya sifatnya menyenangkan, tetapi kepercayaan itu untuk kebaikan dan kehidupan. Kepercayaan itu adalah kesatuan antara kepala (head), hati (heart), dan tangan (hand).

DOA UMAT:

I : Tuhan Yesus Kristus mengajak kita untuk percaya dan takut kepada Allah agar kita memperoleh kehidupan yang sejati. Maka, marilah kita panjatkan dengan mantap dan penuh iman doa-doa kita kepada Allah Bapa kita.

L : Bagi seluruh Gereja. Al Allah Bapa Mahabaik, pimpinlah Gereja-Mu untuk berani terlibat dalam pembangunan masyarakat dan mau ambil bagian dalam kegembiraan serta harapan semua orang.

U : Semoga Gereja-Mu semakin bermakna bagi masyarakat dan kesejahteraan seluruh umat manusia.

L : Bagi daerah-daerah miskin: Ya Bapa, dampingilah para pemimpin daerah-daerah miskin agar berhasil mengejar keterbelakangan mereka di bidang ekonomi dan teknik sehingga dapat memajukan kesejah teraan daerahnya.

U : Semoga umat-Mu semakin berkobar di dalam semangat persaudara an sejati untuk saling membantu dalam memajukan kesejahteraan hidup sesamanya.

L : Bagi pemecahan masalah penderitaan. Ya Bapa, terangilah para pelayan masyarakat agar mampu menemukan jalan yang tepat untuk mengatasi segala macam penderitaan yang dialami oleh masyarakat.

U : Tuntunlah kami untuk tetap memiliki kepedulian dalam ikut serta membantu meringankan penderitaan saudara-saudara di sekitar kami.

L : Bagi saudara-saudara kita yang sedang sakit. Ya Bapa, semoga perhatian dan upaya kami terhadap me reka yang sedang sakit, membuat mereka melihat penyelenggaraan Ilahi yang penuh cinta kasih. 

U : Ajarilah kami untuk tidak takut dan selalu percaya akan penye lenggaraan-Mu yang amat indah bagi hidup kami.

I : Allah Bapa kami, Yesus Kristus, Putra-Mu telah menjadi miskin agar berkat kemiskinan-Nya kami menjadi kaya. Perkenankanlah kami selalu mengalami kasih setia-Mu dan kabulkanlah doa-doa kami demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U : Amin

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Ya Bapa, kami datang kepada-Mu dengan mempersembah kan roti dan anggur ini sebagai kenangan akan wafat dan kebangkitan Yesus. Kami mohon terimalah persembahan kami ini agar mendatangkan keselamatan bagi kami. Demi Kristus, Tuhan dan Putra-Mu, Pengantara kami. U Amin

ANTIFON KOMUNI — Bdk. Yoh. 17:20-21

Bapa, untuk mereka Aku berdoa, supaya mereka semua menjadi satu di dalam Kita, agar dunia percaya bahwa Eng kaulah yang telah mengutus Aku, Sabda Tuhan.

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Marilah kita berdoa: Ya Allah, kami bersyukur karena telah Kauperkenankan untuk mengambil bagian dalam perjamuan kudus Putra Mu. Semoga kami semakin kuat dalam iman, teguh dalam pengharapan dan berkembang dalam cinta kasih sehingga pada saat akhirnya nanti, kami kedapatan layak untuk me nerima anugerah kebahagiaan kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. U : Amin.

 
 
 
 

No Comments

Leave a Comment