Selasa, 22 Agustus 2023 – Peringatan Wajib. St. Perawan Maria, Ratu

Rm. Petrus Haryanto SCJ dari Komunitas SCJ Paroki St. Andreas Rasul Mesuji Lampung-Indonesia

 
 
 

AUDIO MP3:

ANTIFON PEMBUKA:

Permaisuri berdiri di sisi Baginda, pakaiannya beraneka warta dan selubungnya berkilau laksana emas.

PENGANTAR:

Rasanya tidak selaras dengan Kitab Suci, memberikan gelar ratu kepada seorang gadis sederhana dari Nazaret. Ia sendiri ingin menjadi hamba Tuhan. Keratuannya memang bukan dari dunia ini, bukan karena keindahan dan kemewahan lahiriah. Ia Ratu iman, iman yang sederhana dan mendalam. Ratu kesetiaan yang rendah hati dan konsekueN. Dialah sungguh-sungguh ‘first lady’.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa, Raja mahamulia, Engkau sudah menentukan Bunda Putera-Mu menjadi Bunda dan Ratu kami. Sudilah menyokong kami berkat doanya, agar kami memperoleh kemuliaan anak-anak-Mu dalam kerajaan surga. Demi Yesus Kristus, …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Hakim-Hakim 6:11- 24a

“Gideon, engkau akan menyelelamatkan Israel. Ketahuilah, Akulah yang mengutus engkau.”

Pada zaman para hakim datanglah Malaikat Tuhan dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, milik Yoas, orang Abiezer. Ketika itu Gideon, anak Yoas, sedang mengirik gandum di tempat pemerasan anggur, agar tersembunyi bagi orang Midian. Malaikat Tuhan lalu menampakkan diri kepadanya dan berkata, “Tuhan sertamu, pahlawan gagah berani.” Jawab Gideon kepadanya, “Ah Tuanku, jika Tuhan menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: ‘Bukankah Tuhan telah menuntun kita keluar dari Mesir?” Tetapi sekarang Tuhan membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian.” Lalu Tuhan berpaling kepada Gideon dan bersabda, “Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Ketahuilah, Akulah yang mengutus engkau.” Tetapi Gideon menjawab, “Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye, dan aku pun yang paling muda di antara kaum keluargaku.” Bersabdalah Tuhan kepadanya, “Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian sampai habis.” Maka jawab Gideon kepada-Nya, “Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang bersabda kepadaku. Janganlah kiranya pergi dari sini, sampai aku datang membawa persembahan dan meletakkannya di hadapan-Mu.” Sabda-Nya, “Aku akan tinggal di sini sampai engkau kembali.” Maka masuklah Gideon ke dalam, lalu mengolah seekor anak kambing dan roti yang tidak beragi dari tepung seefa; ditaruhnya daging itu dalam bakul dan kuahnya dalam periuk. Lalu dibawanya kepada malaikat di bawah pohon tarbantin, dan dihidangkannya. Bersabdalah Malaikat Tuhan itu kepada Gideon, “Ambillah daging dan roti tak beragi itu, letakkanlah di atas batu ini, dan tuangkanlah kuahnya.” Gideon berbuat demikian. Lalu Malaikat Tuhan mengulurkan tongkat yang ada di tangannya. Dengan ujung tongkat itu disentuhnya daging dan roti itu. Maka timbullah api dari batu dan memakan habis daging dan roti itu. Kemudian Malaikat Tuhan itu menghilang dari pandangan Gideon. Maka tahulah Gideon, bahwa itu Malaikat Tuhan. Ia berkata, “Celakalah aku, Tuhanku Allah! Sebab aku telah melihat Malaikat Tuhan dengan berhadapan muka.” Tetapi Tuhan bersabda kepadanya, “Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati.” Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi Tuhan, dan menamainya ‘Tuhan itu Keselamatan’.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 85: 9,10-12,13-14

Ref. Tuhan menjanjikan keselamatan kepada umat-Nya.

  1. Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan?

  2. Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit.

  3. Bahkan Tuhan akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya, alleluya.
S : (2Kor 8:9) Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 19:23-30

“Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum, daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga.”

Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga.” Mendengar itu gemparlah para murid dan berkata, “Jika demikian siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata, “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Lalu Petrus berkata kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sungguh, pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kalian yang telah mengikuti Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang demi nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudara-saudarinya, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Petrus Haryanto SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sahabat RESI Dehonian yang terkasih. Hari ini Gereja merayakan PW Santa Perawan Maria, Ratu. Pesta liturgis ini bisa kita pandang sebagai kelanjutan dari ketentuan tentang pengangkatan SP Maria ke surga. Maria disebut Ratu oleh karena Kristus adalah Raja. Konsili Vatikan II meneruskan tradisi sejak abad IV, dan menegaskan: “Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya” (Lumen Gentium, 59). Gelar Ratu diberikan untuk menunjukkan secara resmi bagaimana keadaan SP Maria yang bertahta di sisi Puteranya, Raja Kemuliaan itu. 

Kita harus mengakui juga bahwa pemberian gelar kepada Maria sebagai ratu, bukan karena ketenaran, kemewahan lahiriah atau kecantikannya, melainkan karena ketaatan, kerendahanhati dan kesetiaan Maria. Paus Benediktus XVI menunjukkan bahwa penerimaan Maria yang rendah hati dan tanpa pamrih pada kehendak Allah merupakan alasan utama bahwa ia adalah Ratu Surga.

Sabda Tuhan yang baru saja kita baca dan dengarkan mengetengahkan kepada kita suatu ilustrasi bagaimana seseorang dihadapkan pada sikap yang menuntut diri untuk menjadi rendah hati. Salah satu bagian percakapan Yesus dengan seorang muda yang kaya dan saleh, “Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah”.

Penyebutan figur orang kaya tampaknya untuk menunjuk suatu situasi kemapaman, kenyaman dan kelekatan terhadap sesuatu. Demikianlah sikap-sikap yang sering menghalangi seseorang menjadi rendah hati di hadapan Allah. Dengan sikap-sikap seperti itu, siapapun dan termasuk kita, sering mencari Allah sekedar untuk melengkapi kemapanan atau kenyamanan kita semata. Seperti si pemuda kaya, kita mungkin berpikir bahwa hidup kekal seolah mampu diraih dengan kemampuan kita sendiri, dengan harta yang kita miliki, atau dengan olah kesalehan kita sendiri.

Di sisi lain bahwa tidak semua orang miskin atau siapapun yang berkomitmen untuk membangun semangat miskin pasti masuk Kerajaan Surga. Terlebih bila dalam kemiskinan atau dalam cara hidupnya itu justru orang menghabiskan waktunya menjadi hamba kerja, menjadi hamba harta dan melupakan Allah.

Yesus tidak mempersoalkan perihal menjadi orang kaya atau menjadi orang miskin, atau menjadi orang saleh. Ia mengajar murid-murid-Nya bahwa tak jarang menjadi sulit bagi orang kaya maupun orang yang miskin untuk sampai pada sebuah keputusan di mana ia bersedia dengan rendah hati menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan percaya kepada-Nya untuk keselamatan hidupnya. Ini adalah sebuah panggilan dan tantangan bagi kita semua yang bersemangat miskin, yang sedang memperjuangkan iman kita masing-masing.

Semoga kita semakin rendah hati, mampu menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan mempercayakan hidup kita, perjuangan kita hanya kepada Allah; sehingga akhirnya kita mendapatkan mahkota kemuliaan bersama dengan Maria Ratu.

Tuhan memberkati niat-niat baik kita. AMIN

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa yang maharahim, kami mempersembahkan roti dan anggur ini untuk merayakan peringatan Santa Perawan Maria. Semoga Putera-Mu yang menjelma menguatkan kami, karena Ia sudah menyerahkan diri pada salib sebagai kurban yang tak bernoda. Dialah Tuhan,…

ANTIFON KOMUNI:

Berbahagialah engkau yang telah percaya, bahwa sungguh akan terlaksana apa yang sudah disampaikan Tuhan kepadamu.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahamurah, pada peringatan Santa Perawan Maria, kami sudah menyambut santapan surgawi. Kami mohon dengan rendah hati semoga kami layak turut serta dalam perjamuan abadi. Demi Kristus, …

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santa Perawan Maria Ratu (St. Maria Regina)

Santa Maria Regina atau Santa Perawan Maria Ratu dirayakan peringatannya setiapa tanggal 22 Agustus oleh Gereja Karolik Roma. Maria disebut Ratu oleh karena Kristus adalah Raja. Konsili Vatikan II meneruskan tradisi sejak abad IV, menegaskan kembali ajaran tentang keratuan Maria: “Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya” (Lumen Gentium59). Gelar Ratu diberikan untuk menunjukkan secara resmi keadaan SP Maria yang bertahta di sisi Puteranya, Raja Kemuliaan. Gelar sebagai Ratu beserta kekuasaannya telah diperkenalkan di lingkungan rahib Benediktin sejak awal abad XII. Nyanyian yang amat terkenal Salve Regina sudah diketahui dalam abad XI. Madah itu merupakan ungkapan khas para rahib dalam menyatakan permohonan kepada SP Maria.

Mengapa Sang Bunda digelari Ratu? Sejenak kita lihat dalam Kitab Suci:

Keratuan Maria bisa dimengerti sebagai ambil bagian secara unggul dalam imamat rajawi umat Perjanjian Baru (bdk. 1Ptr 2:9-10). Semua orang dipanggil untuk memerintah bersama Kristus (bdk 2Tim 2:12; Why 22:5). SP Maria merupakan yang pertama dari semua orang yang terpanggil untuk memerintah bersama Kristus untuk selama-lamanya.

Keratuan Maria juga merupakan konsekuensi keikutsertaan Bunda Maria dalam misteri Paska Puteranya yang dinyatakan dalam perendahan diri, penderitaan dan kemuliaan (bdk Flp 2:6-11). Oleh karena Maria telah turut serta dalam merendahkan diri sebagai hamba dan mengalami sengsara bersama Kristus, maka layaklah Bunda Maria mengalami kemuliaan bersama Kristus.
Keratuan SP Maria adalah tujuan akhir dari perjalanan sebagai murid. Pada akhir hidupnya di dunia SP Maria dipindahkan ke dalam Kerajaan Puteranya (bdk. Kol 1:13) dan menerima kepenuhan “mahkota kehidupan” (bdk Why 2:10; 1Kor 9:25). Tujuan akhir ini mempunyai makna bagi Gereja dan seluruh ciptaan, sebab SP Maria yang kini telah bersatu sepenuhnya dengan Kristus merupakan gambar arah perjalanan sejarah Gereja dan seluruh ciptaan menuju “langit dan bumi yang baru” (Why 21:1), suatu kediaman bersama Allah di mana “tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita” (Why 21:4).

Paus Pius XII menyebut Maria sebagai Ratu karena ia adalah Bunda Kristus dan juga karena seturut kehendak Allah ia memainkan peranan yang unik dalam karya Penebusan Tuhan. “…sebagaimana Puteranya, Maria mengalahkan maut dan diangkat dengan badan dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi, di mana sebagai ratu ia duduk dalam kemegahan di sisi Puteranya, Raja abadi” (Pius XII, Munificentissimus Deus; Acta Apostolicae Sedis42 (1950). Gelar Maria sebagai Ratu dinyatakan dalam dokumen Gereja, khususnya dalam ensiklik Pius XII’s Ad caeli reginam (Acta Apostolicae Sedis 46 (1954). Pius XII menegaskan keratuan Maria dengan memasukkan dalam kalender liturgi tanggal 31 Mei sebagai pesta Maria Ratu.

Ketika kalender liturgi diperbaharui pada tahun 1969, pesta SP Ratu diubah menjadi tanggal 22 Agustus, yaitu dalam oktaf atau hari ke delapan sesudah Hari Raya Pengangkatan SP Maria ke Surga. Pesta liturgis yang baru ini bisa dipandang sebagai kelanjutan dari ketentuan tentang pengangkatan Maria ke surga, dan sebagai penegasan tentang pengantaraan Maria. Pius XII mempersembahkan dunia kepada Hati Maria Tak Bernoda, Bunda dan Ratu, pada tanggal 31 Oktober 1942, sebagai pengakuan publik akan keratuan Maria sebagaimana kerajaan Kristus. Rumusannya berbunyi: “Sebagaimana Gereja dan seluruh umat manusia dipersembahkan kepada Hati Kudus Yesus… maka dengan cara yang sama kami pun mempersembahkan diri untuk selama-lamanya kepadamu dan kepada Hatimu yang Tak Bernoda, Bunda kami dan Ratu dunia, agar cinta dan perlindunganmu mempercepat kemenangan kerajaan Allah” (Acta Apostolicae Sedis 34 (1942).

2 Comments

  • Herlin Agustus 22, 2023 at 3:49 am

    Santa Maria Regina.
    Doakanlah kami anakmu.
    Kasihanilah kami
    Selamatkanlah kami oleh karena kerahimanmu dan kasihmu pada kami untuk sl setia berdoa bagi kami.
    Terpujilah engkau Bundaku dan bunda Tuhan Yesus kini sepanjang segala abad.
    Amin

    Reply
  • Firmus dega Agustus 22, 2023 at 8:09 am

    Makasih Romo

    Reply

Leave a Comment